Photo

Photo

Friday 31 March 2017

Keutamaan Berjima' Di Malam Jum'at

“SEORANG suami,” demikian kata Ibnu Hazm, “wajib menjima istrinya sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. kalau tidak, berarti ia durhaka terhadap Allah.”

Jika Ibnu Hazm berbicara tentang kewajiban berjima bagi suami istri, Imam Al Ghazali menjelaskan mengenai kepatutannya.

“Sepatutnya suami menjima istrinya pada setiap empat malam satu kali. Ini lebih baik…” kata ulama bergelar hujjatul Islam itu. Namun, Al Ghazali tidak memaknai batasan itu secara kaku. “Bahkan sangat bijaksana kalau lebih dari sekali dalam empat malam, boleh pula kurang dari itu, sesuai kebutuhan istri.”

Lalu jika perlu memilih hari dalam berjima, adakah keutamaan malam Jum’at dibandingkan malam-malam lainnya..?

Dalam hal ini, hadits yang sah dijadikan rujukan adalah riwayat Tirmidzi nomor 496, An-Nasai 3/95-96, Ibnu Majah nomor 1078, dan Ahmad 4/9. Hadits-hadits itu senada, yang terjemahnya sebagai berikut:

“Barangsiapa (yang menggauli istrinya) sehingga mewajibkan mandi pada hari Jum’at kemudian diapun mandi, lalu bangun pagi dan berangkat (ke masjid) pagi-pagi, dia berjalan dan tidak berkendara, kemudian duduk dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama tanpa sendau gurau, niscaya ia mendapat pahala amal dari setiap langkahnya selama setahun, balasan puasa dan shalat malam harinya,” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)

Subhanallah, dari hadits tersebut tergambar betapa besarnya balasan pahala bagi orang yang melakukannya. Yakni “bercinta”, mandi, bangun pagi, berangkat awal ke masjid untuk menunaikan shalat Jum’at, duduk dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama.

Pahala dalam hadits ini diberikan kepada orang yang melakukan paket enam amal itu, tidak terpisah-pisah. Namun demikian, tergambarlah keutamaan “bercinta” di malam Jum’at.

Memang ada yang berpendapat bahwa sunnah dalam hadits tersebut adalah “bercinta” pada hari Jum’at (pagi), mengingat mandi Jum’at itu dimulai setelah terbit fajar di hari Jum’at. Namun yang lebih populer adalah “bercinta” di malam Jum’at, sedangkan mandinya bisa saja saat terbit fajar sebelum menunaikan Shalat Shubuh berjama’ah.

Abu Umar Basyir di dalam bukunya Sutra Ungu menambahkan, “Di negara yang menerapkan libur pada hari Jum’at, tentu tidak masalah jika seseorang ingin berhubungan seks pada hari itu.

Lalu bagaimana di negara yang menetapkan hari Jum’at sama seperti hari-hari kerja lainnya..?

Bagaimanapun, hukum sunah tetap saja sunah. Jadi itu hanya soal kesempatan melakukannya saja.

Jika mampu dilakukan, Insya Allah membawa berkah. Di situlah, manajemen waktu berhubungan seks menjadi perlu diatur. Karena itu bisa saja dilakukan menjelang subuh, atau sesudah shalat Subuh. Tiap pasutri tentu lebih tahu mana saat yang paling tepat.” Wallaahu a’lam bish shawab.

[Maraji': Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, Kitab Fadhail A’mal karya Ali bin Muhammad al Maghribi dan Sutra Ungu karya Abu Umar Baasyir]

KETIKA PERUT RASULULLAH BERBUNYI

Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain.

Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai sholat, ”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?”

Namun Rasulullah menjawab, ”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.”

Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…”

Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah bergerak.  Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?”

Rasulullah menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?”

Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah melanjutkan, ”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”

aamiin ya robbal alamiin

KETIKA ISLAM TINGGAL NAMA

Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :

Akan datang suatu zaman pada manusia, Ketika itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja :
- Dan tidak tinggal Al Qur’an kecuali tulisannya saja,
- Masjid-masjid dibangun megah, namun kosong dari petunjuk,
- Dan ulama mereka adalah makhluk yang terjelek yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (fitnah) itu akan kembali kepada mereka.” (HR. Al Baihaqy).

Bukti nyata :

Apa yang Rasululah Sabdakan Terbukti Benar :

1. Sekarang Islam Tinggal Namanya Saja, Mengaku Orang Islam Tapi Menolak Mengunakan Hukum Islam, Mengaku Muslimah Namun Menolak Memakai Hijab, Mengaku Islam Tapi Hobby makan Riba (bunga)

2. Al Quran Jadi Bacaan Saja, Wahai Saudaraku Sesungguhnya Al Quran itu adalah ATURAN HIDUP yang Allah Turunkan Pada Manusia, Al Quran Bukan Bacaan saat kita ada Waktu Senggang, Al Quran Juga Bukan Kitab Pengusir Setan.

