Photo

Photo

Saturday, 1 December 2018

Ibu Yang Marah “ Doa Yang Diqabul Allah 25 Tahun Kemudian “


Aku sedang membersihkan rumah. Tiba” anak lelakiku yang masih kecil berlari ke arahku. Dia tersenggol satu pot bunga yang terbuat dari kaca. Pecah hancur berantakan.

Aku benar” marah karna pot itu memang mahal harganya. Tanpa ku sadari, aku telah melontarkan kata”,

" Matilah kamu…! Semoga kamu ditimpa dinding bangunan dan tulang-belulangmu hancur…! ”

Tahun demi tahun berlalu. Anak lelakiku membesar, aku sudah lupa akan doa itu. Aku pun tak anggapnya penting dan aku tak tahu bahwa doa itu telah naik ke langit.

Anak lelakiku dan adik”nya yang lain tumbuh besar. Dia anak sulung yang paling aku sayangi dari anak”ku yang lain. Dia anak yang rajin dan pandai menghormati aku dan berbakti kepadaku dibandingkan adik”nya yang lain.

Kini dia telah menjadi seorg insinyur. Tak lama lagi dia akan menikah. Tak sabar rasanya aku ingin menimang cucu.

Ayahnya punya sebuah bangunan yang sudah lama dan ingin direnovasi. Maka pergilah anakku bersama ayahnya ke gudang itu. Para pekerja sudah bersiap” untuk merobohkan satu dinding yang sudah usang.

Sementara pekerja sedang bekerja, anakku pergi ke belakang bangunan tanpa diketahui oleh siapa pun. Dengan tak disangka” dinding bangunan itu roboh menimpanya..!

Terdengar suara berteriak dalam runtuhan itu hingga suaranya tak kedengaran lagi.

Semua pekerja berhenti. Heran suara siapa…? Mereka berlari ke arah reruntuhan itu. Mereka mengangkat dinding yang menghimpit anakku dengan susah payah dan segera memanggil Ambulan.

Mereka tidak dapat mengangkat badan anakku. Ia remuk seperti kaca yang jatuh pecah berkeping”.

Sebagian mereka mengangkat badan anakku yang hancur dengan hati” dan segera membawanya ke UGD di RS.

Ketika ayahnya menghubungiku, seakan” Allah menghadirkan kembali kata”ku padanya semasa ia masih kecil dulu.

Aku menangis hingga pingsan, setelah aku sadar, aku berada di RS dan aku meminta utk melihat anakku. Ketika melihatnya, aku seakan mendengar suara yang berkata,

" INI DOAMU KAN…? Sudah AKU kabulkan…! Setelah sekian lama engkau berdoa, sekarang Aku akan mengambilnya…! "

Ketika itu, jantungku seakan berhenti berdetak. Anakku menghembuskan nafasnya yang terakhir. Aku berteriak dan menangis sambil berkata,

" Ya Allah…! Selamatkanlah anakku…! Jangan pergi nak..."

Seandainya, lidah ini tidak mendoakan kejelekan 25 tahun yang lalu...!
Andaikan…! Andaikan...! Andaikan...! Tetapi kalimat ‘andaikan’ ini tak berguna lagi sekarang ini..

Cerita ini dari satu kisah nyata…! Pesanku pada para IBU. Jangan sekali” terburu” mendoakan KEBURUKAN anakmu ketika kamu sedang marah...!

Berlindunglah kepada Allah dari godaan iblis. Jika kamu ingin memukulnya, pukul sajalah, tapi jangan kamu mendoakannya dengan yang bukan” sehingga kamu akan menyesal sepertiku...!!

Sungguh aku menulis ini dengan air mataku yang turut mengalir.

Wahai anakku..! Aku rela rohku turut bersamamu..! Hingga aku boleh beristirahat dari kepedihan yang aku rasakan setelah kepergianmu...

Ya Allah, ampunilah aku...

Doakanlah yang baik” saja untuk anak”…! Doa itu pasti akan terjawab walaupun untuk sekian lama. Tunggulah dan Allah pasti mengabulkannya. Aamiin...

No comments:

Post a Comment

Bill Gates Jelaskan Mengapa Anaknya Tidak Bisa Menikah Dengan Orang Miskin

Sambil nunggu update terbaru yang masih tertutup formasi ilusi  --------- "Beberapa tahun yang lalu saya menghadiri konferensi di Ameri...