Shalawat Nabi SAW dipercaya telah
menjadi syafaat, rahmat, berkah, dan obat yang orisinil untuk menyelamatkan
kehidupan seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan kerap kali shalawat
ini memutarbalikkan sebuah fakta inderawi. Berikut beberpa buah kisah yang
bertutur tentang keajaiban shalawat.
Sufyan ats-Tsauri menuturkan, “
Aku pergi haji. Manakala Tawaf di Ka’bah, aku melihat seoerang pemuda yang tak
berdoa apapun selain hanya bershalawat kepada Nabi SAW. Baik ketika di Ka’bah,
di Padang Arafah, di mudzdalifah dan Mina, atau ketika tawaf di Baytullah,
doanya hanayalah shalawat kepada Baginda Nabi SAW. ”
Saat kesempatan yang tepat
datang, aku berkata kepadanya dengan hati-hati, “ Sahabatku, ada doa khusus
untuk setiap tempat. Jikalau engkau tidak mengetahuinya, perkenankanlah aku
mengajarimu.” Namun, dia berkata, “Aku tahu semuanya. Izinkan aku menceritakan
apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh ini.”
“ Aku berasal dari Khurasan.
Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan daerah kami, ayahku dan
aku mengikuti mereka untuk menunaikan kewajiban agama kami. Naik turun gunung,
lembah, dan gurun. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh
sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia.
Dan aku mengkafani jenazahnya.
Agar tidak mengganggu jemaah lain, aku duduk menangis dalam batin dan
memasrahkan segala urusan pada Allah SWT. Sejenak kemudian, aku merasa ingin
sekali menatap wajah ayahku, yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing
itu. Akan tetapi, kala aku membuka kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala
ayahku berubah jadi kepala keledai. Terhenyak oleh pemandangan ini, aku tak
tahu apa yang mesti kulakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang
lain. Sewaktu duduk merenung, aku seperti tertidur.
Lalu, pintu tenda kami terbuka,
dan tampaklah sesosok orang bercadar. Seraya membuka penutup wajahnya, dia
berkata, “Alangkah tampak sedih engkau…! Ada apakah gerangan…? ” Aku pun
berkata, “ Tuan, yang menimpaku memang bukan sukacita. Tapi, aku tak boleh
meratap supaya orang lain tak bersedih…”
Lalu orang asing itu mendekati
jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap wajahnya. Aku berdiri dan
melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah tua nya. Wajahnya
bersinar seperti bulan purnama. Melihat keajaiban ini, aku mendekati orang itu
dan bertanya, “ Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan….? ” Dia menjawab, “ Aku
Muhammad al Musthafa” ( semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan kedamaian kepada
Rasul pilihanNya ). Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di
kakinya, menangis dan berkata, “ Masya Allah, ada apa ini….? Demi Allah, mohon
engkau menjelaskannya ya Rasulullah...”
Kemudian dengan lembut beliau
berkata, “ ayahmu dulunya tukang riba. Baik di dunia ini maupun di akhirat
nanti. Wajah mereka berubah menjadi wajah keledai, tetapi disini Allah Yang
Maha agung mengubah lagi wajah ayahmu. Ayahmu dulu mempunyai sifat dan
kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia melafalkan shalawat
seratus kali untukku. Saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon
izin Allah untuk memberinya syafaat karena shalawatnya kepadaku. Setelah
diizinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku. ”
Sufyan menuturkan, “ Anak muda
itu berkata, “ Sejak saat itulah aku bersumpah untuk tidak berdoa selain
shalawat kepada Rasulullah, sebab aku tahu hanya shalawatlah yang dibutuhkan
manusia di dunia dan di akhirat. ”
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah
SAW telah bersabda bahwa, “ Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail
Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, “ Wahai Rasulullah,
siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka
akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian seperti kilat
menyambar. ”
Berkata pula Mikail As., “ Mereka
yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu. ” Dan
Israfil As. berkata pula, “ Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan
bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah
SWT mengampuni orang itu. ”
Kemudian Malaikat Izrail As. pun
berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu
dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”
Bagaimana kita tidak cinta kepada
Rasulullah SAW….? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing
untuk orang-orang yang bershalawat atas Rasulullah SAW. Dengan kisah yang
dikemukakan ini, semoga kita tidak akan melepaskan peluang untuk selalu
bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi syafaat kita, Nabi
Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah SWT,
Rasul, dan para MalaikatNya.
Semoga shalawat, salam, serta
berkah senantiasa tercurah ke hadirat Nabi kita, Rasul kita, cahaya kita, dan
imam kita, Muhammad al Musthafa SAW beserta seluruh keluarga, keturunan, dan
sahabat-sahabat beliau, dan seluruh kaum mukmin yang senantiasa untuk
melazimkan bershalawat kepada Beliau SAW.
No comments:
Post a Comment