3. Masjid Masjid dibangun Megah Namun Kosong Hidayah. Padahal Zaman Rasul dan Sahabat Masjid adalah Bangunan yang sangat Penting Perannya, Tak Jarang Stategi Perang Di rundingkan DIsana, Semua Urusan Umat di Rapatkan Di sana. sekarang Masjid Hanya Menjadi Tempat Sholat Berjamaah Semata, Memakmurkan Masjid Dengan Kajian Kajian Islam Jarang Adanya. Masjid Sekarang Bahkan Tak Jarang yang Di Kunci (takut Kemalingan), Hanya saat Sholat 5 waktu saja Masjid itu hidup (digunakan) Jamaah Sholatnyapun Tidak Lebih dari 2 Baris Biasanya.

4. Ulama Su' (ulama Jahat) Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama sû’. mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa masa mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Allah tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu. (HR al-Hakim).

HAKIKAT TENAGA DALAM SEJATI ( INNER POWER )

Hakikat dari pelatihan Tenaga Dalam adalah melatih kemampuan atau kompetensi untuk mengendalikan Nafsu Ammarah (Anger Management). Mengendalikan Nafsu Ammarah bukan berarti kita sudah sama sekali tidak bisa marah, bukan seperti itu. Tetapi mereka dapat mengelola Energi Marah untuk hal-hal yang tepat dan berguna serta sesuai dengan koridor sistem nilai & moralitas yang berlaku di masyarakat. Serta untuk menegakkan kebenaran dan nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat.

Di kalangan praktisi tenaga dalam, kondisi ammarah yang sudah terkendali tersebut biasanya disebut sebagai kekuatan Ammarah Suci. Dan dalam pelatihan tersebut sangat terlihat, betapa siswa yang masih belum bisa mengendalikan kekuatan ammarahnya. Maka dia akan menjadi permainan lawan.

“Kenali dirimu dan musuhmu, dalam 100 pertempuran engkau tidak akan kalah. Kenali dirimu tapi tak kenal musuhmu, akan ada 1 kemenangan untuk 1 kali kekalahan. Tidak kenal diri dan tidak kenal musuh, dalam semua pertempuran sudah pasti kalah!” – Sun Tzu, The Art of War –

Marah adalah manusiawi,Marah yang bisa berdampak buruk adalah marah yang tidak dikelola. Sebaliknya bila Anda mampu mengelola amarah dengan tepat, maka ekspresi kemarahan Anda justru akan menyehatkan. Hal ini sudah terbukti pada sebuah penelitian yang menyatakan marah akan lebih baik daripada memendam perasaan jengkel. Marah juga merupakan satu bentuk komunikasi. Karena adakalanya orang lain baru mengerti maksud yang ingin disampaikan ketika kita marah. Bentuk penyampaian marah bisa berbeda-beda bergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya. Di Jepang, orang sering diam saat marah karena memang orang-orang Jepang tidak terbiasa mengekspresikan perasaannya. Berbeda dengan orang Amerika yang lebih berterus terang mengungkapkan perasaannya atau sama halnya dengan Suku Batak di tanah air kita.

Bentuk – Bentuk Rasa Marah

Kita mungkin sering melihat bagaimana rasa marah itu berkobar dalam berbagai bentuk. Terkadang kita memiliki bentuk sendiri ketika mengekpresikan rasa marah, yaitu bentuk yang selalu kita gunakan secara otomatis ketika kita berada dalam masalah dan menjadi kebiasaan. Kebiasaan adalah kekuatan yang akan menguasai kita, ketika kita bereaksi secara spontan.

Marah itu sendiri bukanlah hal yang buruk maupun baik, marah hanyalah perasaan dan perasaan adalah sesuatu yang muncul dalam diri kita tanpa kita sadari. Yang paling penting adalah apa yang kita lakukan terhadap perasaan itu yang akan menentukan kualitas dari hidup kita. Kebanyakan dari kita tidak tahu bagaimana mengekspresikan rasa marah dengan benar, kita sangat sulit untuk belajar untuk mengontrolnya. Marah biasanya muncul dari ketakutan, penolakan, dan ejekan. Sering kali orang – orang mengekspresikan rasa marah dengan tindakan ekstrim hingga kekerasan.

