Sekedar
informasi, Jika belum tau sanad"nya dan belum mengerti sejarah...
Ojo kakean
omong n dlohom...
Membakar
kemenyan ketika berdzikir, membaca Alqur'an, berada di majlis ilmu maka
wangi-wangian (tathayyub) hukumya Sunnah berdasarkan senangnya Kanjeng Nabi
Muhammad Saw pada sesuatu yang harum dan Kanjeng Nabi senang dengan wewangian.
Beliau
Kanjeng Nabi Saw sering memakainya dan mendorong para sahabat untuk
menggunnakanya.
( Lihat dalam
kitab Bulghat ath-Thullab halaman 53-54 ).
مسئلة ج: اخراق البخور عند ذكر لله ونحوه كقراءة القرأن ومجلس العلم لھ اصل فى السنة من حیث ان النبى صلى لله علیھ وسلم یحب الریح الطیب الحسن ویحب
الطیب ویستعملھا كثیرا
بلغة الطلاب ص ٥٣
" Membakar
dupa atau kemenyan ketika berdzikir pada Allah dan sebagainya seperti membaca
al-Qur'an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai dasar dalil dari al-Hadits
yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw menyukai
bau wangi dan menyukai minyak wangi dan beliau pun sering memakainya."
(Bulghat
ath-Thullab halaman 53-54).
قال
بعض أصحابنا ویستحب أن یبخر عند المیت من حین یموت لانھ ربما ظھر منھ شئ فیغلبھ رائحة البخور
" Sahabat-sahabat
kita ( dari Imam Syafi’I ) berkata: Sesungguhnya disunnahkan membakar dupa di
dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yang muncul maka bau kemenyan
tersebut bisa mengalahkan / menghalanginya. ”
(Al-Majmu'
Syarh Muhadzdzab juz 5 halaman 160)
Sedikit
tambahan dari saya pada awalnya kemenyan itu dibuat sebagai pengharum ruangan
tapi ada sebagian orang yang merasa paling benar dan paling pintar mengharamkan
menyan,
ok akan saya
jelaskan menyan itu haram apabila dipergunakan buat mengundang setan, sebagai
persembahan buat jin atau setan dengan tujuan dan maksud tertentu jadi
"syirik itu bukan terletak pada bendanya tapi terletak pada apa yang engkau
pikirkan tentangnya" meskipun engkau membakar 1 ton kemenyan tapi dengan
tujuan sebagai pengharum ruangan dan bukan untuk maksud" tertentu maka
diperbolehkan
Salam Rahayu
No comments:
Post a Comment