Photo

Photo

Thursday 27 June 2019

Amalan Paling Hebat Sejagat


Abah Kyai Wong Bagus punya murid senior namanya Begawan Candu. Sosoknya putih tampan, perlente dan sedikit ‘ jaim ‘ ( Jaga Image, red ). Tapi tetap baik hati, seperti cerita silat Pendekar dari negeri China. Bang Begawan Candu ini tidak menetap disatu tempat. Jenis Pendekar petualang. Jadi kalau mau menemui beliau, sulitnya minta ampun. Kecuali kalo punya ilmu “ pengirim suara “ jarak jauh, bisa kirim pesan via ghaib. Walaupun kadang ga’ ada  replay , tapi bisa dipastikan pesan sampai. Hehehehe…..

Suatu hari Abah Kyai menyuruh Santri Ndeso menghadap. Pesan dari Burung Hantu milik Bang Begawan mengatakan kalau beliau akan mampir ke padepokan. Kabarnya beliau akan melanjutkan menyempurnakan Riyadhoh Ilmu yang bernama RDR ( Rajeh Di Rajeh ) level ke Sembilan Pamungkas.

Santri Ndeso di tugaskan menyiapkan kamar untuk Bang Begawan. Bukan main senangnya Wong Ndeso saat mendapat tugas dari Abah Kyai. Sudah terbayang di otaknya akan mendapat limpahan Ijazah Super dari Sang Begawan Sakti. Berbagai rencana tersusun rapi dibenaknya untuk melobi Bang Begawan. Ada satu ilmu yang sudah lama di idam-idamkan si Ndeso ini. Tapi belum di turunkan Ijazahnya sama Abah Kyai untuk santri. Namanya Ilmu Asma Sunge Raje ( Laut Besar, red ).

Satu ilmu yang konon menyamai seribu jenis ilmu kesaktian tingkat tinggi. Saking hebatnya ilmu ini, katanya bisa membuat hujan reda seketika, membuat orang ta’luk, membuat jin – jin tak berdaya, bisa menjinakkan binatang buas, mendatangkan hajat apa saja, untuk pengobatan, mengusir jin nakal, pokoknya seribu macam niat bisa maqbul dengan satu ilmu ini. Maaf broo…, Kalau semua faedah asma ini ditulis bisa habis 1000 lembar daun lontar…. mantapzzz…..!!

Akhirnya….di satu pagi yang sedikit mendung, pendekar idaman si Ndeso sampai ke padepokan dengan selamat tanpa kurang suatu apa.

Betul… seperti yang di ceritakan di atas, Bang Begawan ini punya sosok yang menawan. Putih, tinggi, tampan, keren dan modis. Perawakannya proporsional. Beliau datang dengan mengendarai gerobak kuda. Katanya boleh pinjam dari orang desa di bawah bukit. Isi gerobak berbagai macam barang keperluan santri, oleh-oleh buat semua penghuni di padepokan. Wah asyik nih…..!!

Ketika semua orang berebutan menghabiskan isi gerobak, Wong Ndeso tampak tenang dan seakan tidak tertarik. Sikapnya tampak syahdu. Dengan gaya layaknya menyambut penganten datang,- si Ndeso mendekati Bang Begawan. Mencium tangannya dengan ta’dzim dan langsung meraih tas pakaian si Pendekar.

Dengan sangat sopan mempersilahkan Sang Begawan untuk beristirahat dikamar yang sudah dia persiapkan. Mendapat sambutan sedemikian santun, Bang Begawan Candu tampak senang. Setelah permisi dengan Abah kyai, beliau berlalu menyusul si Ndeso.

Begitulah… hari-hari pun berlalu dengan indah bagi si Santri Ndeso ini. Dengan senang hati dia berlaku sebagai khodam nya si Begawan. Kemana pun si Begawan pergi, dengan setia si Ndeso mengiringi.

Alasannya tugas dari Abah Kyai…! begitu saat ku tanyakan. Hehehehe… komodo ko’ dikadalin… Kura-kura dalam perahu, pura-pura mana tahu…. .cihuuyyy. Biarlah, prinsipnya kalau kawan kita bahagia mestinya kita pun turut bahagia. Iya toh….?

Konon kata Ki Ageng Paijo, Kalo ikhtiar sungguh-sungguh pasti membawa hasil. Tampaknya demikian juga dengan si Ndeso. Usahanya ‘ melobi ‘ si Pendekar tampan sepertinya berbuah manis. Sudah beberapa hari ini dia sibuk menghapal sesuatu… pas ditanya lagaknya kayak bintang lenong dari Batavia “ No Coment…!” begitu katanya. Walah… bahasa compeni VOC bisa-bisanya jadi penghias bibir… hahahaha…. Santri Ndeso

Hari ini si Ndeso tampak sibuk memperbaiki tangga. Saat di Tanya, hanya di jawab singkat saja “ No coment…!” wualaah, “ yo wes ra po-po je, lha kulo yo podo nduwe kerjanan dewe “

Akhirnya aku pun berlalu ke dapur. Hari ini dapat tugas giliran masak buat makan nanti siang. Ku tinggalkan Wong Ndeso yang masih sibuk dengan tangganya. “ Sepertinya hari ni lebih enak bikin pecel bumbu kacang dan goreng ikan mas,” pikirku dalam hati.

Hari – hari berlalu berkejaran dengan sinar mentari. Padepokan masih beraktivitas seperti biasa. Pelajaran berjalan bab demi bab. Pengetahuan pun bertambah. Pemahaman menjadi lebih tajam, dan hati menjadi lebih bening dengan ilmu.

Sudah seminggu ini aku perhatikan si Santri Ndeso berpuasa. Melihat jenis puasanya, sepertinya dia lagi Riyadhoh. Tapi aku tidak melihat dia wiridan baik di mesjid pondok ataupun di kamar. Jadi dia wiridan dimana….? Yang jelas dia selalu menghilang setiap malam. Sampai – sampai aku mesti menggantikan tugasnya, mijetin abah kyai.

Waktu abah kyai bertanya, aku jawab dengan jujur tidak tau kemana dia menghilang. Abah hanya geleng-geleng kepala saja mendengar laporanku. Hmmm…. Mutiara didalam kitab mengatakan, “ Ilmu adalah pembuka hati yang tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan ilmu tidak akan berguna bagi murid pembohong, mintalah ridho dari gurumu sebelum kau beramal untuk mencari Ridho-NYA.” Hari ini malam ke 40 sejak si Ndeso mulai riyadhoh. Mahgrib tadi dia bilang besok sudah selesai riyadhohnya. Wajahnya tampak girang dan berseri-seri.

