Suatu hari, Gus Miek dengan
diikuti Gus Farid ( kerabatnya ) bertandang ke sebuah diskotek. Di sana, Gus
Farid mencoba menutupi identitas Gus Miek agar tidak dilihat dan dikenali
pengunjung diskotek itu.
“ Gus, apakah jama’ah sampeyan
kurang banyak…? Apakah sampeyan kurang kaya…? Kok mau masuk tempat seperti ini…?
” Tanya Gus Farid kemudian. Gus Miek terlihat emosi mendengar pertanyaan orang
terdekatnya, yang telah puluhan tahun mengikutinya.
“ Biar nama saya cemar di mata
manusia, tapi tenar di mata Allah. Apalah arti sebuah nama. Paling mentok, nama
Gus Miek hancur di mata umat. Semua orang yang di tempat ini, di diskotik ini,
juga menginginkan surga, bukan hanya jamaah ( kaum santri dan bersarung ) saja
yang menginginkan surga. Tetapi, siapa yang berani masuk ke tempat seperti ini…?
Kyai mana yang mau masuk ke tempat-tempat seperti ini….? ” Sergah Gus Miek.
Gus Farid terdiam. Tak lama
setelah itu, Gus Miek pun kembali ceria seolah lupa dengan pertanyaan Gus Farid
barusan ...
No comments:
Post a Comment