Sering kali,terutama dihubungan,karena ketidak mampuan untuk mengekpresikan rasa marah dengan benar, bisa merujuk pada kekerasan. Kalau kita membayangkan marah sebagai suatu spektrum, maka pada baris bawah (yang dasar) kita akan melihat ocehan, negatif, kritik, dendam, dan perilaku mengadili. Memang ada marah yang sedikit lembut, namun itu sebenarnya setingkat dengan contoh yang diatas. Masyarakat kita biasanya lebih toleran dengan bentuk marah yang sedikit lebih lembut, begitu juga dengan kehidupan dalam berkeluarga.

Mungkin karena itu sudah merupakan hal yang umum terjadi. Bagi orang yang mengekpresikan rasa marahnya dengan sedikit lembut, biasanya mereka sedikit menahan dan menyembunyikannya, sehingga mereka hanya mengeluarkan rasa frustasinya sedikit, menolak rasa marah itu dan kemudian mulai memikirkan hal yang lain. Kemudian diatasnya lagi, ada ekspresi marah yang jauh lebih kasar dari kekerasan. Ketika rasa marah itu menuju ke sisi yang lain, kita akan melihat ekspresi marah yang lebih besar seperti amukan, kegeraman, dan kemurkaan. Jadi, dimana rasa marah Anda sekarang?

Mengendalikan Nafsu Ammarah

Rasulullah Saw bersabda : “Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud ra Rasulullah Saw bersabda : “Siapa yang dikatakan paling kuat diantara kalian? Sahabat menjawab : yaitu diantara kami yang paling kuat gulatnya. Beliau bersabda : “Bukan begitu, tetapi dia adalah yang paling kuat mengendalikan nafsunya ketika marah.” (HR. Muslim)

Al Imam Abu Dawud rahimahullah mengeluarkan hadits secara makna dari shahabat Nabi, bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Tidaklah seorang hamba menahan kemarahan karena Allah Swt kecuali Allah Swt akan memenuhi baginya keamanan dan keimanan.” (HR. Abu Dawud dengan sanad Hasan)

Dalam kehidupan kita selalu saja ada sisi positif dan negatif dalam interaksi kita dengan sesama. Positif ketika interaksi kita tidak membawa kekecewaan, bahkan yang ada adalah saling tolong menolong sesama mukmin, saling sayang menyayangi sesama mukmin. Dan negatif akan timbul, saat interaksi kita dengan orang lain membuahkan kekecewaan yang tidak jarang disertai dengan kemarahan. Tidak ada manusia yang tak memiliki sifat amarah berapapun kadarnya. Hanya saja, seberapa jauh, setiap orang memiliki kemampuan menahan dan mengendalikan sifat amarah dalam dirinya. Sebagian orang mengatakan marah adalah manusiawi, karena marah adalah bagian dari kehidupan kita. Tapi alangkah baiknya bila kita bisa menjadi pribadi yang bisa menahan marah dan kalaupun kita marah, maka marahnya kita tidak berlebihan.

Syeikh Imam al-Ghazali, dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin nya mengatakan, “Barangsiapa tidak marah, maka ia lemah dari melatih diri. Yang baik adalah, mereka yang marah namun bisa menahan dirinya.”

Tiga hal termasuk akhlak keimanan

yaitu, orang yang jika marah, kemarahannya tidak memasukkanya kedalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.

Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah Swt, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu amarahnya tidak mengarah kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran. Kita harus melatih diri kita agar tidak menjadi orang yang mudah marah dan menahan marah kita agar kemarahan kita tidak berlebihan.

Perhatikan firman Allah Swt berikut ini : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. Ali Imran {3} :133-134).

Orang yang bertakwa adalah mampu menahan marah dengan tidak melampiaskan kemarahan walaupun sebenarnya ia mampu melakukannya. Kata al-kazhimiin berarti penuh dan menutupnya dengan rapat, seperti wadah yang penuh dengan air, lalu ditutup rapat agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan bahwa perasaan marah, sakit hati, dan keinginan untuk menuntut balas masih ada, tapi perasaan itu tidak dituruti melainkan ditahan dan ditutup rapat agar tidak keluar perkataan dan tindakan yang tidak baik. (Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, II, hal. 207).

Penelitian Ilmiah

Menurut Charles Spielberger, Ph.D., seorang ahli psikologi yang mengambil 3 spesialisasi studi tentang marah. Marah adalah suatu perilaku yang normal dan sehat yakni sebagai salah satu bentuk ekspresi emosi manusia. Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika Anda marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level hormon, adrenalin dan noradrenalin.

Mark Gorkin—seorang konsultan pencegahan stres dan kekerasan— membagi marah dalam empat kategori; marah yang disengaja, marah spontan (marah yg dilakukan secara tiba-tiba), marah konstruktif (marah yang disertai ancaman terhadap orang lain) dan marah destruktif (marah yang ditumpahkan tanpa rasa bersalah).

