Tulisan ini saya tulis untuk
menjawab seorang anggota yang selalu menebarkan berita negatif. Yang di-posting
itu ( dan selalu kopi-an orang lain ) isinya kehancuran Indonesia atau
propaganda perang umat Islam dan yang lain. Terakhir, baru saja postingan
berlebihan dan dibuat-buat soal penjajahan China di Indonesia. Katanya, NKRI
sudah tamat. Inna lillahi wa inna ilaihi Raji'un.
Baca tanggapan saya di bawah ini.
Semoga kita jadi orang yang positif. Maka kehidupan kita juga akan positif.
Oke. Bismillahirrahmanirrahim. Silahkan dibaca semoga bermanfaat dan barokah.
Engkau tidak pernah dijajah
siapapun selama melangkah dengan keyakinan diri.
Orang bisa saja dipenjarakan.
Tapi pikiran, hati dan keyakinan tidak akan bisa.
Dulu, Pangeran Diponegoro, Cut
Nyak Din, Bung Karno dll semua pernah di penjara dan dibuang. Beberapa hingga
wafat.
Tapi penjajah tidak akan bisa
memenjarakan pikiran, hati serta keyakinan mereka. Hingga mereka bisa tetap
menitipkan harapan dan cita-cita mereka melalui doa-doa mereka kepada Allah
Yang Maha Mendengar.
Maka, kini, kemerdekaan bangsa
kita adalah salah satu jawaban atas doa mereka.
Maka, mari selalu titipkan
cita-cita dan harapan kita kepada Allah, agar negara kita tetap merdeka selamanya.
Berdiri di atas kaki sendiri. Sambil selalu HUSNUDZON kepada Allah dan
makhluk-Nya. Bersahabat dan bersilaturahmi dengan siapapun. Tanpa curiga dan
buruk sangka.
Inna ba'dhodz dzonni itsmun.
Sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Itu ayat Al Qur'an.
Lagi pula, jika kita ada dugaan
apapun. Allah mengajarkan, FA TABAYYANUU, maka klarifikasi-lah dugaan itu.
Jangan pernah menjelek-jelekkan
suatu kaum, bisa jadi mereka lebih baik dari pada yang engkau kira.
Damai itu indah. Selalu jaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Maka masyarakat akan tenang dan tentram.
Omong-omong, kenapa kita tidak
berfikir, Nabi bersabda, uthlubul ilma wa lau bish-shiin. Tuntutlah ilmu
meskipun sampai ke negeri Cina. Pasti ada kelebihan juga di sana. Ambil yang
baik. Tinggalkan yang buruk. Selalu baik sangka kepada siapapun. Lebih baik
koreksi diri hingga tidak mengoreksi orang lain. Begitulah sikap para ulama
besar dahulu. Selalu menyejukkan bagi siapapun. Bahkan bagi semua yang berbeda
dengan dirinya.
No comments:
Post a Comment