Ada seorang gadis yang hamil di luar nikah.
Karena takut sang pacar di aniaya oleh ayahnya, si gadis
memberitahu keluarganya, bahwa biksu dari kelenteng dekat rumahnyalah yang
menghamili dia.
Akhirnya keluarga ini bersama penduduk desa mendatangi si biksu
dan memarahinya habis-habisan. Mencaci maki dan meminta si biksu menerima anak
tersebut.
Si biksu hanya terdiam tanpa menjawab. Kata-kata yang keluar
dari mulutnya hanya, " Oh begitu. Baiklah…"
Kemudian anak itu diterimanya.
Sejak hari itu, biksu ini berusaha meminta susu dan
menggunakan sedikit uangnya untuk kehidupan si anak ini. Berita ini menyebar
dengan cepat dan pamor biksu ini semakin buruk. Akibatnya makin banyak org
membenci biksu ini. Hari demi hari lewat.
Gadis / ibu si anak hidup dalam kegelisahan karena merasa
bersalah. Dia merasakan siksaan batin selama 1 tahun. Akhirnya si gadis mengakui bahwa ayah dari
anak itu bukan si biksu. Keluarga ini kemudian mendatangi si biksu. Si biksu terlihat sangat kurus. Sedangkan anak kecilnya terlihat sehat dan
gemuk. Keluarga ini meminta maaf dan dan meminta kembali anak tersebut.
Biksu hanya tersenyum dan berkata, " oh begitu ya.
Baiklah "
Keluarga ini bingung dan bertanya " maaf anda telah kami
rugikan sampai seperti ini, kenapa anda masih sebaik ini pada kami..? Nama baik
anda rusak oleh kami. Kenapa saat itu anda tidak membela diri…? "
Biksu tersenyum dan menjawab " Sebagai seorang biksu,
saya tidak seharusnya terlalu memperdulikan hal seperti itu. .”
" NAMA BAIK... “
" Apalah artinya buat kami….? “
" Diejek dan di fitnah juga tidak masalah, kalau dengan
menjaga anak itu, aku bisa meringankan beban si gadis dan menyelamatkan 1
nyawa. Bukankah saya sudah berbuat baik…? “
" Lagipula kalaupun saya berusaha membenarkan diri saya,
tidak banyak orang yang akan percaya. "
" Karena itu untuk apa menyusahkan diri sendiri dan hidup
dibawah perkataan org lain….? "
Mereka semua terdiam. Dan biksu ini melanjutkan.
" Seseorang jikalau dari awal percaya, dia akan tetap
percaya kita. “
" Kalau dari awal dia tidak percaya. Kita berusaha
sekeras apapun dia tidak akan percaya. Bukankah lebih baik aku diam dan tidak
perlu membela diriku…? “
" Manusia yang berpikir negatif itu akan selalu
menghakimi kita. Saat kita berbuat baik,
kita dibilang punya tujuan tertentu. Saat
kita salah, mereka hanya akan menambah garam pada luka. Tapi toh setelah semua
nya lewat, hasil dari perjuangan kita yg mereka lihat. Karena itu biarlah kita
selalu berbuat baik. Dan biarlah waktu yg membuktikan. Apakah kita benar-benar
baik, atau hanya pura² baik. ”
" Saat kita menanam padi. Rumput selalu ikut tumbuh
disana. Tapi saat menanam rumput. Tidak pernah ada padi disana. "
" Jangan berdebat sama orang bodoh "
Mengapa bapak saya selalu
mengingatkan ke saya untuk menghindari
perdebatan walaupun kita benar 🤔🤔
Mari Kita Pikirkan...
Kenapa murid yang menjawab
3 x 7 = 21 tapi malah dihukum , cambuk 10 kali
Alasan sang guru , sangat mengharukan
Siapa Yang Benar
Alkisah ...
Hiduplah seorang guru yang
sangat dihormati karena tegas dan jujur.
suatu hari dua muridnya menghadap guru, mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik, keduanya
berdebat tentang hasil hitungan 3 x 7
Murid pandai mengatakan hasilnya 21,murid bodoh bersikukuh
hasilnya 27, murid bodoh menantang murid pandai supaya gurunya menilai siapa yang benar
diantara mereka
Murid bodoh mengatakan : “ jika saya yang benar 3 x 7 = 27, maka
kamu harus mau dicambuk 10 kali oleh
guru, tetapi kalau kamu yang benar ( 3 x
7 = 21 ), maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri,
haahaahaa…haahaahaa...”
Demikian si bodoh menantang dengan sangat yakin akan pendapatnya itu,
“Katakan guru, mana
yang benar…? ” Tanya murid yang bodoh 🤔
Ternyata guru memvonis
cambuk 10x bagi murid yang pandai ( yang menjawab 3x7=21 )
Murid pandai pun protes… tapi gurunya menjawab : “ hukuman ini
bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk ketidakarifanmu karena berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalo 3×7 adalah 21. ”
Guru melanjutkan : “ Lebih
Baik Melihatmu Dicambuk Dan Menjadi Arif
Daripada Guru Harus Melihat Satu Nyawa Terbuang Sia-Sia Karena Memenggal Kepalanya Sendiri ”
Pesan Moral : Hindari
berdebat dengan orang yang tidak menguasai data permasalahan dan ilmu sebab bila mental kita masih lemah
maka hanya emosi dan permusuhan yang
didapat
Berdebat / bertengkar untuk
sesuatu yang tidak perlu diperebutkan kebenarannya hanya akan menguras energi percuma
Ada saatnya kita diam untuk
menghindari / mengakhiri perdebatan yang tidak perlu, diam bukan berarti kalah,
menang juga bukan hal yang luar biasa
apalagi menang melawan orang yang tidak
mengerti
Pemenang sejati adalah orang yang mampu menaklukkan egonya sendiri 💪💪👍
Setiap orang mendambakan
kedamaian hidup,
Sebelum berdamai dengan
orang lain, sebaiknya berdamailah dulu dengan diri sendiri,
No comments:
Post a Comment