Photo

Photo

Thursday 26 September 2019

Prospek Khilafah Di Indonesia


Jika ada yang bertanya, tentang prospek dan masa depan kelompok yang memperjuangkan khilafah al-Nubuwwah, maka bagaimana jawaban yang paling tepat…? Jawaban yang paling tepat adalah, mereka pasti memperoleh kegagalan, bukan kesuksesan dalam memperjuangkan khilafah al-nubuwwah yang mereka obsesikan.

Mengapa demikian….? Tentu, karena khilafah al-nubuwwah telah berlalu dalam perjalanan sejarah. Berkaitan dengan khilafah al-nubuwwah tersebut ada dua hadits yang patut menjadi renungan kita :

Pertama, hadits shahih berikut ini :

عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُمْهَانَ قَالَ حدثني سَفِينَةُ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الْخِلاَفَةُ فِي أُمَّتِي ثَلاَثُونَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكٌ بَعْدَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ لِي سَفِينَةُ أَمْسِكْ خِلاَفَةَ أَبِي بَكْرٍ ثُمَّ قَالَ وَخِلاَفَةَ عُمَرَ وَخِلاَفَةَ عُثْمَانَ ثُمَّ قَالَ لِي أَمْسِكْ خِلاَفَةَ عَلِيٍّ قَالَ فَوَجَدْنَاهَا ثَلاَثِينَ سَنَةً قَالَ سَعِيدٌ فَقُلْتُ لَهُ إِنَّ بَنِي أُمَيَّةَ يَزْعُمُونَ أَنَّ الْخِلاَفَةَ فِيهِمْ قَالَ كَذَبُوا بَنُو الزَّرْقَاءِ بَلْ هُمْ مُلُوكٌ مِنْ شَرِّ الْمُلُوكِ.

“ Sa’id bin Jumhan berkata : “ Safinah menyampaikan hadits kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Pemerintahan Khilafah pada umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu dipimpin oleh pemerintahan kerajaan. ” Lalu Safinah berkata kepadaku : “ Hitunglah masa kekhilafahan Abu Bakar ( 2 tahun ), Umar ( 10 tahun ) dan Utsman ( 12 tahun ). ” Safinah berkata lagi kepadaku : “ Tambahkan dengan masa khilafahnya Ali ( 6 tahun ). Ternyata semuanya tiga puluh tahun. ” Sa’id berkata : “ Aku berkata kepada Safinah : “ Sesungguhnya Bani Umayah berasumsi bahwa khilafah ada pada mereka. ” Safinah menjawab : “ Mereka ( Bani Umayah ) telah berbohong. Justru mereka adalah para raja, yang tergolong seburuk-buruk para raja ”. ( HR. Ahmad dan al-Tirmidzi ).

Hadits di atas menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa kepemimpinan khilafah yang mengatur roda pemerintahan umat sesuai dengan ajaran kenabian ( khilafah al-nubuwwah ) dan menerapkan syariat Islam secara sempurna, hanya berjalan selama tiga puluh tahun, yaitu masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali -radhiyallahu ‘anhum. Sebagian ulama ada yang memasukkan masa pemerintahasan Sayidina Hasan bin Ali -radhiyallahu ‘anhuma-, ke dalam khilafah al-nubuwwah ini, karena masa kekuasaan beliau melengkapi masa tiga puluh tahun tersebut.

Kedua, hadits lain yang menjelaskan tentang khilafah al-nubuwwah, adalah hadits shahih berikut ini :

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا شَاءَ، ثُمَّ تَكُوْنُ الْخِلاَفَةُ عَلىَ مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ يَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًّا فَتَكُوْنُ مُلْكًا مَا شَاءَ اللهُ، ثُمَّ يَرْفَعُهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهُ ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، ثُمَّ سَكَتَ. قَالَ حَبِيبٌ فَلَمَّا قَامَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ وَكَانَ يَزِيدُ بْنُ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ فِي صَحَابَتِهِ فَكَتَبْتُ إِلَيْهِ بِهَذَا الْحَدِيثِ أُذَكِّرُهُ إِيَّاهُ فَقُلْتُ لَهُ إِنِّي أَرْجُو أَنْ يَكُونَ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ يَعْنِي عُمَرَ بَعْدَ الْمُلْكِ الْعَاضِّ وَالْجَبْرِيَّةِ فَأُدْخِلَ كِتَابِي عَلَى عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ فَسُرَّ بِهِ وَأَعْجَبَهُ.“

