Photo

Photo

Friday 1 December 2017

Tidak Ada Yang Bodoh, Semua Adalah Juara

Bismillahirrahmanirrahim.
Sania adalah seorang siswi kelas 2 SD namun belum bisa membaca dan menulis seperti teman-temannya. Dia sangat ketinggalan dan terbelakang.

Rupanya, kecerdasannya adalah di bidang linguistik (bahasa). Maka sang guru memberikan pelajaran lewat pintu linguistik. Sang Guru banyak bercerita untuk memotivasi pembelajarannya.

Alhamdulillah, dalam 3 bulan, kemampuan baca tulis Sania berkembang pesat dan semua materi pembelajaran dilahapnya. Bahkan, dia, kini, sering membantu kesulitan teman-teman lainnya.

Latif juga anak SD kelas 2. Kekurangannya adalah sulit memahami angka dan penjumlahan.

Rupanya, kecerdasannya adalah spasial visual (menggambar dan mewarnai). Maka sang guru mengajarkan angka dan penjumlahan lewat pintu kecerdasannya tersebut.

Guru menempelkan kertas-kertas folio di dinding. Lalu memberikan kesempatan kepada Latif untuk menggambar angka-angka penjumlahan di kertas dinding tersebut.

Betapa antusiasnya Latif dalam melukis itu. Tak berapa lama, dia pun menguasai materi penjumlahan yang dulu sangat dibenci dan ditakutinya. Alhamdulillah.

Satu lagi, masih anak kelas 2 SD. Namanya Bela. Ketika masih kelas 1, dia menjadi pembuat onar. Dikenal semua siswa mulai kelas 1 hingga kelas 6. Tidak pernah mau mengikuti pembelajaran. Sama sekali. Sampai para guru hampir kehabisan cara bagaimana mengatasinya.

Rupanya, kecerdasannya adalah di bidang linguistik (bahasa) dan interpersonal (sosial). Dia juga sangat senang cerita khayalan (imajinatif). Maka, seorang guru yang memahami hal ini segera mengubah pola pembelajaran. Dia "masuk" ke dunia Bela lewat pintu kecerdasannya.

Alhamdulillah, beberapa bulan ketekunan Sang Guru membuahkan hasil. Si Bela yang pembuat onar di kelas 1 sudah berubah menjadi pembuat prestasi. Dia menjadi anak yang memiliki kompetensi lebih dibandingkan teman temannya.

Bahkan dia juga mendapatkan juara 3 dalam lomba membuat dan membaca puisi saat peringatan Isro' Mi'roj di sekolah. Alhamdulillah.

Tidak ada "siswa bodoh". Semua adalah juara. Hanya "pintu kecerdasan"nya yang berbeda. Jika bisa masuk melalui "pintu" yang benar, ilmu apapun insyaallah akan bisa dikuasai dengan mudah.

Inilah teori kecerdasan yang baru. Namanya Multiple Intelegences atau kecerdasan majemuk. Saya kira, ini yang lebih tepat dalam memandang kecerdasan manusia.
Beberapa hari ini saya memang sedang mempelajarinya. Tidak tanggung-tanggung, 4 buku dari pakarnya multiple intelligences Indonesia saya baca. Tentu di sela-sela mengaji dengan para santri.

Harapannya, bisa diterapkan dalam pembelajaran kepada para santri agar lebih bisa memahami semua materi dengan baik.

Memang menjadi gurunya manusia harus terus belajar. Sebab manusia sendiri selalu belajar dan terus berkembang. Sebentar saja anda berhenti, anda akan tertinggal jauh di belakang.

Semoga bermanfaat.
Salam silaturahmi dan hormat takdzim.
Alfaqir: Muhammad Itsna Hambali,
Penceramah dan Penulis,

Pimpinan PP. DARUL 'ULUM, Selotumpuk-Tangkil-Wlingi-Blitar-Jawa Timur-Indonesia

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...