Lelah Dengan
Orang yang Datang dan Pergi
Kebersamaan
adalah sesuatu yang mewah, yang tercipta dari perkumpulan orang-orang yang
belajar saling menerima dan memahami. Itulah sebabnya kebersamaan itu tidak
dapat terbeli. Sayangnya, dalam hidup, kita nggak bisa menghindari fase ‘datang
dan pergi’ orang-orang yang kita kenal. Saking seringnya, itu membuat kita
lelah.
Lelah dengan
perkenalan, lelah dengan proses adaptasi, lelah dengan kata selamat tinggal,
lelah dengan kegagalan, dan lelah menikmati kehilangan.
Seperti
berada di sebuah halte. Kamu akan menyaksikan orang yang datang untuk menunggu
bus yang mengantarkan ke tujuannya, dan kepergian orang itu karena telah
dijemput bus yang ditunggunya. Dan itulah hidup. Datang dan pergi. Hanya
sedikit yang menetap.
Oleh karena
itu, jagalah orang yang menetap di kehidupanmu. Mereka yang tahan dengan
sikapmu. Mereka yang memaafkan kesalahanmu. Mereka yang mengubahmu menjadi
lebih baik. Dan mereka yang ingin selalu bersamamu.
Ada yang
datang dalam hidup untuk mengajarimu sesuatu, kemudian pergi ketika kamu telah
memahami apa yang telah diajarkan.
Sayangnya,
kamu baru sadar akan pelajaran itu setelah ia pergi...........
MENGHENINGKAN
CIPTA bag 2
Lelah Dengan Kesendirian
Ketika
sendiri tanpa ada satu orang pun yang menemani dan memahami, siapa lagi yang
kamu rasakan kehadirannya selain kesepian?
Konon,
kesepian itu sahabat sejati yang takkan pernah meninggalkan kita, karena ia
selalu menemani kesendirian, di mana pun dan kapan pun. Namun kesepian juga
serupa racun yang membuat hatimu mati rasa. Membuat hatimu nggak bisa merasakan
cinta, karena terlalu lama menikmati kesendirian.
Ada waktunya
kamu lelah dengan sendiri, bosan ditemani kesepian yang akhirnya kamu sadar
mencelakakan hati, dan yang terparah adalah: membodohi dirimu sendiri dengan
pertanyaan.
“Kalau
berdua, yakin bisa bertahan selamanya?”
“Emangnya
dalam keramaian sekali pun, ada orang yang bisa memahamimu?”
“Buat apa
jatuh cinta? Kalau ujung-ujungnya yang kamu dapatkan lagi-lagi luka.”
Kesepian itu
menguras tenaga dalam tiap detik yang berjalan, menghalang-halangi pintu
bahagia. Dan, pada waktunya datanglah saatnya kita lelah, ingin ada yang
melarang, ingin memiliki teman berbagi, ingin memiliki seseorang yang bisa
memahami dan mencintai.
Terluka oleh
seseorang lebih ada artinya dibanding dilukai kesepian dan kesendirian.
MENGHENINGKAN CIPTA bag 3
Lelah Dengan Pengkhianatan
Bukan alasan
yang tepat memang bila ada seseorang yang enggan mempunyai hubungan hanya
karena lelah dengan pengkhianatan.
Tetapi, lagipula siapa yang berani merasakan rasanya dikhianati? Bahkan, orang paling berani sekali pun takut dan nggak mau dikhianati, terlebih oleh orang yang disayanginya.
Pengkhianatan
adalah salah satu ketakutan terbesar manusia, di mana kepercayaan dan kesetiaan
dihancurleburkan dalam satu waktu, menimbulkan trauma dalam mendeklarasikan
kehilangan.
Itulah
kenapa hanya orang tolol yang mengkhianati kesetiaan. Karena kesetiaan itu
hanya terlahir dari sifat dewasa yang memiliki kesabaran yang besar, dan nggak
semua orang memilikinya.
Biarlah kita
dikhianati tapi jangan pernah berfikir untuk menghianati apalagi menjadi
penghianat ..............
MENGHENINGKAN
CIPTA bag 4.
Kita Lelah Dengan Semua
Nggak adil rasanya bila kita memaksakan diri untuk selalu berjuang meraih apa yang diinginkan. Terus mencari jawaban tentang pertanyaan atas rasa penasaran yang nggak berhenti berputar di kepala, membuat rotasi hidup berhenti pada satu titik.
Sayang, kita
tidak lagi seorang anak kecil yang bisa mendapatkan keinginannya hanya dengan
merengek dan menangis.
Kita butuh proses perjuangan hebat nan keras untuk mendapatkannya. Dan kadang itu membuat kita lupa bahwa tubuh mempunyai batas untuk berhenti sejenak dan beristirahat, lalu berpikir.
Wahai kamu
yang terlampau sering menghiraukan tanda-tanda tubuh yang ingin menyerah,
apakah kamu tau kulit yang deras berkeringat ingin dikeringkan?
Apa kamu tau
luka yang terlahir ingin disembuhkan?
Apakah kamu
tau kepalamu ingin meledak karena diforsir untuk fokus pada target?
Apakah kamu
tau kedua langkah kakimu ingin tumbang karena terus menerus dipaksa melangkah?
Kita tahu,
hanya saja kadang kita menyangkalnya.
Sebab, ada
saatnya kita lelah dengan semua...
Met
istirahat ya
No comments:
Post a Comment