Alam semesta ini real wujud Zat
Tuhan. Karenanya alam semesta disebut 'alam, kosa kata bahasa Arab dari bentuk
noun " 'alāmat " artinya " tanda-tanda ". Berarti 'alam
adalah wujud nyata tanda-tanda wujud-Nya.
Anda amati jam, ketika jam sampai
di pukul 24.00 yakni titik akhir periodik jam, justru bersama itu jarum jam
masuk di pukul 00.00 yakni titik awal periodik jam. Titik awal justru itu titik
akhir, berlangsung konstan bersamaan. Demikian pula Anda sampai di puncak akhir
31 Desember pukul 24.00 berarti saat itu Anda sampai di titik awal 1 Januari
pukul 00.00. Ini tanda nyata wujud Huwal Awwalu wal Ākhīr ( Maha Awal dan Maha
Akhir ) di dalam Zat Tuhan.
Anda perhatikan sidik jari Anda,
tidak ada yang sama antara satu orang dengan yang lain. DNA Anda juga demikian.
Juga " kepribadian " Anda sebagai identitas diri, tidak ada yang
sama. Sekalipun Anda lahir kembar, identitas Anda sendiri-sendiri. Itu berarti
Anda selalu di posisi " tidak ada yang menyamai ", ini tanda
wujud-Nya sebagai Laisa Kamitslihi Syai-un ( Tidak Ada Sesuatu yang
Menyamai-Nya ).
Ada manusia, ada jin, ada hewan,
ada tumbuhan, ada malaikat itu hanya wujud satu " makhluk hidup ".
Ada samudera, ada benua, ada lautan, ada daratan, ada kutub, ada atmosfir, itu
hanya wujud satu " bumi ". Semua terakses " satu ", karena
memang alam ini adalah tanda dari wujud nyata Ahad.
Di dimensi material, alam ini
hanya wujud materi, karenanya emosi Anda pun banyak mengakses benda materi. Di
dimensi ini, tidak masuk akal ketika Anda harus mengakses ikhlas. Ikhlas itu
emosi yang murni kepada Tuhan, lah Tuhannya ada di langit, tidak pernah
terlihat mata, bagaimana emosi Anda bisa mengakses-Nya…? Yang terlihat
sehari-hari materi duit, materi rumah, materi anak, materi baju, maka ke arah
itu emosi Anda mengarah. Tuhannya masih di langit, tidak pernah Anda bergumul
dengan-Nya, bagaimana ketemu ikhlas….? Begitulah dimensi material.
Di alam dunia ini selalu menganut
sistem dualitas; majaz dan haqīqat ( semu dan nyata ). Alam semesta hakikatnya
tanda nyata wujud-Nya, sebagaimana sedikit saya urai di atas, namun di dimensi
majaz sama sekali tidak ada kenyataan pasti, tidak ada realitas nyata, semua
semu. Dulu, bangsa A.S. adalah musuh politik Inggris, karena sebenarnya tanah
A.S. adalah tanah jajahan Inggris. Ketika masyarakat Eropa banyak migrasi ke
benua A.S. mereka tidak mau lagi berada di bawah kuasa Inggris. Para migran
dari Eropa melakukan perlawanan pada kekuasaan Inggris hingga merdeka. Dulu
A.S. musuh Inggris, sekarang keduanya sehati serasa. Dulu, Ahmad Dani
ngemis-ngemis pembelaan kepada Gus Dur saat diserang FPI pada kasus logo Dewa
19, tapi sekarang Dhani dan FPI jadi sohib dekat. Di masa pemerintahan SBY,
PDI-P satu koalisi dengan Partai Gerindra, sekarang keduanya berhadapan. Tidak
ada kenyataan pasti di dimensi majaz alam material, semua semu, karenanya
disebut alam hudūts ( alam kejadian baru ).
Karena semu, di dimensi majaz
yakni dimensi material, Anda tidak bisa memegang apapun dari realitas tersebut.
Ketika hati kita memegangnya kuat-kuat, Anda akan mengalami keguncangan tiada
berkesudahan, sebab memang tidak bisa dipegang, berubah dan berubah, semu.
Dinalar, dari celah mana Anda
berkesempatan mem-bully Mario Teguh. Sosok santun, energik, penuh bijak, penuh
cinta, lembut, romantis dan spiritualis. Bicara politik tidak pernah, bicara
SARA tidak pernah, apalagi mengfitnah ( kecuali kasus dengan Ibu Aryani, mantan
istrinya, yang masih wallāhu a'lām ). Tapi pada akhirnya semesta berkonspirasi
menghujatnya, Anda pun mungkin ada yang turut serta menghujatnya. Kenapa bisa
jadi pusat bully-an, padahal dia sedemikian santun…? Karena hatinya sedang
" memegang sesuatu yang semu ". Sangat menyakitkan…?
