Maulana Habib Muhammad Luthfi Bin
Yahya :
Jangan pernah tinggal mutholaah,
dan jangan bosan mengulang²nya walaupun kitabnya hanya satu. sebab jika rajin
mutholaah dengan berkah mu'allif, insya Alloh di futuh oleh Alloh.
Imam² kita itu karya²nya luar
biasa, Imam Ibnu Hajar tiap malam baca sholawat sebanyak 20 ribu, Imam Nawawi
40 ribu, dan Syaikh Abi Zakariya al-Anshari tiap malam baca sholawat sebanyak
30 ribu, sampai ketika disebut nama Rosululloh hati mereka bergetar.
Yang kedua, jangan tinggal hidmah
kepada guru walaupun hanya sedikit, itu yang menjadikan sebab terbukanya
mafahim yang luar biasa.
Yang terakhir, jangan tinggal
kirim hadiah fatihah kepada guru, saya paling tidak suka kalau ada santri
sampai melupakan gurunya, sebab kunci futuh itu ada di tangan guru, walaupun si
santri lebih alim dari gurunya.
Dulu selama di pondok, saya ikut
mencangkul, Matun ( menyiangi padi ), Derep ( memanen ). semua itu saya
kerjakan atas perintah guru.
Selama di pondok, Saya
tidak pernah menempatkan diriku sebagai seorang Sayyid ( Habib ) . saya selalu
menempatkan diriku hanya sebagai seorang santri. Walaupun sebenarnya guruku (
Kiai Muhammad Kaukab bin Muslim bin Sholeh ) tahu nasabku. Pendiri Pondok
Pesantren benda kerep yakni Kiai Sholeh, itu murid buyutku ( Habib Umar bin
Thoha bin Yahya Indramayu ), Beliau sholat berjamaah subuh dengan wudhu sholat
isya sebagai ma'mum di belakang Habib Umar selama 25 tahun. Kalau mau mencari
orang² yang alimnya melebihi Kiai Sholeh, banyak kita temui, tapi kalau mau
mencari orang yang pangkat kewalianya tinggi seperti beliau, jarang kita temui.
No comments:
Post a Comment