Peneliti dari Universitas Valencia di Spanyol tertarik dengan apa yang terjadi pada tubuh manusia ketika sedang marah. Dan temuan ini muncul untuk mendukung teori psikologi umum yang menyatakan bahwa ‘ventilasi’ emosi lebih baik untuk kesehatan mental ketimbang membiarkannya tetap terkunci alias dipendam.

Penelitian ini menemukan bahwa mengekspresikan kemarahan dapat meningkatkan aliran darah ke bagian otak yang terlibat dengan perasaan bahagia. Untuk melakukan penelitian ini, peneliti mengumpulkan 30 orang di sebuah laboratorium, perlahan-lahan meningkatkan tingkat kemarahan mereka dan mengamatinya. Detak jantung, tekanan darah serta level dari dua hormon stres partisipan yaitu testosteron dan kortisol, diukur semuanya. Otak juga di skrining, dari awal hingga akhir penelitian.

Temuan yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Hormones and Behaviour ini menunjukkan bahwa bagian kiri dari otak lebih terstimulasi ketika partisipan sedang marah.

“Daerah frontal otak kiri umumnya terlibat dalam emosi positif, sedangkan bagian kanan berkaitan dengan emosi negative,” ujar Dr Neus Herrero, dari Universitas Valencia di Spanyol, yang memimpin penelitian, seperti dilansir dari Telegraph.

Dr Herrero juga menuturkan bahwa marah dapat mendorong perubahan besar dalam tubuh manusia, yaitu mengendalikan kerja jantung dan hormon. Dia menunjukkan bahwa tingkat kortisol turun dan kadar testosteron meningkat. Selain itu, juga terjadi perubahan dalam aktivitas otak, terutama di bagian lobus frontal dan temporal.

Namun, studi ini menemukan bahwa marah juga bisa memiliki efek negatif pada tubuh, yaitu tekanan darah para partisipan ternyata meningkat ketika marah.

Peneliti dari University of Jena di Jerman menemukan bahwa orang yang suka melampiaskan kemarahan dan emosi negatif lain ternyata lebih lama hidup sehat, Menurut hasil penelitian Marcus Mund dan Kristin Mitte yang dipublikasikan dalam jurnal Health Psychologies, orang-orang Italia dan Spanyol yang bertemperamen tinggi cenderung hidup setidaknya dua tahun lebih panjang dibandingkan orang Inggris yang suka menahan emosi.

Bahkan, menurut hasil riset dua peneliti itu, karakter orang Inggris yang suka mengendalikan diri justru bisa menimbulkan gangguan terhadap kesehatan fisik dan mental.

Mereka melakukan penilaian terhadap 6.000 pasien dan menemukan bahwa pasien yang tidak mengekspresikan kekhawatiran denyut jantungnya meningkat. Kondisi ini menyebabkan tekanan darah naik dan meningkatkan peluang menderita berbagai penyakit, dari jantung koroner hingga kanker dan kerusakan ginjal.

Selama penelitian, Marcus Mund dan Kristin Mitte, juga mengidentifikasi kelompok yang disebut “repressor” yang berisiko mengalami gangguan itu.

Orang-orang ini dikenal dari cara mereka menyembunyikan ketakutan dan perilaku mempertahankan diri, kata Mund seperti dikutip laman DailyMail.

Untungnya kondisi ini tidak selalu buruk bagi orang-orang yang berusaha mengendalikan diri. Meski mereka lebih berisiko menderita penyakit tertentu, namun mereka punya kemampuan lebih cepat untuk memulihkan diri dari berbagai kondisi. “Karena kebutuhan mereka untuk mengendalikan diri, kaum repressor sangat disiplin dan lebih termotivasi untuk beradaptasi dengan pola hidup,” kata Mund.

Bagaimana Membuat Rasa Marah Sebagai Partner?

Sebuah penelitian juga sudah membuktikan bahwa mengekspresikan rasa marah dengan benar akan memberikan hasil yang positif. Beberapa contohnya adalah meningkatkan kesehatan, mempererat hubungan, meningkatkan kreatifitas, dan juga mengatasi ketidak adilan. Rasa marah ini juga akan membuat kita merasa lebih bersemangat karena sudah menggantikan rasa lesu, rasa bersalah dan ketidakberdayaan. Rasa marah memberikan kita cukup energi untuk memberikan jalan hidup, yaitu energi yang akan membuat kita keluar dari tempat kita sekarang, menuju ke tempat yang selalu kita inginkan.

