Pupuk kembali keimanan dan perbanyak amal kebaikan.
Setelah memohon ampun, lanjutkan terus dengan kembali beriman
dan beramal shaleh ( untuk menebus kesalahan ). Saudara, permohonan ampun
sangat terkait dengan perbaikan hidup, perubahan kualitas hidup. Tapi sekedar
memohon ampun, jelas tidak cukup.
Ini didasarkan pada surah al Furqân: 70; “( Akan ditambahkan
kesusahannya kelak di hari kiamat, dan akan dihinakan ) kecuali orang-orang
bertaubat ( yang menghentikan langkah buruknya ), beriman, dan beramal saleh.
Mereka inilah orang-orang yang keburukannya digantikan Allah
dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
” Keburukan bagi yang berhutang, kan, tidak bisa bayar
hutangnya. Maka, awali dulu dengan permohonan ampun.Tapi sebelum diubah
keadaannya, pupuk iman supaya bisa melakukan amal saleh yang bisa mengimbangi
keinginan dan masalah kita. Sekarang coba kita perhatikan redaksi ini “kecuali
mereka yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh…”.
Kenapa di antara kewajiban amal saleh dan taubat, ada kalimat
beriman…? Karena perlu iman untuk melakukan amal shaleh. Selain tanpa iman,
amal shaleh tidak dianggap, ia pun menjadi dorongan agar kita percaya; dengan
kita melakukan amal shaleh, maka keburukan kita akan diubah menjadi kebaikan.
Semakin besar kepercayaan kita sama Allah, maka akan semakin besar juga amal
kita. Kira-kira begitu, insya Allah.
Dan kenapa juga iman dan amal shaleh harus didahului
taubat…..? Karena tanpa bertaubat dulu, iman dan amal shaleh tidak akan bisa
“bunyi”, tidak akan punya pengaruh bagi perbaikan hidup. Minta ampun dulu,
pupuk keimanan,dan berjuanglah memupuk amal saleh.
Lagipun kata Allah dan Rasul-Nya, kebaikan akan menghapus
keburukan.
Kembangkan pikiran positif dan jangan biarkan pikiran negatif
bermain.
Jangan biarkan pikiran negatif bermain. Paling tidak hibur
diri dengan pikiran-pikiran positif. Ini perlu latihan. Setidaknya coba lihat
apa yang masih tersisa di hidup dan kehidupan kita. Kita punya hutang, tapi
masih bisa berlari,karena punya kaki. Bagaimana mereka yang tidak punya kaki. Terus
lagi misalnya, kita punya hutang besar, dan agak-agak mustahil ga kebayar, tapi
kita masih dikasih mata, lumayan. Intinya mengembangkan kepositifan berpikir.
Jujur saja, memang kita seringkali dipenjara oleh pemikiran negatif kita sendiri.
Kita menganggap kesusahan yang terjadi sudah seperti neraka, dan seakan kita
sudah mengalami apa yang dinamakan kiamat.
Berikut ini beberapa contoh Dalam posisi berhutang, kita
ketakutan ditagih. Pemikiran negatif :
Padahal kalau dihadapi baik-baik pun orang juga akan baik
juga. Dan Kita memenjarakan diri kita dengan biasanya akan ada jalan keluarnya.
pemikiran negatif bahwa hutang kita tidak akan mungkin pernah bisa terbayar.
Siapa bilang….? Kan ada Allah dengan Segala Keajaiban-Nya…? Jangan menyerah
dulu dengan keadaan. Ingat, kondisi negatif pertama kali dibentuk Kita
menganggap hidup kita oleh pikiran-pikiran negatif berantakan.
Ini juga sering bermain di dalam pikiran kita. Kita menganggap
hidup kita sudah “finish”, sudah berakhir.
Akhirnya kita mati langkah sendiri, hanya mengurung diri di
kamar, tanpa mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat. Bila sudah begini, yang
sering terjadi adalah kita seperti sedang menghitung hari kematian.
Deg-degan terus, sementara kita hanya berdiam diri saja. Oleh
karenanya, penting sekali mengembangkan pikiran-pikiran positif. Tapi memang,
orang-orang salah mah, sudah ketetapan Allah mereka ketakutan dengan
kesalahan-kesalahannya apabila ditampakkan Allah ;
“ Kamu lihat orang-orang yang zalim ketakutan dengan
keburukan-keburukan yang telah mereka lakukan. Sedang akibat buruk perbuatan
buruk biar bagaimanapun juga tetap akan menimpa mereka…” ( asy Syûrâ: 22 ).
Tapi insya Allah, dengan iradah Allah, semua hal yang
buruk-buruk segera digantikan dengan yang baikbaik.
Dan ini sekali lagi bisa kita dapatkan dengan memohon petunjuk
Allah, ampunan serta rahmat-Nya.
Semoga tulisan ini benar-benar membawa manfaat, bukan hanya
buat saudara, tapi juga buat saya dan keluarga.