Sudah terbayang-bayang akan menjadi orang sakti dan terkenal. Katanya nanti mau buka praktek konsultasi Ghaib untuk masyarakat umum. Malah dia sudah bikin gelar untuk dirinya, katanya nanti mau pakai nama : KI Ageng Pamungkas Jagat…. hmmmm bolehlah idenya.

Hujan turun dari sejak asar tadi sampai Isya’ belum juga reda. Sebagian santri memilih berkumpul di aula karna lebih hangat sambil memegang kitab hapalannya masing-masing. Aku sedang akan bersiap-siap menyusul yang lain, saat ku lihat ternyata Si Santri Ndeso masih tegak di depan kamar.

Mukanya tampak cemas dan kebingungan. “ Duh, ini malam terakhir wiridan neh… hujan ga’ berhenti juga ya…?” katanya padaku. ” Emang ada hubungan apa hujan sama wiridan ente…? ” kataku balik Tanya. Mukanya lebih cemas dari yang tadi. Jujur… bukannya ga’ prihatin, tapi dia kelihatan jadi oon.

Rasanya mau ketawa melihat lagaknya yang super cemas. Si Ndeso memandangku serius. “ Ane lum cerita ke ente ya ji…? ane tu wiridan di atas dak masjid…. soalnya ane piker disitu aman ga’ ada gangguan. Lagian syaratnya mesti diluar ga’ boleh dalam ruangan !”,

“ Ente riyadhoh apaan sampe wiridan di dak masjid…? ” tanyaku penasaran.

“ He..he..he.. ngamalin Asma Sunge Raje dari Bang Begawan.”

Katanya cengengesan. Aku sudah menyangka begitu tadinya. Ternyata feelingku benar. Tapi dengan lagak sok perhatian, aku bilang padanya. “ Mau hujan badai sekalipun, kalo udah hampir habis gini riyadhoh ente mesti di lanjut. Sayang kalo ente nyerah…! ” Ujarku memberi semangat. Setelah berkata begitu, aku permisi ke aula. Wong Ndeso masih tegak termangu saat ku tinggalkan.

Begitulah… terkadang niatan kita tidak selaras dengan ketentuan yang sudah ditetapkan sejak masih di rahim ibunda. Rezeqi, maut dan jodoh ada waktunya sendiri. Terkadang, memaksakan sesuatu yang kita sendiri belum jelas kegunaannya malah akan berbalik menjadi boomerang.

Bukan dikatakan berilmu apabila tidak disertai ketaqwaan dan bukanlah dinamakan berakal bila tidak dihiasi adab serta budi pekerti. Bagi seorang murid, maka kedudukannya adalah seperti mayat di hadapan seorang guru.

Guru yang bijaksana mengetahui hal ihwal sang murid. Kapasitas dan kesiapan seorang murid menerima ‘” cahaya & ilmu “’ dari seorang guru di tentukan dengan kepatuhannya menjalankan semua perintah sang Guru. Artinya seorang murid harus selalu siap dan waspada dengan ‘” bisikan “’ yang datang ke hatinya.

Sikap yang baik adalah bertanya dan meminta pendapat Sang Guru. Jika itu dilakukan maka, limpah-limpah cahaya dan keberkahan akan mengiringi. Rasanya belum terlalu lama, saat aku meninggalkan si Ndeso di kamar. Ketika semua santri berhamburan keluar.

Katanya ada santri yang jatuh dari atas mesjid ! Walah… jangan – jangan…? Ternyata benar… sampai di depan masjid, sudah banyak santri yang berkumpul. Dua orang anak tampak mengangkat sosok yang ku kenali. Kondisinya mengenaskan. Pingsan…! mungkin juga ada beberapa bagian tubuh yang memar dan terluka. Disamping masjid tergeletak seonggok tangga yang patah.

Hmmm… ini penyebabnya….? pikirku. Dari diagnose tabib pondok, Ki Condro - kondisi si wong ndeso tidak perlu dikhawatirkan. Hanya pingsan karena terkena benturan saat jatuh. Tapi tidak parah. Beberapa bagian tubuh memang terkilir. Mesti istirahat total….! Lumayanlah, untuk seorang yang jatuh dari atas atap, paling tidak si Ndeso termasuk beruntung.

Pagi sehabis dhuha…..

Santri Ndeso lagi sarapan bubur saat aku membezuknya. Beberapa bagian tubuh tampak terbalut kain. Disana sini masih membekas memar. Melihatku, dia jadi cengengesan. Aku mengambil alih mangkok bubur dari santri medis, sambil menyuapinya, aku berkata pelan ,” artinya batal dong ente pake gelar KI AGENG PAMUNGKAS JAGAT…? ” Yang ditanya hanya nyengir. Sambil mengusap-usap kain pembalut lukanya, dia menjawab,” Masih ada hari esok !” katanya singkat sambil memejamkan mata, pura-pura tidur. Aku tertawa mendengarnya.

Demikianlah…. walaupun tampaknya cuek, Wong Ndeso pasti menyadari kekeliruannya. Bahwa bagi seorang Murid tidak sepantasnya beramal tanpa izin dari sang Guru. Semudah dan sesederhana apapun bentuk suatu amaliyah, tetap diperlukan izin dan ridho dari Guru. Tanpa itu, mungkin hanyalah suatu kesia-siaan.

Seorang santri wajib meyakini, bahwa pertolongan seorang guru tidak terbatas hanya di dunia ini saja, tapi akan berlanjut sampai ke akherat kelak. Gurulah yang membuka kebingungan dan kegelapan hati si murid. Seperti kata si Ndeso…” masih ada hari esok untuk Riyadhoh yang lain ! ” tentunya sekali ini dengan izin dan restu Abah Kyai, Sang Guru Mulia… Semoga.

Dawuh Mbah Maimoen Untuk Para Santri “ Agar Rizqinya Membanjiri Nya “


" Mbesok nek wes omah-omah, Ojok lali angger mlebu neng omah moco Qulhu ping pisan "
( Besok jika sudah berumah tangga, Setiap masuk rumah jangan lupa membaca surat Al-Ikhlas walaupun cuma sekali ).

