Dalam salah satu pengajiannya
Habib Umar al-Muthohar disuguhi kopi.
Barang siapa yang meninggal,
diperutnya ada sisa kopi, dia tak akan ditanya Malaikat. Tidak menunggu lama,
kopi pun diseruput Habib Umar. “ Srupuuuuut…” suara serutupan kopi didengar
para jama’ah yang hadir.
“ Saya sengaja dekatkan dengan
mikrofon, biar sampean kepingin “, kata Habib Umar disambut tawa oleh hadirin.
“ Saya suka kopi itu karena kopi
adalah minuman kesukaan para Wali, kesukaan orang-orang shalih ”.
Sangking senengnya dengan kopi,
lanjut Habib Umar, ada Wali yang mengatakan : “ Barang siapa yang mati,
diperutnya ada sisa-sisa kopi, ia tidak akan ditanya oleh malaikat ”.
“ Loh kandani kok… Kalau zaman
sekarang ungkapan ini dikandakno yo rame ( kalau jaman sekarang ungkapan
seperti itu bisa bikin ramai ) mosok perkoro kopi tekan….,” jelasnya. “ Dowo…
dowo….. ( panjang urusannya ) ” tambahnya.
Habib Umar menjelaskan, ungkapan
ini perlu dilihat, ketika wali itu berkata demikian, kondisinya itu bagaimana….?
“ Pada waktu itu kopi adalah minuman favorit orang-orang ahli dzikir, agar
dzikir malam kuat lama minum kopi, shalat tahajud biar kuat lama minum kopi,
munajat, baca Qur’an kuat sampai subuh, minum kopi, ” jelas Habib Umar.
Maka dari itu, lanjut Habib Umar,
“ kalau ada orang mati, diperutnya ada sisa-sisa kopi, berarti dia ahli dzikir.
Ngono lho Doel...”
“ Lha kalau sekarang gimana bib…?
“
Kalau sekarang ya wa Allahu A’lam,
wong keplek yo ngombe kopi... ( orang lagi judi juga minum kopi ) "
“ Lalu yang diikuti siapa…?
“ Tirulah orang-orang shalih “
Alhamdu lillah…
Alhamdu lillah…
Shollu alannabiy…
No comments:
Post a Comment