Photo

Photo

Friday 9 June 2017

KELUAR DARI ISTANA

Jika tak dapat berkelit dari hukuman, maka bukan Abu Nawas namanya. Ia selalu memiliki banyak cara dan alasan agar lolos dari hukuman.

Dengan tenangnya Abu Nawas ini menduduki singgasana raja, bahkan ia sampai menjual harga diri rajanya agar lolos dari hukuman.

MENDUDUKI SINGGASANA RAJA.

Setelah semalamam dipikirkan, Abu Nawas menemukan cara jitu untuk keluar dari lingkungan istana.

Pada keesokan harinya, ia sengaja bangun pagi-pagi sekali kemudian pergi ke ruang utama istana. Saat itu suasana masih sepi, hanya terdapat beberapa pengawal. Raja Harun sendiri masih terbaring di tempat tidurnya, Pada saat itulah Abu Nawas mendekati singgasana raja dan mendudukinya. Tak hanya itu saja, Abu Nawas juga mengangkat kaki dan menyilangkan salah satu kakinya seolah-olah dialah rajanya.

Melihat kejadian itu, beberapa pengawal kerjaaan terpaksa mengangkap Abu Nawas. Mereka menilai bahwa siapapun tidak berhak duduk di singgasana raja kecuali Raja Harun sendiri.

Barang siapa yang menempati tahta raja, termasuk dalam kejahatan yang besar dan hukuman mati yang diberikan.

Para pengawal menangkap Abu Nawas kemudian menyeretnya turun dari tahta dan memukulinya.

Mendengar teriakan Abu Nawas yang kesakitan, raja menjadi terbangun dan menghampirinya.

'Wahai pengawal, apa yang kalian lakukan?" tanya raja.

"Ampun Baginda, Abu Nawas telah lancang duduk di singgasana Paduka, kami terpaksa menyeret dan memukulinya," jawab salah seorang pengawal.

Sesaat setelah itu, AbuNawas tiba-tiba saja menangis. Tangisannya sengaja ia buat kencang sekali sehingga banyak menyita perhatian penduduk istana lainnya.

"Benarkah yang dikatakan pengawal itu wahai Abu Nawas?" kata Raja Harun.

"Benar Paduka," jawan Abu Nawas.

Raja sangat terkejut dengan penuturan Abu Nawas itu. jika sesuai peraturan yang ada, Abu Nawas akan dikenai hukuman mati. Namun, Raja Harun tak sampai hati melaksanakannya mengingat begitu banyak jasa yang diberikan Abu Nawas kepada kerajaan.

"Sudahlah, tak usah menangis. Jangan khawatir, aku tidak akan menghukummu. Cepat hapus air matamu," ucap sanga raja.

"Wahai Baginda, bukan pukulan mereka yang membuatku menangis, aku menangis karena kasihan terhadap Paduka," kata Abu Nawas yang membuat raja tercenganng oleh ucapan itu,

'Engkau mengasihaniku?" tanya Raja Harun.

"Mengapa engkau harus menagisiku?" kata raja lagi.

Harga Diri Raja Tercoreng .

Abu Nawas menjawab,

"Wahai raja, aku Cuma duduk di tahtamu sekali, tapi mereka telah memukuliku dengan begitu keras. Apalagi paduka, paduka telah menduduki tahta selama dua puluh tahun. Pukulan sepertiapa yang akan paduka terima? Aku menangis karena memikirkan nasib paduka yang malang," jawab Abu Nawas.

Jawaban itu membuat raja tak bisa berbuat apa-apa.

Ia tak menyangka Abu Nawas menjual harga dirinya di depan banyak pengawal. Oleh karena itu, Raja Harun hanya menghukum Abu Nawas untuk dikeluarkan dari istana.

"Baiklah jika demikian, mulai detik ini kamu harus keluar dari istanaku," kata raja sedikit geram.

"Terima kasih paduka, memang itulah yang saya kehendaki," balasAbu Nawas sambil menyalami Raja Harun untuk kemudian pamit keluar dari istana. .

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...