Lalu Bagaimana caranya
menstabilkan EMOSI….? ”
Pertanyaan di atas secara konteks
memiliki kemiripan dengan pertanyaan Nabiyullah Yahya as kepada Nabiyullah Isa
as.
Nabiyullah Yahya as bertanya, ” Bagaimana
supaya aku ini tidak marah…? "
Nabi Isa as menjawab, ” Jika kamu
dicela dengan sesuatu yang memang ada padamu, katakanlah bahwa itu dosa yang
aku ingat dan aku memohon ampunan Allah atasnya. Dan jika kamu dicela dengan
sesuatu yang sebenarnya tidak ada padamu, pujilah Allah yang tidak menjadikan
pada dirimu apa yang dicelakan kepadamu itu. Maka itu akan menjadi satu
kebaikan yang dikirim kepadamu. "
Jadi Nabiyullah Isa as mengatakan
bahwa untuk menahan EMOSI adalah dengan cara “ MENGAKUI KESALAHAN ” dan “ BERSYUKUR
“.
Dan ketika pertanyaan ” Lalu
Bagaimana caranya menstabilkan EMOSI…? ” ini ditanyakan kepada Nabiyullah
Sulaiman as maka beliau tentu akan menjawabnya seperti ini,
Dalam sebuah riwayat, diceritakan
bahwa suatu hari seorang lelaki datang kepada Nabi Sulaiman as dan berkata, ” Nasihatilah
saya. "
Lalu Nabi Sulaiman as berkata, ” Jangan
marah. "
Lelaki itu menjawab, ” Saya tidak
mampu. "
Nabi Sulaiman as berkata, ” Kalau
begitu, tahanlah lisanmu dan tanganmu saat marah. "
Jadi Nabiyullah Sulaiman as
mengatakan bahwa untuk menahan EMOSI adalah dengan cara menahan lisan kita dan
menahan tangan kita ketika kita sedang marah.
Dan ketika pertanyaan ” Lalu
Bagaimana caranya menstabilkan EMOSI…? ” ini ditanyakan kepada Dzulqarnain as
maka beliau tentu akan menjawabnya seperti ini,
” Kendalikan emosimu dengan
menahan diri. Jangan kamu gugup atau tergesa-gesa. Karena Jika kamu gugup atau
tergesa-gesa maka sangat mungkin kamu berbuat keliru. ”
Jadi Dzulqarnain as mengatakan
bahwa untuk menahan EMOSI adalah dengan cara Jangan Gugup dan Jangan
Tergesa-gesa.
Dan ketika pertanyaan ” Lalu
Bagaimana caranya menstabilkan EMOSI…? ” ini ditanyakan kepada Luqmanul Hakim
as maka beliau tentu akan menjawabnya seperti ini,
” Jangan marah, karena setan paling mampu
menguasai anak Adam saat anak Adam itu marah. Tolaklah marah dengan menahan
amarah dan redakanlah ia dengan sikap waspada ( tenang ). Jangan tergesa-gesa,
sebab jika tergesa-gesa, engkau akan
salah langkah. Jadilah orang yang ramah dan lemah lembut terhadap yang dekat
maupun yang jauh. "
Jadi Luqmanul Hakim as mengatakan
bahwa untuk menahan EMOSI adalah dengan cara menahan Marah dan senantiasa
tenang dan waspada.
Dan ketika pertanyaan ” Lalu
Bagaimana caranya menstabilkan EMOSI…? ” ini ditanyakan kepada Rasulullah saw
maka beliau saw tentu akan menjawabnya seperti ini, Jawaban Pertama Rasulullah
saw : ” UCAPKANLAH TA’AWUDZ ”
Rasulullah saw bersabda : ” Aku
benar-benar mengetahui ada satu kalimat yang jika diucapkan akan mampu
menghilangkan kemarahan yang sedang menimpa seseorang, yaitu ucapan ' Aku
berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk'." ( HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi )
Jawaban Kedua Rasulullah saw :
RUBAHLAH POSISI TUBUHMU
Rasulullah saw bersabda : ” Jika
seseorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk jika hal
tersebut dapat menghilangkan kemarahannya. Namun jika marahnya belum hilang,
hendaklah ia berbaring. " ( HR. Abu Dawud )
Rasulullah saw juga bersabda, ” Jauhilah
marah karena ia merupakan bara yang akan menyala di dalam Fuad anak cucu Adam.
Tidaklah kamu lihat salah seorang di antara kalian jika dia marah, matanya
memerah dan urat lehernya membengkak. Jika salah seorang diantara kamu
merasakan sesuatu dari hal itu, hendaklah dia berbaring atau duduk di tanah. "
( HR. Ahmad, At-Tirmidzi No. 2191 dan Ath-Thabrani )
Jawaban Ketiga Rasulullah saw :
BERWUDHULAH
Rasulullah saw bersabda : ” Marah
itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api itu hanya dapat dipadamkan
dengan air. Jadi, jika seseorang dari kalian sedang marah, hendaklah ia segera
mengambil air wudhu. " ( HR. Abu Dawud )
Jadi Rasulullah saw mengatakan
bahwa untuk menahan EMOSI adalah dengan cara :
1. Ucapkanlah Kalimat Ta’awudz.
2. Rubahlah Posisi Tubuh.
3. Berwudhulah.
No comments:
Post a Comment