Kita setiap hari berhadapan dengan hal yang bisa membuat kita marah. Jika kita bereaksi setiap hal itu dengan rasa marah, maka kita akan selalu marah ketika hal itu terjadi lagi. Bayangkan seseorang yang sensitif, ia selalu marah pada setiap hal yang sedikit menyinggungnya. Bukankah ini sedikit memalukan? Begitu juga dengan orang yang tidak sensitif. Seperti yang kita ketahui, marah bukanlah hal yang buruk maupun baik, namun kita harus bisa menggunakannya agar bisa bermanfaat.

Rasa marah adalah salah satu bentuk nafsu, dan jika kita tidak tahu bagaimana mengekpresikannya dengan sehat, dengan cara yang tepat, kita akan melakukannya dengan menggunakan spektrum dasar dari marah tersebut.

Hal itu juga membuat emosi positif kita tersudut. Pada akhirnya, hal itu hanya akan membuat kita tidak bahagia, menurunnya energi dan kreatifitas. Memang membutuhkan kesabaran yang luar biasa untuk membiasakan memisahkan rasa marah dengan kehidupan nyata. Rasa marah adalah kesempatan yang sangat bagus untuk kita berubah, mungkin selama ini kita ingin menjadi enterpreneur, dan keluar dari hidup yang biasa – biasa saja. Rasa marah ini bisa memberikan motivasi kepada kita yang luar biasa karena marah merupakan energi alami yang berasal dari dalam tubuh kita.

Poet Eric Hopper pernah berkata, “Rasa marah adalah awal dari keberanian.”

Dan mungkin dia perlu memperbaiki, bahwa rasa marah juga merupakan awal dari eratnya hubungan, kreatifitas dan semangat hidup.

Bukankah keberanian merupakan awal dari kesuksesan? Mari kita gunakan rasa marah sebagai suatu perasaan yang akan membantu kita menjadi lebih baik dan memberikan kita keberanian untuk mengambil resiko, karena jarang sekali ada keberanian yang bisa muncul dengan kuat dalam diri kita kecuali rasa marah.

“Keajaiban selalu datang pada orang yang berani.”

Jadi…Daya Nafsu Ammarah yang terkendali disebut BERANI, TEGAS, sekaligus BIJAKSANA dan SABAR….. inilah sebenarnya yang menjadi tujuan Latihan Tenaga dalam… Yaitu peningkatan Kesadaran serta perubahan diri menuju kondisi yang lebih sehat dan kuat lahir dan batin….

CARA SUAMI RUJUK

Selama masa iddah belum habis, suami boleh rujuk pada istri yang ditalak raj'i (selain talak 3) kapan saja.

Cara rujuk sbb:

a. Rujuk dapat dilakukan dengan mengatakan pada istri "Aku rujuk". Atau berkata pada orang lain "Aku rujuk pada istriku" atau "Aku kembali ke istriku.

b. Rujuknya juga dianggap sah dengan perbuatan. Seperti melakukan hubungan intim dengan diniati rujuk.

RUJUK DAN TALAK DENGAN DUA SAKSI

a. Sunnah hukumnya menghadirkan dua saksi saat melakukan talak atau rujuk.

b. Tapi sah hukum talak dan rujuk tanpa ada saksi

c. Rujuknya suami tidak memerlukan adanya wali, atau mahar, atau kerelaan istri atau atas sepengetahuan istri. Rujuk tetap sah walaupun istri tidak tahu atas hal itu.

Wednesday 29 March 2017

Puasa Dan Keutamaan Rajab

Bulan Rajab adalah bulan ke tujuh dari bulan hijriah (penanggalan Arab dan Islam).
Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad shalallah alaih wasallam untuk menerima perintah salat lima waktu diyakini terjadi pada 27 Rajab ini.

Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram atau muharram yang artinya bulan yang dimuliakan. Dalam tradisi Islam dikenal ada empat bulan haram, ketiganya secara berurutan adalah: Dzulqai'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri, Rajab.

Dinamakan bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan ini, Al-Quran menjelaskan:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Hukum Puasa Rajab

Ditulis oleh al-Syaukani, dalam Nailul Authar, bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhammad bin Manshur al-Sam'ani yang mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus.

Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.

Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis Nabi yang menganjurkan atau memerintahkan berpuasa dalam bulan- bulan haram (Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab itu cukup menjadi hujjah atau landasan.

Di samping itu, karena juga tidak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.

Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia)." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Hadis lainnya adalah riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah):

"Usamah berkata pada Nabi Muhammad Saw, Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban.

Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"

Menurut al-Syaukani dalam Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah, ungkapan Nabi, "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.

Keutamaan berpuasa pada bulan haram juga diriwayatkan dalam hadis sahih imam Muslim.

Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan.

Nabi bersabda : Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).