Dari Hudzaifah bin al-Yaman radhyalahu ‘anhu, berkata : “ Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : “ Kenabian akan menyertai kalian selama Allah menghendakinya, kemudian Allah mengangkat kenabian itu bila menghendakinya. Kemudian akan datang khilafah sesuai dengan jalan kenabian dalam waktu Allah menghendakinya. Kemudian Allah mengangkatnya apabila menghendakinya. Kemudian akan datang kerajaan yang menggigit dalam waktu yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya apabila menghendakinya dan diganti dengan kerajaan yang memaksakan kehendaknya. Kemudian akan datang khilafah sesuai dengan jalan kenabian. Lalu Nabi SAW diam ”. " Habib bin Salim berkata : “ Setelah Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, sedangkan Yazid bin al-Nu’man bin Basyir menjadi sahabatnya, maka aku menulis hadits ini kepada Yazid. Aku ingin mengingatkannya tentang hadits ini [ yang aku riwayatkan dari ayahnya ]. Lalu aku berkata kepada Yazid dalam surat itu : “ Sesungguhnya aku berharap, bahwa Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah yang mengikuti minhaj al-nubuwwah sesudah kerajaan yang menggigit dan memaksakan kehendak. ” Kemudian suratku mengenai hadits ini disampaikan kepada Umar bin Abdul Aziz, dan ternyata beliau merasa senang dan kagum dengan hadits ini. ” ( HR. Ahmad, al-Bazzar, Abu Dawud, al-Baihaqi dan lain-lain ).

Hadits pertama membatasi khilafah selama tiga puluh tahun, yaitu masa khilafahnya Khulafaur Rasyidin. Sedangkan hadits Hudzaifah bin al-Yaman, menjanjikan adanya khilafah lagi, pasca kerajaan yang diktator dan otoriter. Akan tetapi semua ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan khilafah al-nubuwwah dalam hadits Hudzaifah tersebut adalah khilafahnya Umar bin Abdul Aziz.

Oleh karena itu, al-Imam al-Syafi’i :

اَلْخُلَفَاءُ خَمْسَةٌ أَبُوْ بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ وَعُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيْزِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ.

“ Khalifah itu ada lima orang, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz radhiyallahu ‘anhum. ” ( Ibnu Abi Hatim al-Razi, Adab al-Syafi’i wa Manaqibuhu, hal. 189 ).

Al-Imam Sufyan al-Tsauri, juga berkata :

اَلْخُلَفَاءُ أَبُوْ بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ وَعُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيْزِ وَمَنْ سِوَاهُمْ فَهُوَ مُبْتَزٌّ.

“ Para Khalifah itu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz. Sedangkan selain mereka, itu adalah perampas atau pemeras. ” ( Ibnu Abi Hatim al-Razi, Adab al-Syafi’i wa Manaqibuhu, hal. 191 ).

Dua hadits di atas menyatakan bahwa khalifah itu hanya tiga puluh tahun, ditambah dengan seorang khalifah setelah penguasa yang diktator. Kemudian para ulama seperti al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Sufyan al-Tsauri menyatakan, bahwa khalifah itu hanya lima orang, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz, sedangkan selain lima orang tersebut hanyalah penguasa yang merampas kekuasaan dengan tidak benar.

Dengan demikian, berarti obsesi kelompok-kelompok dalam memperjuangkan khilafah saat ini, pasti menemukan kegagalan, karena, disamping tidak ada dalilnya, atau mengadakan dalil yang dipaksakan, apa yang akan mereka raih –seandainya berhasil-, menurut hadits tersebut, itu bukan khilafah, tetapi kekuasaan diktator dan perampas. Na'udzubillahi min dzalik.

Salam silaturahmi dan hormat takdzim...!
Salam santun penuh damai...!
Jaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia..!

