" Kenapa saya tidak bahagia….??? "
Tanya seseorang yang mampir di inbox. Pertanyaannya singkat
tapi terlihat sangat butuh jawaban segera.
Saya justru heran, kenapa dia tidak bahagia…? Apa yang membuat
dia tidak bahagia…?
Saya perhatikan profile pic nya dia tampak sehat. Dia bukan
orang yang harus berjalan dengan dua tangan sejak kecil karena terlahir tidak
punya kaki. Dia juga tampak bukan orang yang lahir cacat kembar dempet dengan
dua kepala dan satu tubuh yang tidak bisa dipisahkan kecuali oleh mati.
Lalu apa yang membuat dia tidak bahagia….. ?
Saya pun menulis...
Bahagia itu bukan dicari, ia dihadirkan dalam diri. Ia sulit
hadir ketika seseorang selalu marah pada situasi.
Ia tidak akan hadir ketika seseorang selalu berputus asa dan
menyalahkan takdir kenapa ia dilahirkan seperti ini...
Bahagia hanya hadir kepada manusia yang selalu bersyukur atas
apapun yang terjadi. Sehebat apapun hantamannya, sekuat apapun tekanan yang
dihadapinya, semua itu terjadi bukan tanpa makna. Tetapi melatih orang untuk
berfikir bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan seseorang selain dirinya
sendiri...
Ketika kamu bertanya kenapa saya tidak bahagia, saya akan
bertanya kenapa kamu tidak bahagia. Jangan menjawab dengan beribu alasan,
tetapi mulailah instropeksi bahwa setiap manusia dilahirkan pasti karena mempunyai
fungsi.
Carilah fungsimu di dunia ini dan bahagia akan tumbuh seiring
manusia menghargaimu bukan karena siapa dirimu tetapi apa yang sudah kamu
lakukan terhadap orang lain.
Kebahagiaan itu seperti magnet yang akan menarik kebahagiaan
disekitarnya, begitu juga sebaliknya dengan kesedihan...
Kubakar sebatang sigaret malam ini dan mulai berfikir bahwa
banyak manusia yang salah bertanya. Ia seharusnya tidak bertanya kenapa dia
tidak berbahagia, tetapi bertanya kenapa tidak mampu membuat orang lain
bahagia..
" Tuhan itu sesuai prasangka manusia terhadap diri-Nya,
" sabda Nabi. Ketidak-hadiran Tuhan dalam diri seorang manusia bukan
karena Ia tidak ada, tetapi karena manusia yang tidak menghadirkan-Nya.
Begitu juga dengan bahagia...
Bahagia itu seperti secangkir kopi. Ia pahit bagi dirinya
tetapi nikmat bagi orang lain yang mencecapnya...
No comments:
Post a Comment