“ Niyat ingsun ngobong dupo, kukuse dumugi angkoso, kang
anggondo arum pinongko tali rasaningsun manembah dumateng Gusti Kang Akaryo
Jagad. ”
Terjemahan bebas : Aku berniat membakar dupa, asapnya yang
membubung ke angkasa, berasa harum sebagai tali yang mengikat rasaku untuk
menyembah kepada Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta
Pertama-tama, siapkan sebuah wadah yang tahan api. Wadah bisa
terbuat dari logam, tembikar, atau keramik.
Untuk mencegah agar wadah pembakaran tidak terlalu panas,
wadah dapat diisi dengan abu atau pasir putih. Selanjutnya tentu menambahkan
arang panas. Untuk arangnya, terdapat arang khusus yang tidak berbau dan tidak berasap.
Arang jenis ini dapat dibeli di toko-toko yang menjual oud dan bukhoor.
Satu poin penting disini adalah arang harus terbakar
seluruhnya hingga warnanya merah menyala dan menghasilkan lapisan abu sebelum
digunakan untuk membakar kemenyan.
Jika arang belum terbakar seluruhnya, bisa dipastikan bara
apinya akan cepat sekali padam. Terutama jika kemudian ditambahkan kemenyan di
atasnya, bisa jadi bara apinya akan langsung padam seketika.
Setelah arang panas disimpan di wadah pembakaran, sudah
saatnya untuk menambahkan kemenyan. Butiran resin kemenyan dapat langsung
ditambahkan di atas arang atau ditumbuk dahulu. Untuk memudahkan penakaran, disarankan
untuk menumbuk kemenyan terlebih dahulu. Selanjutnya jika kemenyan ditabur
langsung di atas arang, maka akan dihasilkan asap yang tebal dan bau yang
menyengat. Hal ini disebabkan oleh resin yang langsung terbakar saat menyentuh
bara api. Untuk menghindari hal ini, kemenyan dapat ditaruh di samping arang,
atau menaruh alumunium foil di atas arang lalu menaruh kemenyan di atas lapisan
alumunium foil ini. Dengan kedua cara ini, minyak atsiri yang terkandung di
dalam kemenyan akan menguap secara perlahan tanpa terlalu banyak membakar resin
sehingga aromanya akan lebih segar.
Cara lain untuk menikmati aroma kemenyan tanpa menggunakan
arang adalah dengan oil burner yang biasa digunakan untuk memanaskan minyak
atsiri (essential oil). Bentuknya menyerupai tungku dengan ruang kecil untuk menaruh
lilin. Dengan cara ini, kita cukup menyalakan lilin dan menabur serbuk kemenyan
di bagian atas burner.
Kekurangannya, kemenyan tidak bisa dipanaskan terlalu lama
karena lilinnya akan cepat mencair. Nyala api lilin juga akan membentuk jelaga
yang jika tidak dibersihkan dapat mengotori meja dan lantai. Selain itu sisa
resin yang tidak menguap akan mengeras dan membentuk lapisan yang harus
dibersihkan.
Meskipun begitu, memanaskan kemenyan dengan oil burner
menghasilkan aroma yang jernih dan konsisten. Itulah sebabnya saya lebih
menyukai cara ini, meskipun membersihkan sisa resin dan jelaganya agak repot.
No comments:
Post a Comment