NKRI harga mati…..!

Agar Negara Kita Tetap Merdeka Selamanya


Tulisan ini saya tulis untuk menjawab seorang anggota yang selalu menebarkan berita negatif. Yang di-posting itu ( dan selalu kopi-an orang lain ) isinya kehancuran Indonesia atau propaganda perang umat Islam dan yang lain. Terakhir, baru saja postingan berlebihan dan dibuat-buat soal penjajahan China di Indonesia. Katanya, NKRI sudah tamat. Inna lillahi wa inna ilaihi Raji'un.

Baca tanggapan saya di bawah ini. Semoga kita jadi orang yang positif. Maka kehidupan kita juga akan positif. Oke. Bismillahirrahmanirrahim. Silahkan dibaca semoga bermanfaat dan barokah.

Engkau tidak pernah dijajah siapapun selama melangkah dengan keyakinan diri.

Orang bisa saja dipenjarakan. Tapi pikiran, hati dan keyakinan tidak akan bisa.

Dulu, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Din, Bung Karno dll semua pernah di penjara dan dibuang. Beberapa hingga wafat.

Tapi penjajah tidak akan bisa memenjarakan pikiran, hati serta keyakinan mereka. Hingga mereka bisa tetap menitipkan harapan dan cita-cita mereka melalui doa-doa mereka kepada Allah Yang Maha Mendengar.

Maka, kini, kemerdekaan bangsa kita adalah salah satu jawaban atas doa mereka.

Maka, mari selalu titipkan cita-cita dan harapan kita kepada Allah, agar negara kita tetap merdeka selamanya. Berdiri di atas kaki sendiri. Sambil selalu HUSNUDZON kepada Allah dan makhluk-Nya. Bersahabat dan bersilaturahmi dengan siapapun. Tanpa curiga dan buruk sangka.

Inna ba'dhodz dzonni itsmun. Sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Itu ayat Al Qur'an.

Lagi pula, jika kita ada dugaan apapun. Allah mengajarkan, FA TABAYYANUU, maka klarifikasi-lah dugaan itu.

Jangan pernah menjelek-jelekkan suatu kaum, bisa jadi mereka lebih baik dari pada yang engkau kira.

Damai itu indah. Selalu jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Maka masyarakat akan tenang dan tentram.

Omong-omong, kenapa kita tidak berfikir, Nabi bersabda, uthlubul ilma wa lau bish-shiin. Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke negeri Cina. Pasti ada kelebihan juga di sana. Ambil yang baik. Tinggalkan yang buruk. Selalu baik sangka kepada siapapun. Lebih baik koreksi diri hingga tidak mengoreksi orang lain. Begitulah sikap para ulama besar dahulu. Selalu menyejukkan bagi siapapun. Bahkan bagi semua yang berbeda dengan dirinya.


Hingga Saat Ini, Tidak Ada Satupun Negara Islam Di Dunia Ini Yang Menerapkan Konsep Khilafah


Menjawab seorang yang terus menerus menyudutkan NU, dan mengolok-olok pimpinan NU, Proff. Dr. KH. Said Aqil Siradj, serta sangat mendukung khilafah.

Masalahnya kita adalah negara yang punya banyak perbedaan diantara masyarakatnya. Beda suku. Beda ras. Beda agama dan keyakinan. Beda bahasa dan budaya.

Maka ada mekanisme dalam berbangsa dan bernegara di sini. Memang belum sempurna. Tapi, betapapun dengan segala kekurangsempurnaan-nya, itu lebih baik dibandingkan jika negara ini tanpa aturan.

Maka, mengubah apapun harus melalui lembaga-lembaga negara. Melalui musyawarah dan mekanisme yang sesuai dengan aturan perundang-undangan. Karena semua punya " suara " di negeri ini. Kita harus menghormati semuanya.

Kekalahan suara partai islam, lebih-lebih yang mengusung ide khilafah, menunjukkan " ide khilafah " belum menjadi keinginan mayoritas penduduk Indonesia. Mohon tahu diri. Itulah kenyataannya. Bahkan, sebenarnya, hingga saat ini, tidak ada satupun negara islam di dunia ini yang menerapkan konsep khilafah ini. Lucu kan, ide yang tidak diterima di tempat asalnya, juga di semua negara Islam, malah harus kita sanjung dan kultuskan, dan kita paksakan harus menjadi idenya negeri kita yang sudah adem ayem tentrem penuh kemakmuran ini….?