Al-Ghazali dalam Ihya Ulum al-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah).

Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping dzulhijjah, muharram dan syaban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping dzulqadah, dzul hijjah, dan muharram.

Disebutkan dalam Kifayah al-Akhyar, bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadan adalah bulan- bulan haram yaitu dzulqadah, dzul hijjah, rajab dan muharram.

Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah bulan al-muharram, kemudian Syaban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah al-Muharram adalah Rajab.

Hukum puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan Memang benar tidak satupun ditemukan hadits shahih mengenai puasa Rajab, namun telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasul saw menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab (Syarh Nawawi ala Shahih Muslim).

MENYIBAK TABIR SHOLAWAT

Rahasia Sholawat Menggapai Ma'rifat

Fatwa sayyid Abdur-Rahman bin Musthofa Al-Idrus
Al-Allamah sayyid Abdurrohman bin musthofa Al-Idrus ( tinggal di mesir ), menyatakan (dalam penjelasan Beliau tentang sholawatnya sayyid Ahmad Al-Badawi.
Komentar ini di tulis dalam kitab yang berjudul Miraatu Al-Syumus fi manaqibi Aali Al-Idrus

Bahwa di akhir zaman nanti, ketika sudah tidak di temukan seorang murobbi (Mursyid) yang memenuhi syarat, tidak ada satu pun amalan yang bisa mengantarkan seseorang wushul (marifat) kepada Allah kecuali bacaan Sholawat kepada Nabi SAW, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.
Kemudian setiap amalan itu mungkin di terima dan mungkin juga di tolak kecuali bacaan sholawat kepada Nabi SAW yang pasti di terima, karena memuliakan kepada Nabi SAW.
Sayyid Abdur Rohman meriwayatkan keterangan tersebut berdasarkan kesepakatan ulama. Ketahuilah sesungguhnya para ulama telah sepakat atas diwajibkannya membaca Sholawat dan Salam untuk Baginda Nabi SAW. Kemudian mereka berselisih pendapat mengenai kapan kewajiban itu harus dilaksanakan?.
Menurut Imam Malik, cukup sekali dalam seumur. Menurut Asy-Syafii, wajib dibaca pada tasyahud akhir dalam sholat fardhu. Menurut ulama lainnya, wajib dibaca satu kali dalam setiap majlis. Ada juga ulama yang berpendapat, wajib dibaca setiap kali mendengar nama Nabi Muhammad saw disebut. Dan ada juga yang mengatakan wajib untuk memperbanyak sholawat, tanpa di batasi bilangan tertentu.
Secara umum, membaca sholawat kepada nabi, merupakan hal yang agung dan keutamaannya pun sangat banyak. Membaca sholawat, merupakan bentuk ibadah, yang paling utama dan paling besar pahalanya.

Sampai-sampai sebagian kaum arifin, mengatakan :
sungguhnya sholawat itu, bisa mengantarkan pengamalnya untuk marifat kepada Allah, meskipun tanpa guru spiritual ( mursyid ) .
Karena guru dan sanadnya, langsung melalui Nabi.
Ingat ! setiap sholawat yang dibaca seseorang selalu diperlihatkan kepada beliau dan beliau membalasnya dengan doa yang serupa ( artinya nabi tahu siapa saja yang membaca sholawat kepada beliau dan nabi menjawab sholawat dengan doa yang serupa kepada pembacanya tadi ).
Hal ini berbeda dengan dzikir-dzikir ( selain sholawat ) yang harus melalui bimbingan guru spiritual/mursyid, yang sudah mencapai maqom marifat. Jika tidak demikian, maka akan dimasuki syaithon, dan pengamalnya tidak akan mendapat manfaat apapun.

Hasyisyah Ash-Showi la Al-Jalalain, Hal :287,Juz III, Toha Putra 

Latihan Sugesti Untuk Diri Pribadi

- Tidurlah secara terlentang, kenakan pakaian yang longgar dan nyaman agar pada tidak terasa menggangu pada saat latihan.

- Tidurlah diatas kasur atau tikar agar badan tidak sakit, gunakan bantal agar kepala terasa nyaman dan rileks.

- Posisi tangan dan kaki agak longgar dan tidak rapat, hal ini menjaga agar jangan samapi terasa tidak nyaman .

- Pastikan posisi anda agar nyaman, dan jangan sekali menggerakan anggota tubuh, setelah terasa nyaman mulailah menutup mata dengan santai dan rileks.

- Selanjutnya tariklah nafas perlahan-lahan lalu keluarkan juga dengan pelan-pelan dan halus

- Setiap kali anda menarik dam mengeluarkan nafas tubuh terasa nyaman dan santai, nyaman dan santai……

- Rasakan tubuh terasa rileks dan nyaman, semakin rilek..nyaman..santai dan rileks sekali.

