Ngaji Gus Baha
Saya ngaku alim itu bukan karena sombong, tapi keharusan.
Karena begini ya, kalau kamu punya istri mau melahirkan, itu pasti mencari
tulisan " Bidan ". Barokahnya tulisan itu kamu tahu siapa Bidan.
Kalau kamu gigimu sakit pasti mencari tulisan “ dokter gigi “.
Sekarang mininal kita adalah, yang tahu Wahab tidak menulis
ahli Fathul Wahab, ahli Fathul Qarib. Sehingga masyarakat itu susah mencari
konsultan ahli fiqih. Karena santri Ploso tidak menulis di rumahnya, ahli
Fathul Wahab, ahli Fathul Qarib. Lho itu penting, supaya orang tahu.
Setidaknya kenapa ( mohon maaf ), banyak, kalau saya boleh
agak memprovokasi dan itu bagus, provokasi itu kadang bagus, tapi untuk
kebaikan. .
Kenapa orang-orang lain itu menjadi rujukan…? Karena mereka
memaklumatkan diri, dengan gelar Lc, MA, terus ahli Fiqih. Tapi kita yang ngaji
Wahab khatam, musyawarah khatam, nggak nulis di rumahnya " ahli Fathul
Wahab ".
Setidaknya anda nulis, " konsultan kalau ingin mondok ke
Ploso ". Sehingga, orang daerah kamu kalau mau mondok ke Ploso konsultasi
ke kamu. Tapi, kita itu terlalu adab.
Padahal, " awwaalunnubuwwah " itu dimulai dari
" At Tahaddi " memaklumatkan diri kalau beliau adalah seorang Nabi.
Jadi, kalau kamu boyong harus memaklumatkan diri. " Saya bukan bakul
tembakau, saya ahli Fathul Wahab ".
Lha ini khataman Fathul Wahab, tapi cerita mbako. Wah, itu
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.
Ini harus… Ya anda harus tersiksa dengan keterwakilan oleh
ini.
Saya ini baca kitab banyak sekali, termasuk kitab Ithaf.
Ketika beliau mensyarahi Ihya', itu bercerita kitab yang saya
baca fil fiqhi itu dihitung mulai madzhab Syafi'i sampai Hanafi, semuanya. Saya
baca kita tasawuf ini ini. Jadi memaklumatkan diri.
Awal dari nubuwwah itu memaklumatkan diri. Sehingga orang
gampang mencari.
Kalau orang bisa mencari bidan, mencari dokter gigi karena
tulisan, kenapa orang kesulitan mencari ahli Fathul Qarib…? Kalau kamu ahli
konflik, tulis saja " konsultan spesial cerai ", karena pengalaman
pernah cerai, tulis saja. Kalau ahli jombo, ya tulis saja " ahli
perjodohan ". Supaya orang tahu keahlian kamu dimana.
No comments:
Post a Comment