Apakah anda ingin umat Islam dicap suka memaksakan kehendak…? Jika suara-suara ngeyel " ide khilafah " itu terus digelorakan, ya itulah yang namanya memaksakan diri. Sebab ide khilafah ini tidak akan pernah diterima di negeri kita Indonesia ini kecuali dengan cara paksa. Lalu akan jadi apa negara ini…? Perang saudara. Huru hara dimana-mana. Masyarakat takut, sedih, dan merana. Ibadah jadi tidak tenang. Hidup juga menyedihkan. Apakah begitu yang namanya rahmatan Lil 'alamin…?

Sudahlah, selama ini kita sudah membuktikan, dengan sikap toleransi kita, justru kita bisa menerapkan nilai-nilai substansial ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan indah dan damai. Tanpa ada pihak manapun yang merasa terancam dan terganggu. Itulah kedamaian. Pesan yang selalu dibawa agama " damai " ini, seharusnya.

Salam santun penuh damai...

NKRI harga mati…!

Mengapa Rasulullah Saw Jarang Sakit


Beberapa cara hidup sehat yang Beliau amalkan adalah :

1. Selalu Bangun Sebelum Subuh

2. Aktif Menjaga Kebersihan

3. Gemar Berjalan Kaki

Rasulullah berjalan kaki ke masjid, pasar, medan jihad dan mengunjungi rumah sahabat. Fakta ini benar sekali , menurut Prof dari Jepang berjalan kaki mencega penyakit diabetes, darah tinggi, strook. Kegemukan dll serta bisa membuang toxin dalam tubuh. Makanya umur rata rata orang Jepang lebih panjang daripada negara lain.

4. Tidak Makan Berlebihan
Menurut ilmu kedokteran modern ini bahayanya
A. Obesitas
Kalau bahaya yang satu ini, Anda pasti sudah tahu. Makan yang berlebihan akan menumpuk lemak dalam tubuh. Apalagi jika Anda malas bergerak.

Kegemukan yang berujung pada obesitas adalah efek negatif pertama dari makan berlebihan. Dan seperti diketahui, makan berlebihan akan menyebabkan masalah kesehatan, termasuk jantung dan kolesterol.

B. Bau mulut
Makan berlebihan ternyata juga bisa menyebabkan masalah bau mulut. Namun sebenarnya, bau mulut bukanlah hal yang umum terjadi, hanya saja dalam kasus tertentu ada saja orang yang punya kecenderungan untuk punya masalah bau mulut setelah terlalu banyak makan.

C. Gagal organ
Ahli kesehatan mengatakan bahwa makan berlebihan bisa menyebabkan malfungsi organ. Beberapa organ misalnya organ pencernaan, liver, dan ginjal bisa saja stres dan akhirnya tak berfungsi dengan baik.

D. Masalah pencernaan
Tak perlu ditanyakan lagi, makan berlebihan alias makan terlalu banyak akan menyebabkan banyak masalah di saluran pencernaan.

E. Masalah asam lambung
Makan berlebihan juga bisa membuat perut jadi sakit dan bergas. Terlalu banyak makan akan menyebabkan asam lambung naik dan perut kembung.

5. Tidak Pemarah
Nasihat Rasulullah 'jangan marah' diulangi sampai tiga kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasad, tetapi lebih kepada kebersihan jiwa.

6. Optimis Dan Tidak Putus Asa
Sikap optimis memberikan efek emosional yang mendalam bagi kelapangan jiwa selain harus banyakkan sabar, istiqamah, bekerja keras serta tawakal kepada Allah

7. Tidak Pernah Iri Hati
Untuk menjaga stabilitas hati dan kesehatan jiwa, kita harus menjauhi dari sifat iri hati

8. Pemaaf
Pemaaf adalah sifat yang sangat dituntut untuk mendapatkan ketentraman hati & jiwanya..

Rahasia Anjuran Rasulullah Saw Untuk Tidak Memejamkan Mata Saat Shalat


Para ilmuwan muslim di Amerika telah meneliti cara untuk meningkatkan kekuatan penglihatan MATA memakai konsep dari anjuran yang diajarkan Rasulullah SAW.

