Ini adalah tamsil yang menarik. Tamsil ini dalam bahasa Arab,
berbunyi :
أكلت يوم أكل الثور اﻷبيض
" Aku sebenarnya telah dimakan ( singa itu ), ketika
banteng putih itu dimakan. "
Alkisah, ada tiga banteng; putih, merah dan hitam. Ketiga
banteng ini berhadapan dengan seekor singa yang hendak memangsanya. Namun,
karena ketiganya bersatu padu, singa itu pun tak bisa memangsa mereka, baik
yang putih, merah maupun hitam.
Singa pun tak kehilangan cara. Untuk memangsa ketiganya tidak
bisa sekaligus, harus satu-satu. Caranya, dia harus pisahkan ketiganya, dengan
bujuk rayu dan muslihat. Singa mulai menjadikan banteng putih sebagai target
mangsa. Maka, ia datang kepada kedua banteng yang lain, merah dan hitam. Dia
katakan kepada mereka, "Saya akan makan banteng putih, jadi kalau kalian
tidak ingin aku mangsa, lebih baik kalian diam saja, tidak perlu membantunya.
Kalian akan aku biarkan, dan aman." Kata singa. Kedua banteng itu pun
setuju. Mereka diam saja, saat banteng putih dimangsa singa, tak ada kepedulian
sedikit pun, karena yang dimangsa bukan mereka.
Singa itu memangsa banteng putih dengan lahap, tanpa kesulitan
berarti, sementara kedua banteng yang lainnya menyaksikan temannya dimangsa,
tanpa sedikit pun empati. Mereka salah, dianggap singa itu tak akan memangsa
mereka. Maka, setelah hari berganti, giliran mereka yang dimangsa. Tetapi, jika
sekaligus, maka singa itu pun tak akan bisa menundukkan mereka. Caranya,
sebagaimana cara yang dilakukan singa itu memangsa banteng putih.
Singa datang kepada banteng hitam, "Saya akan mangsa
benteng merah, kamu diam saja, tidak perlu membantunya. Kamu tidak akan aku
mangsa, tenang saja, dan diam. Kamu aman." Singa itu pun memangsa banteng
merah itu dengan lahapnya, tanpa perlawanan berarti, di depan mata banteng
hitam. Banteng hitam itu pun hanya melihat dan menyaksikan temannya, banteng
merah dimangsa singa, tanpa empati. Seolah itu tidak akan menimpa dirinya.
Tapi, dia salah.
Setelah hari berganti, banteng hitam itu tinggal sendiri. Saat
tinggal sendiri, singa itu pun memangsanya dengan mudah, sebagaimana kedua
temannya yang telah dimangsa singa itu terlebih dahulu. Saat banteng hitam itu
menjelang ajalnya, dia mengatakan, "Aku sesungguhnya telah dimakan [singa
itu], ketika banteng putih itu dimakan." Artinya, ketika mereka membiarkan
seekor banteng putih dimangsa singa, dan tidak dilawan, akhirnya kekuatan
banteng-banteng tadi berkurang, karena tinggal dua ekor, hingga seekor, saat
itulah singa dengan mudah melakukan aksinya.
Begitulah, tamsil yang indah, menggambarkan betapa persatuan
umat Islam itu penting. Tak hanya penting, tetapi juga wajib. Cara kaum Kafir
untuk menghancurkan kekuatan Islam adalah dengan mengadudomba kaum Muslim.
No comments:
Post a Comment