Hal ini pernah Alfaqir dengar pas waktu ngaji kitab اسعاد الرفيق dan salam dahulu sebelum membaca surat tersebut

" Beliau memang sering mengijazahkan bacaan ini kepada tamu yang mengadu kepada beliau perihal perekonomiannya yang sempit. Barang kali Syaikhina memberikan wirid demikian karena ittiba' (mengikuti) Rosulullah SAW. Dalam salah satu hadis diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang menemui Rasulullah SAW, ia mengadu kepada baginda perihal himpitan ekonomi yang ia alami, lalu Rosulullah SAW memberikan bacaan wirid kepadanya sambil berkata :

"إذا دخلت البيت فسلم إن كان فيه أحد، فإن لم يكن فيه أحد فسلم علي واقرأ {قل هو الله أحد} مرة واحدة"

" Jika engkau masuk rumahmu maka ucapkanlah salam jika di dalamnya ada seseorang, jika tidak ada maka ucapkanlah salam ( sholawat ) kepadaku dan bacalah surat Qulhu Allahu Ahad ( Al-Ikhlas ) satu kali "

Kemudian laki-laki tersebut melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya hingga Allah SWT melimpahkan dan melapangkan rizqinya sampai membanjiri tetangganya.

Wallahu'alam bis showab

Bikikaj بكيكج, Mantra Penangkal Rayap Yang Tak Pernah Terungkap


Tulisan بكيكج  ( Bikikaj ) ini sudah sangat populer di pondok pesantren salaf, hampir tiap santri mengenal dan menyakini tulisan yang satu ini sebagai mantra ampuh penangkal rayap. Mereka biasanya menulis di halaman depan kitab kuning berdasarkan tradisi yang dilakukan para seniornya, meski tanpa tau apa arti dan dari mana mitos ini berasal…?

Konon mantra  بكيكج ( Bikikaj ) berasal dari bahasa Suryani [1] yang berbunyi كبيكج (Kabikaj) seiring berjalannya waktu mengalami perubahan bentuk kata (derivasi) dari كبيكج (Kabikaj) menjadi بكيكج (Bikikaj) dengan memindah Kaf yang pertama kepada setelah huruf ba. Di daerah lain ada yang menulis أكيكنج (Akikanij),كنيكج (Kanikaj), Kih كيح (Kih), كيكح (Kikah) dan lain-lain.

Pertama kali mantra بكيكج (Bikikaj) ditemukan di salah satu manuskrip yang berasal dari Aceh pada abad ke 19 M, dalam kamus bahasa arab kontemporer karya H.Wehr, Kabikaj merupakan kombinasi dari bahasa Persia-Indo yang di arabkan (musta’rob).

Dalam kamus bahasa Persia, Kabikaj artinya raja serangga ada juga yang mengartikan dengan malaikat yang ditugaskan untuk menjaga serangga. Kabikaj memiliki makna yang sama dengan Dayekhda (دايخدا) dalam bahasa Suryani, yakni malaikat yang ditugaskan menjaga serangga.

Sumber lain menyebutkan bahwa, كبيكج (Kabikaj) merupakan nama dari salah satu jenis tumbuhan yang mengeluarkan bau yang tidak sedap hingga tak ada satupun serangga yang mendekat. Konon, proses percetakan pada umumnya menggunakan bahan semisal minyak ikan, kanji, madu dan putih telur untuk merekatkan perhalaman dan jilid sebuah manuskrip. Bahan-bahan diatas tentu sangat mengundang serangga seperti rayap untuk menggerogotinya, dalam rangka mencegah hal tersebut maka dicampurkanlah tumbuhan Kabikaj yang sudah di tumbuk dalam bahan utama perekat agar serangga seperti rayap enggan mendekat.

Ada sebuah cerita yang berasal dari masyarakat Persia dan India menyatakan bahwa kitab yang halaman awal dan akhirnya ditulisi كبيكج (Kabikaj) sebanyak-banyaknya maka kitab tersebut pasti aman dari rayap, karena Kabikaj adalah nama malaikat penjaga rayap sehingga rayap tidak berani mendekat, dari cerita inilah kemudian muncul mitos Kabikaj mantra pengusir rayap di kalangan pondok pesantren. Mungkin ini juga yang dalam kaidah fiqhinya disebut dengan “الإشارة تقوم مقام العبارة” { Isyarat atau simbol merupakan ungkapan kata-kata yang penuh makna yang tersirat }.
________________

[1] Bahasa Suryani adalah bahasa yang digunakan oleh bangsa Aram dan digunakan hingga pada masa Masehi. Sedangkan bangsa Aram sendiri adalah tetesan langsung dari keturunan Nabi Nuh as yaitu, Aram Bin Sa’am Bin Nuh as. Dan bangsa ini juga menempati suatu Negeri yang dinamakan dengan negri Aram. Negeri ini kini diketahui meliputi daerah Syam dan Irak. [Syekh Ahmad Muhammad Ali al-jamal, “al-Qur’an Wa Lughat al-Suryaniyah”,  Majalah Universitas al-Azhar, 2007, hlm, 15]

Bahasa ini, digunakan luas di negri Aram dan kemudian menyebar ke negeri-negeri kecil sekitar Asia dan Armenia, kemudian bahasa ini sampai ke Negeri China dan India. Bahkan bangsa Yahudi pun pernah mengutamakan bahasa ini dari pada bahasa Ibrani. Dengan bahasa ini, mereka (Yahudi) mengarang sebagian kitab-kitab mereka. Bahkan, konon al-Masih sendiri berbicara dengan bahasa ini kepada murid-muridnya. [Samir Abduh, “ al-Suryan qodiman Wa Haditsan”, hlm, 25].

Catatan:

BILA ADA REFERENSI LAIN, MONGGO BERBAGI TERIMA KASIH BANYAK

Jangan Jadikan Ilmu Ghaib Andalan Untuk Bermalas Malasan


Banyak orang yang mempelajari ilmu ghaib untuk ajang bermalas”san...

Karna tinggi nya hayalan dan menggantungkan semua hidup nya pada ilmu ghaib bukan kepada tuhan yang maha kuasa untuk usaha dan bekerja,

Berfikir jika menguasai ilmu ghaib kita bisa mudah cari uang dengan ilmu itu kita bisa cari rizky...

Tidak seperti itu prosedur nya, seorang yang menguasai kemampuan ghaib sejati itu tetap lah berkerja layak nya seperti orang” pada umum nya...

Jangan kita menguasai kemampuan ghaib lalu kita jualan ilmu...

Tapi tunjukan kita bisa sukses dengan usaha dan skill kita.. bukan malah jualan ilmu kebal, susuk, rajahan, azimat, kerezekian, pengasihan dll, karna sejati nya rejeki itu harus tetap di cari, dengan bekerja dan tenaga kringat kita sendiri, orang” di luar sana tak sadar bahkan tak banyak yang tau bahwa dari hasil uang penjualan ilmu ghaib barang antik dll itu uang nya membawa bendu atau apes, kalo kita tak paham cara menyempurnakan uang hasil penjualan ilmu ghaib tersebut...