Hal ini sangat penting untuk orang-orang yang MATA mereka yang LEMAH dan juga untuk semua orang.

OTOT mata yang LEMAH, akan menyebabkan ke-TIDAK-MAMPU-an dalam me-LIHAT secara AKURAT.

Untuk me-MULIH-kan MATA dan men-JAGA ke-KUAT-an OTOT-nya, maka sebaiknya mengikuti Sunnah selama sholat.

Kita harus selalu mem-BUKA MATA kita SELAMA SUJUD, dan ketika BERDIRI pandangan MATA melihat TEMPAT SUJUD.

Jaga MATA Anda tetap FOKUS pada SATU TITIK tempat sujuud.

HIKMAH di balik pandangan MATA tetap FOKUS pada SATU TITIK tempat sujud adalah :

Saat RUKU', otot mata akan menekan lensa mata untuk meningkatkan visi dan saat Anda bangun otot mata akan melonggarkan.

Sementara saat SUJUD, lensa mata akan menyusut karena jarak antara mata dengan tempat sujud memendek, dan ketika Anda bangun lagi itu akan mengendurkan otot-otot mata.

Bila kita praktikkan setiap hari, maka akan melatih otot-otot mata kita, sehingga mata kita akan sehat.

Kita dapat melakukan hal ini setiap hari 17 kali atau sebanyak yang kita inginkan.

Nabi kita (SAW) selalu memerintahkan untuk membuka mata kita selama sujud.

Dan sekarang para ilmuwan telah mem-BUKTI-kan bahwa PRAKTEK ini bekerja dalam me-NINGKAT-kan ke-KUAT-an peng-LIHAT-an MATA.

Masya Allah......
Silahkan dibagi dan jangan berhenti

Kalau kemudian dari sentuhan jemari ini orang bisa beramal dengan Ilmu sholat seperti itu... yang Share maka kematian nya akan teruuuus beralirkan  pahala kebaikn sampe kubur....

Aamiin YRA

Kenapa Para Santri Pesantren Suka Menata Sandal Kiyai


" Ngalap berkah dengan menata sandal "

التبرُّكُ بالنَّعلين من الوليِّ أفضلُ منه بغيرهما لأنهما يَحمِلانِ الجُثَّةَ كلَّها . ( الفوائد المختارة : ٥٧٠ )

" Ngalap berkah melalui sandal seorang wali labih utama dari pada dengan selainnya. Karena sandal di gunakan untuk membawa jasad seutuhnya "

Satu hal unik yang sudah menjadi ciri khas santri adalah mereka suka berebutan menata sandal kyainya. Menata sandal kyai adalah bentuk kepatuhan yang tulus dan keta'dziman kepada sosok guru atau kyai dan diyakini didalamnya ada keberkahan. Santri menyebutnya sebagai upaya ngalap berkah.

Perbuatan menata sandal ini juga melibatkan  2 kyai besar Indonesia yaitu KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari saat kedua beliau bersama berguru pada Kyai Sholeh Darat Semarang.

Keduanya selalu berebutan dan bersaing untuk dapat menata sandal kyainya. Sebagai ganjarannya, karena perbuatannya itu dimata Kyai keduanya dipandang sangat istimewa.

Kegiatan menata sandal ini terlihat sepele, namun ternyata ada dasar kisah dibalik perbuatan yang melibatkan 2 ulama besar Indonesia itu.

Alkisah  :
Di zaman Rasulullah Saw ada seorang bocah berumur belasan tahun bernama Salman. Ia selalu datang lebih dulu ke Masjid sebelum nabi Muhammad saw datang. Setelah nabi Muhammad saw masuk mesjid, Salman kemudian bergegas merapikan dan membalik posisi sandal Rasulullah. Hal itu dilakukan setiap hari sehingga membuat Rasulullah saw penasaran untuk mengetahui siapa yang melakukan itu.

