Pertama, Dia menjadikanmu berzikir mengingat-Nya. Andai tidak
ada karunia-Nya, tentu kau tidak layak untuk berzikir mengingat-Nya.
Kedua, Dia menjadikanmu dikenal lantaran Dia menisbatkan zikir
tadi padamu.
Ketiga, Dia menjadikanmu disebut-sebut di sisi-Nya sehingga
nikmat-Nya padamu menjadi sempurna.”
Tuhan – yang membuatmu menyaksikan-Nya, lalu menyuruhmu menyaksikan-Nya,
– telah memuliakanmu sehingga kau selalu berzikir kepada-Nya dengan lisanmu,
beribadah kepada-Nya, dan mendekati-Nya dengan hati dan batinmu. Allah
memuliakanmu dengan tiga karomah yang dengannya kau menghimpun semua sebab kebanggaan
dan sifat-sifat terpuji.
Pertama, Allah menjadikanmu berzikir kepada-Nya dengan lisanmu
dan dengan ibadah lahir dan batinmu. Sekiranya bukan karena karunia-Nya,
niscaya kau tidak akan layak disebut-sebut Allah karena kau tercipta untuk
selalu kurang, malas, dan enggan.
Oleh karena itu, zikirmu kepada-Nya adalah karunia dan
anugerah-Nya yang besar kepadamu. Memangnya, siapa dirimu sampai dianggap layak
untuk berzikir kepada-Nya, taat, dan bergantung kepada-Nya…?
Kedua, Allah menjadikanmu dikenal orang, yakni kau akan
disebut-sebut manusia sebagai wali Allah, makhluk pilihan-Nya, dan ahli zikir
kepada-Nya. Di sini Allah akan memasukkan keistimewaan-Nya pada dirimu, yaitu
berupa cahaya cahaya zikir yang menerangi lahir dan batinmu sehingga kau
memiliki keistimewaan itu dan menjadi makhluk pilihan-Nya. Keistimewaan itulah
yang mendorongmu untuk selalu berzikir dan mengingat-Nya.
Orang yang mendapatkan sedikit pemberian dari seorang raja
saja biasanya terdorong untuk selalu mengingat kebaikan raja tersebut. Ia akan
bahagia, selalu mengingatnya, dan selalu menjaga nama baiknya. Lantas, bagaimana
sekiranya kau mendapatkan karunia agung dari Tuhan, Raja seluruh alam semesta,
sehingga kau selalu disebut-sebut di sisi-Nya dan dikenal di tengah-tengah kaum
mukmin hingga akhir zaman…..?
Tengok misalnya para ulama dan orang-orang saleh yang banyak
berzikir kepada Allah. Saat mereka meninggal, pujian terhadap mereka terus
terngiang. Namanya selalu disebut orang dan tak sedikit yang mendo’akan.
Ketiga, Allah menjadikanmu disebut-sebut di sisi-Nya. Kondisi
ini sesuai hadis qudsi, “Siapa yang mengingat-Ku dalam dirinya, Aku pun akan
selalu mengingatnya dalam diri-Ku. Siapa yang berzikir mengingat-Ku di suatu
tempat, Aku akan mengingatnya di suatu tempat yang lebih baik daripada tempat
itu.” Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dengan menyebut-nyebut namamu di
sisi-Nya.
Allah swt. berfirman, “Dan sesungguhnya mengingat Allah
(zikrullah) adalah lebih besar.” (QS.al-Ankabut [29]: 45).
Ada yang berpendapat bahwa makna zikrullah pada ayat tesebut
adalah “ingatan Allah”, bukan “mengingat Allah”.
Artinya, ketika hamba mengingat-ingat nama Allah, Allah akan
jauh lebih mengingat-ingat hamba tersebut.
- Ibnu Atha’illah al-Iskandari -
No comments:
Post a Comment