Makan nya guru” saya pendahulu saya dan sampai ke saya walau memiliki kemampuan ghaib dan berbagai ke ilmuan aji jayakawijayan pengasihan dan ilmu kasampurnan tetap bekerja seperti orang” pada umum nya tak menggantungkan hidup pada ilmu gaib,
Semoga poro sedulur di sini sadar akan itu salam rahayu...

Wednesday 26 June 2019

Amalan Kaya Dari Guru Sekumpul “ Agar Sukses Yang Diinginkan ”


Sedikit cerita saya ada banyak audio guru Sekumpul yang direkam langsung oleh bapak guru Ghazali ketika bersama kumpul dalam satu majlis, beliau merekam di majlis yang beliau ketika masih sering berkumpul bersama di Sekumpul.
           
Saya dibagikan beliau audio” guru Sekumpul itu untuk kenangan sewaktu pindah ke luar daerah dan masih ada kusimpan audio” tersebut yang membahas kajian tasawuf seperti kaji diri, Nur Muhammad dll.

Dalam kesempatan ini saya mau bagikan salah satu amalan.

Amalan ini berasal dari redaksi Siti Aisyah dengan beda fadhilah dan ada tambahan amalan sugih riwayat ibnu mas'ud sumbernya kitab, yang dikupas oleh guru Sekumpul dalam satu majlis.

Silakan amalkan amalan khusus ini, pada hari jumat.

Dengan cara mengamalkan setelah selesai sholat jum’at tanpa merubah posisi dalam keadaan masih duduk tahiyat akhir, sebelum berkata-kata dan berbuat sesuatu seperti bersalaman atau perkara lain.

Berikut amalannya di bawah ini, yaitu :

Bacalah

Alfatihah  7x
Al ikhlas 7x
Al falaq 7x
Annas 7x

Setelah selesai lalu baca sekali doa di bawah ini :

Allahumma ya Ghoniyu ya Hamid ya Mubdi'u ya Muid ya Rahim ya Wadud aghnini bifadhlika amman siwaka wabi halalika an haramika.

Aghniyaa Allah ( Allah akan mengkayakan) insya Allah

Amalkan istiqomah setiap jum’at sampai sukses yang diinginkan semoga Allah memberikan kelimpahan rezeqi dan kekayaan yang berkah. Aamiin.

Sekian dulu tulisanku, semoga bermanfaat amalannya yg kuposting ini insya Allah barakallah lakum. Wallahu A'lam

Mencari Khodam Sakti


Suatu hari aku berjumpa Santri Ndeso lagi asyik wiridan didekat makam yang berjarak 200 meter dari pondok. Konon Kabarnya makam itu milik seorang Wali. Tapi tidak jelas wali yang mana. Tapi setiap orang yang riyadhoh disitu selalu menjumpai keberhasilan. Konon lagi kabarnya… para pawang Jin dan Khodam selalu mendapatkan “ khodam buruan “ mereka di sana. Banyak yang percaya bahwa makam itu dipenuh olehi “ jin  dan khodam sakti “. Rupanya Santri Ndesol punya niat yang sama.

Selidik punya selidik, akhirnya aku mendapatkan informasi yang cukup valid. Kabarnya Wong Ndeso pingin seperti Abah Kyai, punya khodam yang bisa melayani keperluannya. Tapi menurut nara sumber yang – entah bisa dipercaya atau tidak – ternyata Abah Kyai tidak memberikan Ijazah seperti yang di inginkan Wong Ndeso. Akhirnya santri Ndeso minta Ijazah Ilmu Khodam dengan salah satu paranormal yang sering “ nongkrong “ di makam keramat .

Begitulah ceritanya…… Akhirnya…..suatu hari aku mendengar kalau Santri Ndeso sudah jadi “ orang sakti ‘”. Kabarnya punya kemampuan pengobatan luar biasa. Cukup di sentuh dan di tiup, pasien langsung sembuh. Kabarnya lagi, santri ndesol bisa bepergian dengan secepat kilat, bisa menghilang, tahan bacok, tidak mempan dibakar api, bisa berjalan di atas air, tembus pandang, dan yang jelas, beliau sekarang 100 % sakti. Mantaaaps……!!

Sayangnya, kemampuan lebih itu tidak membawanya ke arah yang lebih baik. Salah seorang santri bercerita, katanya Santri Ndeso sekarang kelakuannya aneh-aneh. Suka bikin sesajen, pakai kalung Azimat, ngunyah kemenyan, mudah emosional, jarang sholat berjamaah, bahkan jum’at kemaren tidak ikut sholat jum’at, karena lagi asyik wiridan di makam. Kabarnya atas perintah khodam yang menjadi perewangan  dia.

Yang lebih aneh lagi, mulai suka menafsirkan ayat-ayat suci tapi tidak disertai kaidah yang dibenarkan Ulama.

Suatu pagi datang kabar mengejutkan dari Abah Kyai… katanya abah Kyai  murko atas kelakuan santri Ndeso. Santri Ndeso di panggil menghadap. Dimarah abis-abisan, di preteli ilmunya dan khodamnya  kabur ketakutan di sembur abah Kyai. Setelah puas marah, Abah Kyai mengumpulkan semua santri dan Guru di ruang utama pesantren.

Wong Ndeso terduduk lesu disebelah abah kyai. Mukanya pucat ketakutan. Hanya tertunduk diam.