Suatu kali saat masuk Mesjid, Rasulullah saw sengaja bersembunyi untuk melihat siapa orang yang merapikan dan mengubah letak sandalnya. Saat itulah dilihatlah Salman yang melakukannya.

Nabi Muhammad saw kemudian mendoakan Salman agar menjadi orang yang alim dalam ilmu Fiqh. Setelah dewasa dikalangan ulama Salman dikenal kemudian sebagai ahli Fiqh sesuai Nabi saw doakan terhadapnya.

(dari buku kebiasaan 2 ulama besar KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari )

Wallahu a’lam bisshowaab

Mugi manfa'at barokah fiidddaaroiin..

Aamiin ……

Tuesday 24 September 2019

Sahabat Manusia Yang Setia & Tidak Pernah Berbohong “ Anjing Dalam Masyarakat “


Anjing dalam Masyarakat Arab :

Dipelihara Istri Nabi hingga Menjadi Teman Sufi

Suatu hari, Malik bin Dinar - ia seorang tokoh sufi masyhur - memelihara anjing di rumahnya. Murid - muridnya dan masyarakat sekitar heran akan hal ini. Kemudian mereka bertanya kepada Malik, “ Kenapa kau berteman dengan anjing ini…? ”

Dengan tenang Malik menjawab, “ Lebih baik aku berteman dengan anjing sementara ia tak mengajak buruk ketimbang berteman dengan orang yang selalu menjerumuskanku. ” Jawaban yang khas sufi.

Kisah yang ditulis Abu Nu’aim dalam Hilyah-nya itu memberi gambaran apik tentang konstruksi sosial masyarakat Arab klasik tentang anjing. Malik, yang hidup puluhan tahun setelah Nabi wafat, hidup di tengah masyarakat yang menganggap anjing sebagai hewan yang menjijikkan. Namun Malik mencoba membantah itu : Anjing tak pernah mengajak kejelekkan, kawan yang mengajak kejelekkan jauh lebih buruk ketimbang anjing.

Malaikat Tak Bisa Menghitung Pahala Sholawat


Rosululloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam :
“ Disaat aku tiba di langit di malam Isro’ Mi’roj, aku melihat satu malaikat memiliki 1000 tangan. Di setiap tangan ada 1000 jari, aku melihatnya menghitung jarinya satu persatu.

Aku bertanya kepada Jibril Alaihis Salam, pendampingku, “ Siapa gerangan malaikat itu, dan apa tugasnya….? “’

Jibril Alaihis Salam berkata, “ Sesungguhnya dia adalah malaikat yang diberi tugas untuk menghitung tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi. “

Rosululloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya kepada malaikat tadi, “ Apakah kamu tahu berapa bilangan tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi sejak diciptakan Adam Alaihis Salam…? “.

Malaikat itupun berkata, “ Wahai Rosulalloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam, demi yang telah mengutusmu dengan hak ( kebenaran ), sesungguhnya aku mengetahui semua jumlah tetesan air hujan yang turun dari langit ke bumi dari mulai diciptakan Adam Alaihis Salam sampai sekarang ini, begitu pula aku mengetahui jumlah tetetas yang turun ke laut, ke darat, ke hutan rimba, ke gunung-gunung, ke lembah-lembah, ke sungai-sungai, ke sawah-sawah dan ke tempat yang tidak diketahui manusia ”.

Mendengar uraian malaikat tadi, Rosululloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam sangat takjub dan bangga atas kecerdasannya dalam menghitung tetesan air hujan.

Kemudian malaikat tadi berkata kepada beliau :

“ Wahai Rosulalloh, walaupun aku memiliki seribu tangan dan sejuta jari dan diberikan kepandaian dan keulungan untuk menghitung tetesan air hujan yang yang turun dari langit ke bumi, tapi aku memiliki kekurangan dan kelemahan ”.

Rosulalloh Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun bertanya, “ Apa kekurangan dan kelemahan kamu….? “

Malaikat itupun menjawab, “ kekurangan dan kelemahanku, wahai Rosulalloh, jika umatmu berkumpul di satu tempat, mereka menyebut namamu lalu BERSHOLAWAT atasmu, pada saat itu aku tidak bisa menghitung berapa banyaknya pahala yang diberikan Alloh Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka atas sholawat yang mereka ucapkan atas dirimu ”.