- Selanjutnya apabila tubuh dan mata sudah nyaman seperti keadaan tidur maka ucapkanlah dalam hati dengan tegas dan pelan penuh keyakinan kata SUKSES ucapkan kata ini dengan penuh penjiwaan berkali-kali secara terus-menerus.

- Gambarkan dalam batin anda bahwa anda telah sukses, mungkin naik mobil mewah, duduk di dalam rumah yang penuh dengan taman dan indah, atau gambaran apapun yang penting positif.

- Ini adalah cara pengambar batin apapun yang anda tanamkan begitulah yang akan terekam dalam pikiran bawah sadar.

- Jangan pernah menggambarkan hal-hal yang negatif, seperti saya tidak mampu, miskin, bodoh, sengsara, karena hal ini akan terekam juga dalam pikiran bawah sadar anda.

- Lakukan latihan ini selama 30 menit pagi baru bangun dan malam menjelang tidur.

- Ada kalanya anda langsung tertidur hal ini tidak masalh asalkan anda sudah sudah menanamkan pikiran positif dalam pikiran bawah sadar, kesuksesan berawal dari pikiran yang sukses itulah kuncinya.

Karena 4 Hal Yang Akan Membuat

1. Empat hal yg membuat Badan Sakit :
- kebanyakan Bicara
- kebanyakan Tidur
- kebanyakan Makan
- kebanyakan Bertemu Orang 2.

2. Empat hal yg merusak Tubuh :
- Khawatir / Cemas
- Kesedihan
- Kelaparan
- Tidur Larut Malam

3. Empat hal yg membuat Murung dan Kesedihan :
- Bohong
- Kurang Ajar atau tidak hormat
- Berdebat tanpa Pengetahuan atau Informasi yg memadai
- Amoral atau melakukan sesuatu tanpa rasa Takut

4. Empat hal yg meningkatkan Wajah Berseri dan Kebahagiaan :
- Kesalehan
- Loyalitas
- Kedermawaan
- Menolong sesama dengan Ikhlas tanpa diminta hanya harap Ridho ilahi

5. Empat hal yg Memberhentikan Rezeki :
- Tidur dipagi hari dari Sholat Subuh hingga Matahari Bersinar
- Tidak melakukan Sholat/Berdoa secara teratur
- Malas
- Penghianatan atau Ketidakjujuran

6. Empat hal yg membawa Rezeki :
- Berdoa dimalam hari
- Tobat
- Beramal
- Berdzikir

Nabi Muhammad SAW juga bersabda :
" Hiasi Jiwamu denga Shalat, Zikir and Al-Quran karena Satu ayat Al-Quran pada Hari Akhir akan memberi Safaat. Jika kamu Susah, janganlah merasa Pilu, karena Ada Allah tempat Mengadu. Jika kamu Gagal, janganlah berputus Asa. karena Ada Allah tempat Meminta. dan Jika kamu Bahagia, Janganlah kamu menjadi Lupa, Karena hanya Allah lah tempat kita memuja dan mengucapkan syukur, sungguh allah mengetahui apa yang ada didalam hatimu Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Subhanallah

Monday 27 March 2017

SAATNYA MELEPASKAN DIA

Pepatah menyatakan..
Cinta yg agung adalah ketika kita menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya, ketika dia tidak mempedulikan kita dan kita masih menunggunya dgn setia, ketika dia mencintai orang lain dan kita masih bisa tersenyum sembari berkata “aku turut bahagia untukmu”…

Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang,
bukan karena orang itu berhenti mencintai kita..
tetapi karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia
apabila kita : "Melepaskannya."

Apakah anda Sanggup??

Sedekah Tidaklah Mesti Dengan Harta

Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqaoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh “. Mereka bertanya, “ Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim no. 2376)

Penjelasan dan Faedah Hadits

Para Shahabat Bersemangat Dalam Melakukan Kebaikan

Kita dapat melihat dalam hadits ini bahwa para shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in sangat bersemangat dalam melakukan kebaikan dan saling berlomba-lomba dalam melakukan amal kebaikan dan amal sholih. Setiap di antara mereka ingin mendapatkan sebagaimana yang didapati oleh yang lainnya.