Sambil mengawasi semua hadirin, Abah mulai memberi wejangan. “ ngger…. Sang Pecinta, diminta ataupun tidak pasti akan menjaga dan melindungi orang yang disayangi. Manusia, tidak perlu susah-susah mencari khodam, karena kita sudah mempunyai khodam-khodam- bahkan sejak dilahirkan. Khodam-khodam itu ada yang golongan malaikat dan ada yang golongan Jin. Diantara mereka ada yang bernama malaikat Hafadhoh ( penjaga ), yang dijadikan Allah sebagai tentara- tentara yang tidak dapat dilihat manusia. Mereka menjaga manusia secara bergiliran di waktu ashar dan subuh, hal itu bertujuan untuk menjaga apa yang sudah ditetapkan Allah s.w.t bagi manusia yang dijaganya. Itulah sistem penjagaan yang diberikan Allah s.w.t kepada manusia yang sejatinya akan diberikan seumur hidup, yaitu selama fitrah manusia belum berubah. Namun karena fitrah itu terlebih dahulu dirubah sendiri oleh manusia, hingga tercemar oleh kehendak hawa nafsu dan kekeruhan akal pikiran, akibat dari itu, mata hati yang semula cemerlang menjadi tertutup oleh hijab dosa-dosa dan hijab-hijab karakter tidak terpuji, sehingga sistem penjagaan itu menjadi berubah. Dengan melaksanakan ibadah secara benar dan teratur ( istiqomah ) di samping dapat menyempitkan jalan masuk setan dalam tubuh manusia, juga manusia dapat menguasai nafsu syahwatnya sendiri, sehingga manusia dapat terjaga dari tipudaya setan. Itulah hakekat mujahadah. Jadi mujahadah adalah perwujudan pelaksanaan pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya secara keseluruhan, baik dengan puasa, shalat maupun dzikir.

Mujahadah itu merupakan sarana yang sangat efektif bagi manusia untuk mengendalikan nafsu syahwat dan sekaligus untuk menolak setan. Walhasil, bagi pengembara-pengembara di jalan Allah, kalau pengembaraan yang dilakukan benar dan pas jalannya, maka mereka akan mendapatkan khodam- khodam malaikat.

Seandainya orang yang mempunyai khodam Malaikat itu disebut wali, maka mereka adalah waliyullah. Adapun pengembara yang pas dengan jalan yang kedua, yaitu jalan hawa nafsunya, maka mereka akan mendapatkan khodam Jin. Apabila khodam jin itu ternyata setan maka pengembara itu dinamakan walinya setan………………………”

Begitulah…. akhirnya satu nasehat yang sederhana mampu membuat kami sadar akan hakekat sesosok Khodam. Tipu daya Jin, hanya bisa di pahami dengan Ilmu agama yang sempurna. Hari ini satu kesalahan sudah bisa di perbaiki. Semoga kami bisa menemukan khodam sejati, yang merupakan bagian Tentaranya Allah SWT, yang akan membantu kami berjalan menemukan Ridho-NYA. Insya Allah… Bi iznillah, al-fatehah…..

Santri Ndeso Dan Misteri Khidir


Aku satu kamar dengan mas Bejo, Beliau santri dari Jawa Timur. Tempat beliau lahir suatu daerah terpencil, yang jelas beliau dipanggil dengan gelar aneh – Santri Ndeso. Orang ini menyenangkan. Baik hati, pemberani, perhatian dan yang jelas rajin sekali mengaji. Cuma agak sedikit bandel,- kata seorang sesepuh pondok..

Aku sendiri tidak menilai begitu, bagiku karakternya yang lepas bebas dan tidak suka terikat yang membuat kesan itu menguat. Dan yang jelas bersama Si Ndeso , petualangan kami pun dimulai….. begini kisahnya

Suatu hari mas Bejo menemui saya di kamar. Saat itu beliau tampak serius sekali. Di tangannya tergenggam selembar kertas. Katanya Ijazah baru dari Abah Kyai !

Setelah mendengar ceritanya, barulah aku tahu kalau Ijazah yang dibawanya adalah sebuah amaliyah yang konon apabila di riyadhoi bisa bertemu nabi Khidir. Wah…menarik nih… !

Si Ndeso mengajak untuk turut serta riyadhoh berjamaah. Awalnya aku tertarik, tapi setelah tahu kalo syarat ilmu itu harus riyadhoh di pinggir sungai selama 40 malam, niat itu aku urungkan.

Bukannya apa, soalnya kalo harus riyadhoh lama apa lagi di pinggir sungai sudah terbayang sulitnya. Serangan nyamuk, serangga, gelap dan dingin, sudah bikin “ nyerah “ Bejo. Mas Bejo tampak sedikit kecewa terhadapku, tapi beliau tetap tidak patah semangat. Katanya kalo bisa ketemu Nabi Khidir, mau minta ilmu biar sakti dan cerdas otak, jadi ga’ perlu lama harus mondok di padepokan ini. Hehehehehehe…..

Dan malam-malam selanjutnya Si Ndeso sudah tidak tampak di kamar. Begitulah selama 40 hari kedepan. Aku hanya bertemu dengan beliau saat di majelis. Dari hari ke hari penampilannya makin pucat dan dingin. Melihatnya jadi sedikit mengenaskan. Pagi sampai sore santri harus ta’lim. Malam setor hapalan sampai jam 12 malam. Nah… mas Bejo malah menghilang ke tepi sungai nungguin Nabi Khidir, Hahahahaha…

Menjelang akhir… mendadak mas Bejo minta di temani riyadhoh. Tapi syaratnya aku ga’ boleh dekat beliau. Okelah…. akhirnya aku nunggu di tenda nasi kucing. Entah sejak kapan ada yang jualan di situ. Mas Bejo bilang, tenda nasi kucing itu baru sekitar 2 mingguan mangkal disana. Tapi dia ga’ pernah mampir soalnya sibuk sama riyadhohnya.

Sampai jam 4 pagi, akhirnya wong ndeso muncul kembali di tenda. Aku sendiri sudah habis lebih dari 5 bungkus nasi kucing dan 5 gelas jahe panas. “ Gimana mas, ketemu ama Nabi Khidirnya… ? ” tanyaku.

Yang ditanya hanya menggeleng lesu. ” Ga’ tuh… belum jodoh mungkin…! “ jawabnya singkat. Mendengar perbincangan kami, bapak penjual nasi ikutan nimbrung. Ternyata beliau paham sekali soal agama dan hukum-hukumnya. Katanya dulu pernah mondok di pesantren. Panteslah…

“ Mas, dulu guru saya pernah bilang bahwa untuk bertemu dengan nabi Khidir itu gampang. Syaratnya juga mudah, hanya menjaga hati dari Prasangka jelek alias jangan su’udzon. Wirid hanya sarana doa untuk meminta keridho-an Allah SWT. Kalo Allah Ridho dan hatimu tidak berprasangka, sudah tentu Allah akan memerintahkan Nabi Khidir menemui panjenengan,” Begitulah nasehat sederhana malam itu yang kami dapat.

Lumayanlah… walaupun tidak bertemu Nabi Khidir paling tidak malam itu dapat makan gratis nasi kucing dan jahe panas. “ Untuk obat biar tidak kecewa belum bertemu Nabi Khidir…! ” begitu kata si bapak saat menolak uang pembayaran. Alhamdulillah…… akhirnya bisa kembali ke kamar dan tidur.