Kemanakah Air Bekas Memandikan Jasad Rasulallah Muhammad SAW


Kemanakah Perginya Air Bekas Memandikan Jasad Rosululloh SAW…?

Pada kisaran tahun 90-an, dalam sebuah Muktamar Tingkat Dunia yang  diselenggarakan di Mesir, muncul pertanyaan dari Syeikh Mutawwali  Asy-Sya'rawi tentang kemanakah perginya Air bekas Memandikan Jasad  Rosululloh Saw…?

Semua peserta Muktamar yang merupakan para Ulama  perwakilan dari berbagai Negara itu tak ada yang mampu menjawab. Karena  pertanyaan tersebut menarik dan belum pernah dibahas dalam sejarah Islam  sebelumnya, maka sang pimpinan Muktamar meminta waktu untuk mencari  jawaban tersebut. Beliau berkata bahwa besok Beliau akan menemukan  jawabannya.

Sepulangnya dari Muktamar, sang pimpinan langsung  masuk ke perpustakaan dan membuka seluruh Kitab, guna mencari jawaban  dari pertanyaan tersebut. Namun setelah semua Kitab dibuka, tak ada  satupun kalimat yang membahas pertanyaan tersebut.

Karena  kelelahan, akhirnya Beliau tertidur dan saat tidur itulah Beliau  bermimpi bertemu dengan Rosululloh Saw yang sedang bersama seorang  pembawa Lentera. Bak pucuk dicinta ulam pun tiba, Beliau menggunakan  kesempatan tersebut untuk meminta jawaban yang dicarinya langsung kepada  Rosululloh Saw dan Rosululloh Saw memberi Isyarat agar Beliau bertanya  kepada pemegang Lentera disampingnya, " Tanyalah kepada Shohibul Qindil  ( Lentera ). "

Shohibul Qindil menjawab :
 " Air tersebut naik ke  Langit dan turun kembali ke Bumi bersama Hujan. Setiap Tanah yang  dijatuhi Air tersebut, maka di kemudian hari akan didirikan sebuah  Masjid ".

Keesokan harinya, berdirilah sang pemimpin Muktamar  untuk memberikan jawaban tentang perginya Air bekas Memandikan Jasad  Rosululloh Saw.

Semua yang hadir terkagum-kagum.

Syeikh Mutawwali yang mengajukan pertanyaan tersebut, bertanya lagi :
 " Darimana engkau mengetahuinya…? ".

Sang pimpinan Muktamar menjawab :
 " Dari seseorang yang saat itu sedang bersama Rosululloh dalam mimpiku semalam ".

Syeikh Mutawwali bertanya lagi :
 " Apakah ia membawa Qindil…? "

" Bagaimana engkau tahu…? ",  tanya balik sang pimpinan.

" Karena akulah Shohibul Qindil tersebut ". Jawab Syeikh Mutawwali.

Kisah ini amat Masyhur di kalangan Ulama, terlebih di Mesir.

Sekalipun banyak saksi mata yang menyaksikan langsung peristiwa ini,  namun Ulama-Ulama dari kelompok Wahabi yang kala itu hadir juga,  sedikitpun tidak mempercayai kisah ini, kecuali Syeikh Umar Abdul Kafi.

Beliau mengatakan bahwa dirinya telah banyak melihat berbagai Karomah  dalam diri Syeikh Mutawwali Asy-Sya'rawi, namun Beliau enggan  mengakuinya karena keyakinan yang dianutnya ( Faham Wahabi ) menolak  adanya Karomah.

Tapi untuk kali ini, Alloh Swt telah menumbuhkan  keyakinan dalam Dadanya, sehingga ia yang seorang wahabi mempercayai  kisah ini. Ia lalu keluar dari Wahabi dan masuk ke dalam Faham  Ahlussunnah Wal Jama'ah.


۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

° Sumber Majelis Ta'lim Almunawwarah (Hadratus Syeikh Arifin Bin Ali Bin Hasan)

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...