Mengapa ada materi kebahagiaan yang
berhubungan dengan kerezekian…? Sebab biasanya orang ingin mencari rezeki yang
banyak agar menjadi bahagia. Nyatanya bahagia itu bisa kita capai meski tanpa
limpahan harta benda dunia.
Dan, menurut sebuah penelitian, orang yang bahagia
akan lebih mudah sukses dalam kehidupannya. Jadi berbahagia dulu. Baru sukses
dan kaya dan lebih bahagia lagi. Begitu.
Materi dari tinjauan ilmiah.
Artinya melalui penelitian dan uji coba oleh para ilmuwan terhadap ribuan
responden keluarga.
Nah, tambahan ilmiah semacam itu
menambah keyakinan akan kebenaran ajaran agama kita. Sebab saran-saran dari
para ilmuwan tadi, ternyata sudah diisyaratkan di dalam Al Quran dan hadits
nabi. Dan masih tersisa banyak sekali ajaran yang belum dibuktikan oleh saint.
Sebab wahyu memang mendahului saint. Sebab Sang Kholiq adalah pemilik saint
yang sebenarnya.
Beberapa hadits dan ayat ini mengisyaratkan
apa yang ada
1. Rasulullah SAW bersabda, “ Dunia
adalah harta dan sebaik-baiknya harta adalah wanita yang shalehah. ”
Di sini ada isyarat bahwa salah
satu unsur terpenting dalam kebahagiaan rumah tangga adalah istri yang
sholihah.
2. Diriwayatkan oleh Dailami,
dari Ibn Asaskir, Rasulullah SAW bersabda : “ Ada empat kunci kebahagiaan bagi
seseorang muslim, yaitu mempunyai isteri yang salehah, anak-anak yang baik,
lingkungan yang baik dan pekerjaan yang tetap di negerinya sendiri. ”
Di sini ada isyarat beberapa
unsur yang menyebabkan kebahagiaan.
3. Allah berfirman dalam surat An-Nisa
ayat 19, ".... dan bergaullah dengan mereka dengan ma'ruf / dengan cara
yang baik / patut... "
Di sini ada isyarat bahwa suami
harus menggauli istrinya dengan baik. Artinya, salah satu kunci bahagia adalah
suami sholih.
4. Nabi bersabda : " Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diamlah. "
Di sini ada isyarat kita harus
mampu menjaga kata-kata. Banyak kata-kata yang tidak tepat menyebabkan retaknya
rumah tangga.
5. Nabi bersabda : " Kami
para nabi diperintahkan untuk berbicara kepada manusia sesuai kadar / kemampuan
akal mereka ".
Di sini ada isyarat bahwa kita
harus bisa berbicara menyesuaikan dengan lawan bicara.
Harap maklum, bahwa materi ini
dari tinjauan ilmiah. Bukan tinjauan agama ya. Jadi bahasanya umum. Mohon
dimengerti.
Salam silaturahmi dan hormat
takdzim.
Alfaqiiru Ilaa Rohmati Robbihil
Kabiir: Muhammad Itsna Hambali,
PP. Darul 'Ulum,
Selotumpuk-Tangkil-Wlingi-Blitar-Jawa Timur-Indonesia
No comments:
Post a Comment