Dalam hadits ini terlihat bahwa shahabat-shahabat yang miskin mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka mengadukan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai orang-orang kaya yang sering membawa banyak pahala karena sering bersedekah dengan kelebihan harta mereka. Namun, pengaduan mereka ini bukanlah hasad (iri) dan bukanlah menentang takdir Allah. Akan tetapi, maksud mereka adalah untuk bisa mengetahui amalan yang bisa menyamai perbuatan orang-orang kaya. Shahabat-shahabat yang miskin ingin agar amalan mereka bisa menyamai orang kaya yaitu dalam hal sedekah walaupun mereka tidak memiliki harta. Akhirnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan mereka solusi bahwa bacaan dzikir, amar ma’ruf nahi mungkar, dan berhubungan mesra dengan istri bisa menjadi sedekah.

Ajakan Gemar Bersedekah

Dalam hadits ini, kita dapat melihat bahwa shahabat-shahabat yang kaya gemar sekali untuk berinfak dengan kelebihan harta mereka. Untuk lebih memotivasi kita untuk banyak berinfak, kita dapat melihat pada firman Allah Ta’ala,

 “ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah [2] : 261)

Inilah permisalan yang Allah gambarkan yang menunjukkan berlipat gandanya pahala orang yang berinfak di jalan Allah dengan selalu selalu mengharap ridho-Nya. Dan ingatlah bahwa setiap kebaikan akan dibalas 10 hingga 700 kali lipat.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, “Ayat ini merupakan isyarat bahwa setiap amal sholih yang dilakukan akan diiming-imingi pahala yang berlimpah bagi pelakunya. Sebagaimana Allah mengiming-imingi tanaman bagi siapa yang menanamnya di tanah yang baik (subur).”

Sedekah, Tidak Hanya Berupa Harta

Dapat kita lihat dalam hadits ini bahwa suri tauladan kita –Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- memberikan petunjuk kepada kita bahwa sedekah bukanlah hanya dengan harta sehingga orang-orang miskin pun bisa melakukannya. Di sini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa bentuk sedekah yang lainnya adalah dengan bacaan tasbih yaitu dzikir Subhanallah, bacaan takbir yaitu dzikir Allahu akbar, bacaan tahmid yaitu dzikir Alhamdulillah, dan bacaan tahlil yaitu dzikir Laa ilaha illallah. Begitu juga termasuk sedekah adalah mengajak orang lain yang lalai untuk melakukan ketaatan dan melarang orang lain dari perbuatan yang mungkar.

Perbuatan ini semua termasuk sedekah yang mampu dilakukan oleh orang miskin dan bisa dilakukan setiap saat. Sedangkan, orang kaya hanya mungkin dapat bersedekah pada satu waktu dan bukan setiap saat.

Berhubungan Intim dengan Istri Juga Termasuk Sedekah

Dalam hadits ini juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan di antara bentuk sedekah yang lain adalah jima’ (bersenggama) dengan istri.

Namun, tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memaparkan yang demikian, para shahabat langsung timbul tanda tanya. Bagaimana bisa seseorang mendatangi istrinya dengan syahwat termasuk sedekah?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab keraguan dari para shahabat ini dengan menggunakan qiyas bil’aqsi (analogi yang berkebalikan). Yaitu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala.”

Ada perkataan yang sangat bagus sekali dari An Nawawi tatkala menjelaskan makna hadits ini.

Beliau rahimahullah mengatakan, “Ketahuilah bahwa syahwat jima’ adalah syahwat yang paling disukai oleh para Nabi ‘alaihimush sholatu was salam dan orang-orang sholih. Mereka mengatakan,’Karena di dalam syahwat tersebut terdapat maslahat (manfaat) diniyyah (agama) dan duniawiyyah (dunia) di antaranya adalah bisa menjaga pandangan, menahan diri dari zina, bisa menghasilkan anak dan memperbanyak umat ini hingga hari kiamat. Syahwat selain jima’ lebih akan mengeraskan hati sedangkan syahwat jima’ ini lebih akan melembutkan (mententramkan) hati’.” (Dinukil dari Ad Durotus Salafiyyah, hal 186)

Sedekah Ada yang Wajib dan Sunnah

Macam-macam sedekah yang disebutkan di atas yaitu bacaan dzikir dan sebagainya, ada yang wajib dan sunnah.

Bacaan takbir, ada yang wajib dan ada yang tidak wajib. Takbiratul ihram dalam shalat termasuk kewajiban dan bacaan takbir sesudah shalat adalah anjuran (sunnah). Begitu juga dengan bacaan tahlil, tasbih, dan tahmid.

Amar ma’ruf nahi mungkar yaitu memerintahkan kepada ketaatan dan mencegah dari kemungkaran, ini juga ada yang wajib yaitu fardhu ‘ain bagi yang memiliki kemampuan dan ada yang sifatnya fardhu kifayah yaitu apabila sebagian telah melakukkannya dan mencukupi maka yang lain menjadi gugur kewajibannya, juga ada yang hukumnya mustahab (dianjurkan).

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...