Photo

Photo

Saturday 14 October 2017

Alkisah Debat Sunni Vs Wahhabi di Warung Kopi

Pada suatu hari di sebuah warung kopi seorang Wahhabi secara kebetulan duduk satu meja dengan seorang Sunni, ketika pisang goreng disajikan oleh si pelayan warung si Sunni mengambil pisang goreng tersebut, sebelum menyantap makanan si Sunni berkata: “Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, Allahumma Hadza Minka Wa Min Rasulika Shallallahu Alaihi Wa Sallam” ( Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Ya Allah Tuhan kami, makanan ini merupakan anugrah dari-Mu dan dari Rasulullah ).

Mendengar ucapan si Sunni tersebut si Wahhabi berkata dengan nada keras: “Heiy Sunniy! apa ngga salah itu ucapan….? Kalimat itu mengandung kemusyrikan, ente telah jadikan sekutu bagi Allah !!!

Si Sunni menjawab dengan santai: “ Ya akhi, kalo ngomong jangan seenak jidat gitu achhh..! Dimana letak kemusyrikkannya?

Si Wahhabi berkata:” Itu tadi ente sebut “pisang goreng yang ente makan merupakan anugrah dari Allah dan Rasulullah. ”

Si Sunni menjawab: “ Bukankah dalam ayat al-Qur’an Allah Taala berfirman:

مَا قَالُوا وَلَقَدْ قَالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوا بَعْدَ إِسْلَامِھِمْ وَھَمُّوا بِمَا لَمْ یَنَالُوا وَمَا نَقَمُوا إِلَّا أَنْ أَغْنَاھُمُ للهَُّ وَرَسُولُھُ مِنْ فَضْلِھِ فَإِنْ یَتُوبُوا یَكُ خَیْرًا لَھُمْ وَإِنْ یَتَوَلَّوْا 􀍿 یَحْلِفُونَ بِا َِّ
. یُعَذِّبْھُمُ للهَُّ عَذَابًا أَلِیمًا فِي الدُّنْیَا وَالْآَخِرَةِ وَمَا لَھُمْ فِي الْأَرْضِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِیرٍ

Artinya: Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam, dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan di akhirat; dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (surat at-Taubah ayat: 74).

Pada ayat lain Allah Taala berfirman:

وَلَوْ أَنَّھُمْ رَضُوا مَا آَتَاھُمُ للهَُّ وَرَسُولُھُ وَقَالُوا حَسْبُنَا للهَُّ سَیُؤْتِینَا للهَُّ مِنْ فَضْلِھِ وَرَسُولُھُ إِنَّا إِلَى للهَِّ رَاغِبُونَ

Artinya: “Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (surat at-Taubah ayat: 59)

Si Wahhabi langsung menyangkal: “Demi Allah, karunia itu terjadi di zaman Rasulullah saat beliau masih hidup. Kalau sekarang Rasulullah sudah meninggal, jadi mengatakan karunia dari Rasulullah sudah dikategorikan syirik.

Si Sunni menjawab:” kalau begitu maksud ente, berarti seseorang dibolehkan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang hidup, tidak boleh dengan yang sudah meninggal ?? Wahh..ente udah bener-bener linglung, kalau sesuatu disebut syirik itu tetap syirik, dengan sesuatu apapun baik dengan yang masih hidup atau yang sudah meninggal!!

Mendengar ucapan Si Sunni, mendadak muka kusem si Wahhabi berubah pucat pasi. Entah di sengaja atau tidak Si Wahhabi ngeloyor dengan cepatnya pergi tanpa membayar kopi dan tiga goreng tempe yang di makannya.

Melihat si Wahhabi ngeloyor, si Sunni berkata : ” Woiy…. ente mau kemana ? ”

Si Wahhabi menjawab tanpa menoleh sedikitpun ke si Sunni : ” Ane ada urusan mendadak, takut ketinggalan pesawat…!!! ”


”Hehehe…alasannya kayak F**** waktu debat dibatam dengan Ust I*****. Dasar Wahhabi edan, emangnya dibandara cuma ada satu pesawat dan cuma sekali jadwal penerbangannya….??!”

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...