Dimensi semu alam semesta adalah
pusat kekeruhan, pusat konflik, pusat keguncangan, hati manapun yang
memegangnya erat, dia akan mengalami kegaduhan. Sesopan apapun diri Anda,
ketika hati Anda memegang semunya alam ini, hidup Anda menjadi penuh
keguncangan. Anda diam begitu anteng, tiba-tiba dibenci orang, Anda begitu
profesional memberi nasehat di mimbar khutbah, tiba-tiba dihujat orang. Sangat
menyakitkan…?
Ibn Athaillah dalam Al-Hikām
mengatakan,
لاَتَسْتَغْرِبْ وُقُوْعَ الاَكْدَارِ مَا دُمْتَ فىِ هَذِهِ الدَّارِ فَإِنَّهَا ماَ اَبْرَزَتْ إِلاََّماَهُوَ مُسْتَحِقٌ وَصْفِهَا وَوَاجِبُ نَعْتِهَا
Artinya : " Janganlah Anda
heran terjadinya kekeruhan di dunia ini, karena sesungguhnya dunia tidaklah
menampakan suatu kekeruhan melainkan itu sifat dan karakter yang hak dan
melekat pada dunia. "
Anda renungkan, berapa sih gengsinya dari imam Tahlilan malam Jumat
di RT….? Menghafal Tahlilan, sehari selesai, ilmiah tidak, dapat gaji tidak.
Tetapi banyak ustadz mengalami konflik dengan sesama ustadz gara-gara rebutan
imam Tahlilan. Berapa sih gengsinya jadi imam shalat maktubah di masjid…?
Belajar shalat, tiga hari selesai. Tidak ilmiah, tidak ada bayaran. Tapi berapa
banyak pemuka agama yang konflik dengan sesama pemuka agama lantaran rebutan
imamah masjid. Itu semua lantaran hati mereka memegang erat alam semu. Sangat menyakitkan….?
Coba Anda amati, bagaimana kisruh
di gedung DPR ketika para anggota dewan berebut posisi politik...? Bagaimana
lelahnya hati Anda menyaksikan kisruh politik saat musim kampanye Pemilu…?
Bagaimana sesaknya dada Anda ketika mengamati kisruh politik Q.S. Al-Māidah :
51 Semua keruh. Menyakitkan.
Lalu bagaimana ketika hati Anda
memegangnya kuat-kuat…? Sakit hati tak berperi, itu yang pasti akan Anda
rasakan. Baru sedang memercayai FPI, tiba-tiba di facebook Anda melihat petisi
minta tanda tangan " bubarkan FPI ", baru sedang memercayai Ahok,
tiba-tiba unjuk rasa besar-besaran terjadi menuntut penjarakan Ahok.
Menyakitkan…?
Karakter asli dunia adalah
kekeruhan, jika hati Anda memegangnya kuat-kuat, niscaya Anda terbakar hangus.
Lalu apa yang bisa Anda pegang di
dunia ini…? Peganglah dimensi haqīqat-nya dunia. Di atas dijelaskan, alam
esensinya adalah tanda dari wujud nyata Tuhan. Hanya wujud Tuhan yang nyata di
alam materi ini, di Dalam-Nya tidak ada kisruh, tidak ada perubahan, tidak ada
yang tidak pasti, semua di Dalam-Nya wujud nyata.
Bila di atas saya singgung,
kepribadian Anda dengan bawaan sidik jari dan DNA adalah sesuatu yang laisa
kamitslihi syai-un ( sesuatu yang tidak ada yang menyamai ), maka memasuki
dimensi haqīqat adalah memasuki karakter diri. Di dalam karakter lah wujud
nyata alam semesta.
Semua di sekeliling Anda semu,
semua majaz, yang tersisa kekal hanya karakter. Karakterlah yang nanti akan
terus ditanyakan hingga ke penghujung masa yang tak bertepi, karakter pula yang
akan menghadapi hisāb.
Di alam ini semua keruh karena
semua semu, semua keruh berakhir menyakitkan, tinggal satu yang wujud ada, yang
nyata real-nya yaitu sesuatu yang laisa kamitslihi syai-un.
Karakter. Karakter. Karakter.
No comments:
Post a Comment