Hari itu ketika waktu Dhuha… mendadak Abah Kyai meminta semua santri untuk memakai gamis dan berkumpul di majelis membaca sholawat.

Katanya ada tamu Agung mau datang. Akhirnya tiba juga tamu yang di tunggu-tunggu beliau. Abah tampak sekali gembira menyambut sang tamu. Anehnya… tamu yang dimaksud mirip sekali dengan bapak penjual nasi di pinggir sungai.

Wong Ndeso tampak lebih lagi herannya. Tapi keheranan itu ditepiskan sejauh mungkin,  ga’ mungkinlah dari penampilan saja sangat berbeda. Si tamu ini walaupun sederhana dengan Jubah Hijaunya tapi tampak sangat berwibawa dan Agung.

Abah Kyai lama sekali berbincang dengan sang Tamu di kamar pribadi. Sampai akhirnya, beliau berdua keluar dari kamar. Sempat berpelukan erat sekali sebelum sang tamu pergi.

Setelah sang tamu menghilang dari pandangan, Abah berkata kepada semua santri yang hadir, ” Alhamdulillah… Pondok ini mendapat anugerah luar biasa hari ini. Ketahuilah bahwa yang baru saja berkunjung itu adalah salah satu dari Nabi Allah Ta’alaa. Beliaulah yang bernama Balyan bin Mulkan atau yang bergelar Al-Khidir As, yang semalam sudah menjamu dua santri kita di tepi sungai ” kata beliau sambil menatap lurus ke arahku dan wong ndeso

Serasa mau copot jantung mendengar kalimat abah kyai. Mataku bertabrakan dengan wong ndeso. Tanpa menunggu dikomando, semua santri berlarian keluar mengejar Nabiyullah Khidir. Wong ndeso sudah melesat mendahului. Semua berebutan keluar. Abah kyai hanya tersenyum saja.

Begitulah… pada akhirnya tidak satu pun dari kami yang berhasil menemui beliau. Tapi kekecewaan tidaklah berlarut. Masih panjang hari – hari untuk berbenah diri dan menata kembali niat awal kami belajar. Ternyata Allah selalu menepati janji-NYA.

Tinggal bagaimana kesiapan kita untuk menjemput doa tadi. Semua harus seimbang antara Dhohir dan Bathin. Laa Haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim…… Allahu Akbar.

Dua Permohonan Baginda Nabi Muhammad SAW Yang Tidak Dikabulkan Allah


Ada dua permohonan baginda Nabi Muhammad SAW yang tidak dikabulkan Allah SWT. Justru sebaliknya, apa yang dimohonkan Nabi tersebut, kondisinya semakin tahun semakin bertambah parah dan meluas. Apa saja permohonan Nabi itu…?

Permohonan tersebut adalah : yang pertama, "Agar umat beliau ( kelak ) tidak ber hizb-hizb ( berpartai-partai ), ber-firqah-firqah ( berkelompok-kelompok ), dan berpecah belah". Awal keterpecahan dan perselisihan, sehingga terbentuk hizb dan firqah-firqah, sudah terjadi setelah baginda Nabi SAW wafat. Meskipun, pada masa awal setelah Nabi SAW wafat belum mememunculkan firqah apalagi hizb, namun pada masa selanjutnya, yaitu saat Utsman bin Affan RA menjadi khalifah, firqah-firqah mulai muncul.

Firqah bahkan hizb tersebut pada selanjutnya tidak menyempit, malah meluas dan berkembang sejalan dengan pertentangan yang terus terjadi. Saat ini, firqah dan hizb itu sudah berkembang sedemikian rupa, sangat kompleks dari sisi konflik, sehingga sudah sangat sulit untuk mempertemukan apalagi mempersatukan dari semuanya.

Bahkan firqah, hizb atau kelompok-kelompok yang bertindak ekstrem atas nama Islam dan ingin menerapkan Islam secara formal dan ideal, sudah sangat sulit menerima kelompok Islam yang berpedoman moderat ( al-wasathiyah ) yang berpedoman " menolak kerusakan didaduhulukan atas tindakan mengambil untung ".

Permohonan Nabi SAW yang kedua, " Agar umat beliau ( kelak ) satu dengan yang lainnya tidak saling membunuh ". Perselisihan yang mengarah pada tindakan saling membunuh sesama umat Muhammad SAW sudah terjadi di akhir masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA. Perpecahan yang didahului dengan terbentuknya firqah-firqah ini, selanjutnya tidak makin mereda, bahkan berujung pada aksi saling bunuh di antara umat Islam.

Aksi saling bunuh di antara umat Islam ini akan terjadi terus sampai akhir zaman. Hal ini sudah terbukti, sampai saat ini umat Islam saling bunuh di antara mereka. Tindakan saling bunuh ini, tidak saja terjadi di wilayah konflik Timur Tengah, tetapi juga terjadi di wilayah Negara Republik Indonesia. Di sini, orang Islam yang terindoktrinasi dengan paham radikal dan ekstrem, dengan tanpa dosa meledakkan bom dan membunuh orang Islam lainnya, dan anehnya mereka ini bermimpi surga dan bidadari.

Itulah kedua permohonan Nabi Muhammad SAW yang tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Sehingga kedua hal yang dimohonkan tersebut terjadi sampai sekarang, dan menjadi cobaan bagi umat Islam.

24 Bid'ah Idul Fithri Yang Perlu Diketahui


Kita sepakati dulu definisi bid'ah, yaitu sebatas yang tidak dikerjakan Nabi SAW. Tapi hukumnya tidak otomatis terlarang. Hukumnya mubah-mubah saja. Sebagiannya malah mendatangkan pahala dan kebaikan.

1. Pulang kampung
2. Uang THR
3. Libur kerja dan cuti bersama
4. Takbir keliling kota malam hari
5. Bersalam-salaman
6. Kunjungan ke orang tua, saudara, tetangga
7. Minta maaf lahir batin
8. Makan ketupat sayur pakai opor ayam, semur.
9. Kue-kue lebaran
10. Kirim-kirim ucapan dan kartu lebaran
11. Ziarah kubur dan tabur bunga
12. Bakar petasan dan kembang api
13. Pakai baju baru
14. Bagi-bagi angpau
15. Acara halal bi halal
16. Hadiah dan Parcel lebaran, khususnya kue geplak
17. Ucapan minal aidin wal faizin
18. Kunjungi tempat rekreasi dan wisata
19. Ngecat rumah dan bersih-bersih
20. Shalat id dan berlebaran beda hari
21. Sungkeman ke orang tua dan mertua serta yang lebih tua.
22. Pukul-pukul bedug
23. Bikin reuni kampus, SMA, SMP, SD, TK, Paud sekalian lebaran.
24. Promo, sale dan diskon belanja lebaran

Untungnya bid'ah-bid'ah ini tidak bertentangan dengan syariah. Semua sejalan dan bisa beriringan. Disebut bid'ah cuma karena Nabi SAW tidak melakukannya. Itu saja sih judulnya.

