Suatu bangsa atau negara akan menjadi kuat jika mampu menjaga
dan melestarikan kebudayaan dan tidak melupakan sejarah berdirinya negara
tersebut. Diantara sekian banyak kebudayaan Indonesia, ada kebudayaan yang
terbilang unik karena pada umumnya hanya dilaksanakan dalam satu malam. Orang
jawa biasa menyebutnya malam Satu Suro.
Kebudayaan yang telah ada merupakan suatu kegiatan untuk intropeksi
diri. Semua kebudaan benar, tetapi mungkin caranya yang kurang sesuai. Berikut
Sedikit tentang 7 Tradisi di Malam Satu Suro yang patut dilestarikan :
1. Tapa Bisu
Tapa Bisu atau mengunci mulut yaitu tidak mengeluarkan
kata-kata selama ritual ini. Yang dapat dimaknai sebagai upacara untuk mawas
diri, berkaca pada diri atas apa yang dilakoninya selama setahun penuh,
menghadapi tahun baru di esok paginya.
Seperti tradisi Tapa Bisu yang di lakukan di kota Jogja ,
mereka melakukan untuk memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah SWT
dengan harapan diberikan yang terbaik untuk Kota Jogja.
2. Kungkum
Kungkum adalah berendam di sungai besar, sendang atau sumber
mata air tertentu, Yang paling mudah ditemui di Jawa khususnya di seputaran
Yogyakarta adalah Tirakatan ( tidak tidur semalam suntuk ) dengan tuguran ( perenungan
diri sambil berdoa ) dan Pagelaran Wayang Kulit.
3. Tradisi “upacara / ritual ruwatan”
Tradisi yang hingga kini masih dipergunakan orang jawa,
sebagai sarana pembebasan dan penyucian manusia atas dosanya / kesalahannya
yang berdampak kesialan didalam hidupnya. Dalam cerita “wayang“ dengan lakon Murwakalapada
tradisi ruwatan di jawa ( jawa tengah ) awalnya diperkirakan berkembang didalam
cerita jawa kuno, yang isi pokoknya memuat masalah pensucian, yaitu pembebasan
dewa yang telah ternoda, agar menjadi suci kembali, atau meruwat berarti:
mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan bathin dengan cara mengadakan pertunjukan
/ ritual dengan media wayang kulit yang mengambil tema / cerita Murwakala.
No comments:
Post a Comment