Sewaktu masih kerja di radio dengan frekwensi AM, saya
berbicara pada bos, "kedepan adalah waktunya FM.."
Dan saya terpaksa harus mendengarkan "nasihatnya"
selama beberapa jam. "Kamu gak usah ikut-ikut orang ribut ngomongin radio.
Saya lebih tahu radio, malah sudah bisnis radio sebelum kamu lahir. AM itu
jangkauan frekwensinya jauh lebih luas, sedangkan FM terbatas.."
Dan bla bla... dia menceritakan perjuangannya jatuh bangun
mendirikan radio.
Menyangkal. Itulah yang banyak dilakukan orang ketika dia
seperti dipaksa untuk keluar dari zona nyamannya selama ini.
Perkembangan tehnologi terus berkembang.
Pada saat ramai-ramainya orang mendengarkan radio dengan
frekwensi AM karena asik mendengarkan sandiwara radio yang dulu sedang booming,
di tempat lain sebagian anak muda sedang sibuk mengotak-atik pemancar dan perizinan
untuk bisa mendirikan radio dengan frekwensi terbaru, yaitu FM. Meski jangkauan
siarnya terbatas, tapi suara yang keluar dari pemancar jauh lebih bening
daripada frekwensi AM.
Bos saya berada pada zona nyamannya. Ia memperoleh jutaan
rupiah dari iklan hasil penayangan sandiwara radio.
Jumlah yang pada waktu itu sangat besar. Karena sedang
terlena, ia lupa bahwa ia sedang lari di tempat, sedangkan dunia bergerak maju
dengan kecepatan luar biasa.
Saya tidak mau ketinggalan. Saya keluar dan berpindah ke radio
FM baru yang dikelola bukan oleh pengusaha radio zaman dulu. "Anak
baru..." Leceh bosku dengan gagahnya sambil memutar topi koboinya yang
baru dia beli di Texas.
Beberapa tahun berlalu, dan saya dengar bos saya akhirnya
pindah ke jalur FM. Tapi dia sudah terlambat. Start-nya telat. Radionya harus
menemukan segmentasi yang tepat dan itu memerlukan waktu yang tidak cepat.
Sedangkan radio dimana saya berada sudah berkibar namanya kemana-mana.
Perubahan itu selalu ada dan tidak bisa dilawan. Dalam
perubahan selalu muncul tunas-tunas muda yang berkembang sesuai masanya. Yang
lebih tua seharusnya bisa mengikuti arusnya atau tenggelam ke dasar. Radio yang
dulu saya pernah bekerja disana, sekarang pun sudah mati tak sudi hidup pun
enggan.
Begitu juga menghadapi badai online yang menghajar dunia..
Menyangkal bahwa badai ini tidak akan berpengaruh apa-apa pada
ekonomi kita sekarang ini, bukanlah tindakan yang tepat. Kita harus bergerak ke
arah mana dia bergerak. Jika melawan kita akan hancur berantakan..
Sekarang bukan lagi masanya Merdeka ataoe mati, tetapi sudah
menjadi Berubah atau mati..
Begitu banyak pelajaran bagaimana terjadi perpindahan luar
biasa dalam usaha. Dan itu berdampak pada tenaga kerja. Keahlian yang dulu kita
banggakan, bisa menjadi tidak berarti ke depannya..
Kamu ada dimana … ? Tenggelam atau ingin berkibar …. ? Itu
semua tergantung bagaimana caramu menyeruput kopinya...
No comments:
Post a Comment