Apakah kalau Nabi SAW tidak melakukannya lantas hukumnya jadi haram, dosa, murtad dan masuk neraka….?

Ah, yang bener aja. Ngaji ama siapa ente…?

Aku Bukan Seorang Muslim


" Benarkah kamu seorang muslim…? "

Pertanyaan lama seorang teman ini pernah menghantui pikiranku. Ada ego yang mendadak mendesak keluar ketika pertanyaan itu pertama kali dilontarkan, " Ya. Aku muslim.." Ingin kujawab seperti itu.

Tapi tunggu dulu. Temanku ini selalu mempunyai jawaban yang lebih dalam dari sekedar sebuah keilmuan, yaitu pemahaman.

Kata Imam Ali dalam sebuah nasihat indahnya, " Periwayat ilmu itu banyak, tetapi yang memahaminya sedikit.." Dalam artian, siapapun bisa menyampaikan sebuah ilmu. Pertanyaannya, apakah ia paham apa yang ia sampaikan…?

Dan berbulan-bulan aku mencari jawabannya. Bahkan butuh tahunan.

Sampai akhirnya secara tidak sengaja aku bertemu seorang pendeta. Kami berdiskusi melintasi ruang-ruang keagamaan. Bagi kami, agama itu adalah sebuah petunjuk, sebuah kompas yang harus dipegang dalam perjalanan di dunia, jika tidak manusia akan tersesat di rimba belantara hidup yang penuh dengan jebakan..

Ia berkata, " Kita ini sejatinya bodoh, tetapi sombongnya luar biasa. Kita menganggap diri kita tahu segalanya, tapi sebenarnya tidak tahu apa-apa. Kita merasa diri kita benar, tetapi sejujurnya kita ini salah..."

Ia menyeruput kopinya. " Semua petunjuk itu mengandung kebenaran, manusianyalah yang salah mengartikan. Petunjuk-petunjuk itu mengarahkan kita pada kebaikan, tetapi kita menafsirkannya dengan arogan. Kamu benar, aku salah. Padahal, benar dan salah bukan manusia hakimnya…"

Pada titik itulah aku sadar dan mulai paham...

Petunjuk tetaplah petunjuk. Ia membutuhkan pemahaman, bukan sekedar pengetahuan.

Islam mempunyai arti yang dalam, yaitu kepasrahan total kepada Tuhan dengan mengikuti petunjuk RasulNya. Bukan sekedar sebuah simbol atau aksesoris yang disematkan dengan kebanggaan.

Petunjuk itu harus dipahami dengan nilai kemanusiaan dan kerendahan hati yang luar biasa, karena kesombongan menutup fakta yang ada. Mereka yang mempelajari Islam biasa disebut sebagai muslim. Tapi benarkah aku seorang muslim…?

Diriku mulai mengecil. Tidak aku sama sekali bukan seorang muslim. Petunjukku, jalan yang kupilih dengan sadar adalah Islam memang benar. Tetapi untuk bisa pasrah hanya kepada Tuhan, aku sama sekali tidak berdaya..

Mulut munafikku selalu bilang, aku percaya pada Nya. Tetapi ketika datang kenikmatan berupa kemiskinan, aku menganggapnya musibah. Kemunafikanku berbicara aku pasrah pada Nya, tetapi ketika diuji dengan sedikit kekurangan, aku bergetar ketakutan.

Dimana arti kata " pasrah kepada Tuhan " yang selalu kujadikan slogan kebenaran jika aku sendiri tidak pernah punya keyakinan yang benar terhadap Nya… ?

Mengakui diriku sebagai seorang muslim, sejatinya seperti seorang pelari yang masih berada di garis start tetapi sudah merasa menjadi pemenang.

Aku menjadi orang sombong tanpa kusadari, hanya karena mengklaim bahwa akulah pemenang. Bodoh tanpa kusadari. Dan aku hidup dalam kebanggaan tanpa pernah paham bahwa sebenarnya aku ditertawakan banyak orang..

Kuambil handphoneku, kukirim pesan pada temanku itu..

" Bukan aku bukan seorang muslim. Aku sedang berusaha menjadinya dan mencapainya. Muslim atau bukan diriku, bukan aku yang menentukan.."

Lama kemudian temanku membalas pesanku. " Kamu sudah mulai paham…"

Kuseruput secangkir kopi malam ini. Bahkan untuk pengetahuan sesederhana itu, aku harus berjalan sangat jauh. Sungguh aku sejatinya tidak mengerti apa-apa..

Kami Adalah Nahdliyyin “ NU Tulen “


Dengan Tahlil..
Kami mengerti akan pentingnya mendo'akan orang yang telah meninggal..

Dengan Shalawat..
Kami mengerti akan rasa terima kasih pada Junjungan kami Baginda Besar Nabi Muhammad SAW yang telah menjadikan kami seorang Muslim..

Dengan Wasilah.. ( Tawassul ke Rasulullah ).
Kami jadi mengerti akan jati diri ini, bahwa diri ini masih memerlukan syafa'at dari Rasulullah SAW..

Dengan Wasilah.. ( Tawassul ke Para Wali, Ulama, Kiai ).
Kami jadi mengerti akan hubungan dengan orang yang telah meninggal. Dan Kami mengerti akan jati diri ini bahwa diri jauh lebih rendah dibandingkan para 'Ulama..

Dengan Wirid..
(dzikir) kepada Allah. Hati Kami menjadi tenang..

Dengan Ziarah Kubur..
Kami jadi mengerti akan pentingnya mengingat mati..

Dengan Istighatsah..
Kami jadi mengerti akan pentingnya memohon ampunan kepada Allah dg segala dosa, khilaf diri kami, bangsa dan negara ini..

Kami Nahdliyyin yg mengamalkan amalan-amalan TASHAWWUF :
TAhlil,
SHAlawat,
Wirid,
Wasilah,
Ukhuwah
Fii Sabilillah..

