Dzikir menimbulkan energi yang
bersifat panas, sebab yang diucapkan dalam berdzikir adalah kalimat² kesucian
atau kalimat² Alloh. Sehingga terjadi gesekan antara sifat suci keTuhan-an dengan
sifat kotor insani. Gesekan inilah yang menimbulkan energi panas.
Oleh karenanya para arif billah
membatasi jumlah yang diwiridkan dalam berdizikir. Harus ada guru pembimbing
ruhani yang mengatur dosis atau jumlah wiridannya, rata rata tidak ada yang
melebihi jumlah 10.000. Jika tidak ada gurunya, maka jumlah terbanyak paling
aman adalah 1000 saja.
Berbeda dengan dizikir, sholawat
mempunyai energi yang bersifat sejuk. Sebab sholawat difilter oleh jiwa manusia
paripurna, yaitu Rasulullah. Sehingga sholawat bisa diwiridkan dengan jumlah
berapapun, semakin banyak semakin sejuk di hati. Dan wiridan sholawat tidak
wajib menggunakan guru, sebab gurunya adalah sohibul sholawat langsung, yaitu
Rasulullah sendiri.
Fungsi utama sholawat adalah agar
tersambungnya RASA orang yang bersholawat kepada RASA Rasulullah. Agar mengalir
sifat² keterpujian Rasul menjadi sifat orang yang bersholawat, setahap demi
setahap. Karena memang faedah utama sholawat adalah membersihkan hati.
Dan membersihkan hati adalah
adalah kebutuhan vital bagi manusia, maka sholawat tidak diperlukan syarat
macam². Tidak perlu wudhu, juga boleh diamalkan oleh wanita yang sedang datang
bulan. Sebab memang kebutuhan urgen, sama urgennya udara bagi jasmani manusia.
Sehingga para ulama yang bijak
mengisyaratkan agar tiap berdoa kepada Alloh, diawali dan diakhiri dengan
sholawat. Sesuai riwayat bahwa semua doa akan terkatung-katung antara langit
dan bumi kecuali melalui Muhammad Rasulullah, melalui hakikat sholawat.
Yaa Sayidii Ya Rasulallah...
No comments:
Post a Comment