Thursday 13 June 2019

Santri Syeikh Google Jama'ah Al-Fesbukiyah Wal Copasy Minal Internety Wal Terjemahani



- Imam Ahmad bin Hanbal  hafal 1.000.000 hadits termasuk sanad dan matannya. Menuliskan sekitar 40.000 hadits

- Imam Bukhari  mengumpulkan 600.000 hadits, hafal 100.000 hadits shahih. Dan 200.000 yang tidak shahih. Menuliskannya sekitar 7.000 hadits

- Imam Muslim Mengumpulkan 300.000 hadits dan menuliskannya 12.000 hadits

- Imam Abu Dawud Mengumpulkan 50.000 hadits dan menuliskannya sekitar 4.800 hadits

---------------------------------

Dijaman sekarang ini datang Santri syech google Jamaah al-Fesbukiyah wal copasy minal Internety wal Terjemahani yang bahkan satu hadits shahih pun gak hafal bunyi arabnya, artinya, sanad dan matannya. Tiba² mencela para ulama, kyai, syaikh, dan Imam² yang seluruh hidupnya total untuk agama dan akherat meninggalkan kecintaannya terhadap dunia.

Coba bayangkan saja...

Jika Imam Bukhari sanggup mengumpulkan 600.000 hadits dalam waktu 16 tahun. Maka secara matematik Imam Bukhari mendapatkan 1 buah hadits per -10 menit. Dan beliau rela melakukan perjalanan  yang jauhnya hingga ribuan Kilometer untuk menyelidiki dan menemui seseorang dan beliau hanya menanyakan 1 pertanyaan : " dapat hadits ini darimana…? "

Sementara ada Santri syeikh google Jama'ah al-Fesbukiyah wal copasy minal internety wal Terjemahani hanya sekedar mengetik di layar plastik selebar 5 inchi hasil kredit atau minta² sama orang tua, lalu berkata : " Menurut Sumber Ini, Hadits Itu Gak Sesuai Pemahaman Saya "  

Gak sesuai pemahaman Raimuuuu...!!!

Baru hafal hadits 3 yang bunyinya : " KULLU, BID'ATIN dan DHOLALAH aja sudah KEMLINTHI, sudah sok mau mengkritisi para kyai....!!

MAAF… STATUS INI BUAT DIRI SAYA SENDIRI... Kalau ternyata ada kemiripan tokoh yang panas dingin, kesindir dan UMOB NDASE, mohon saya dimaafkan. Karna saya cuman wong deso seng goblok tor lugu

Untuk Teman² Ku Di WA Grup, Kenapa Saya Ga’ Pernah Mengucapkan Syafakillah…?


Di grup kelas sekolah anak, hampir tiap pagi ada yang ijin tidak masuk. Karena sakit seperti demam, batuk pilek, dan sebagainya. Kadang satu anak, dua atau lebih dari tiga.

Lalu dalam beberapa menit Ibu-ibu lain menjawab dengan ucapan " Syafakillah ya si A, si B, si C dan D. " Secepatnya juga si Ibu yang minta ijin menjawab, " Jazakillah ya ibu-ibu semua atas doanya. "

Kemudian kalo ada yang ijin, ga’ berangkat karena sedang perjalanan, yang lain bersahutan komen, " Fi amanillah ya…."

Di tengah tren ucapan ke arab-araban semacam syafakillah, jazakillah, fi amanillah, qodarullah dll saya memilih tetap memberi ucapan dalam Bahasa Indonesia yang sebisa mungkin sesuai ejaan yang disempurnakan.

Ini bukan karena saya menolak pemakaian istilah asing ke dalam percakapan sehari-hari. Apalagi alergi Arab atau anti Islam. Naudzubillah ya. ( nih, kan saya tetap pakai Naudzubillah, karena ini susah ngucapnya kalo pake bahasa Indonesia ). Bukan juga sekedar, ga mau latah.

Jadi kenapa…?

Belajar berbahasa Indonesia yang benar saja sejujurnya saya masih merasa kesulitan. Bagaimana saya bisa ikut-ikutan memakai bahasa lain…?

Saya belajar tata bahasa arab sejak usia 9 tahun di madrasah diniyah. Saya menghafal kitab nahwu paling dasar, "Jurumiyah" dan sharaf "Amtsilatut Tashrifiyah". Di sana, saya mengenal istilah dhomir atau kata ganti untuk menyebut orang. Yang dalam bahasa Indonesia ada " Saya, anda dan dia ".

Kata ganti orang dalam bahasa Arab itu cukup rumit untuk yang belum pernah belajar.

Diletakkan di depan kalimat dan di belakang bentuknya beda.

Contoh :
- Buku Saya ( Bahasa Indonesia )
- Kitaabii ( Bahasa Arab ).
Kenapa buku saya bahasa arabnya bukan " kitaab ana "….?

Belum lagi ada bentuk mufrod (tunggal), tasniyah (dua) dan jamak (banyak, lebih dari dua). Bahasa arab juga membedakan gender, muanats (perempuan) dan mudzakar (laki-laki).

Contoh :
Jika seseorang perempuan satu, bercerita bahwa dia sakit. Kita ingin mengucapkan " lekas sembuh ya…" secara langsung kepadanya, kita bilang " Syafakillah " yang artinya semoga Allah menyembuhkanmu ( wahai perempuan satu ).

Tapi kalo yang sakit adalah anaknya, sementara yang di grup adalah ibunya, benarkah kalau kita mengucapkan " Syafakillah "… ? Kan yang kita doakan anaknya, orang ketiga. Maka seharusnya, " Syafahallah…". Semoga Allah menyembuhkannya, bukan menyembuhkanmu kan…?

Nah kalau yang sakit dua orang perempuan, bolehkah kita menyebut, " Syafahallah ya si A dan si B "…. ?

Tentu saja tidak bisa. Harus " Syafahumallah " yang artinya, semoga Allah menyembuhkan keduanya perempuan.

Kalau yang sakit 3 orang anak perempuan, ucapannya beda lagi.
Kalau yang sakit laki-laki, ucapannya pun harus berubah lagi. Ribet kan…?

Itu juga berlaku untuk ucapan lain, semisal " Jazakillah ya ibu-ibu semua…" seharusnya gimana…? Jazakunnallah.

Kumpulan ibu-ibu semua pun jadi berubah kalo kemasukan sesebapak satu saja. Jadi Jazakumullah.

Jangan tanggung kalau memang ingin kearab-araban. Belajarlah bahasa arab secara kaffah. Bukan sekedar mengganti saya dengan Ana, kamu dengan Anta, dll...

Ini baru urusan dhomir ( kata ganti ) belum urusan lain...

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...