Jum'at sore, 31 Januari, 2020.
Gus Baha' dan rombongan langsung
menuju makam Syaikhona Kholil di Martajasah. Pertama kali beliau melihat saya,
beliau langsung tersenyum dan bertanya :
" Kok nikahnya jauh-jauh ke
Yaman ? At'abta Man Ba'dak.. Kasian nanti kalo ada yang mau niru tapi nggak
bisa.. Kalo dianggap sunnah gimana ? "
Ingin saya menjawab :
" Bagi kulo.. Sejauh apapun
jarak akan kulo tempuh demi doa dan barokah Guru Gus.. "
Tapi saya hanya tersenyum tak
menjawab.. Saya sadar jawaban sebaik apapun pasti pada akhirnya akan dimentahkan
oleh Gus Baha'. Saya hanya berfikir dalam hati dari mana beliau tau kabar
pernikahan saya ? Bukannya beliau sama sekali nggak aktiv di dunia
per-sosmed-an ? Belum sempat bertanya, beliau sudah dawuh :
" La wong istri saya ngikuti
sampean di Instagram "
Beliau lalu bertanya kepada saya
:
" dimana tempat yang sepi
orang disini ? "
Kami akhirnya mengantar beliau ke
pojok kiri Masjid Syaikhona. Disana kami duduk sambil menunggu adzan Maghrib.
Setelah sholat Maghrib kami berziarah bersama rombongan Gus Baha'. Ziarah
selesai kami langsung menuju perumahan Kayangan, disana Gus Baha' bertemu
dengan Tim Turots Syaikhona Kholil, Lembaga Investigasi karya-karya Syaikhona
Kholil yang Alhamdulillah diisi oleh para dzurriah beliau. Di kesempatan itu
ketua Tim kami Kak Utsman Hasan menyodorkan beberapa Manuskrip tulisan
Syaikhona Kholil yang berhasil ditemukan oleh Tim. Salah satunya adalah
Manuskrip Al-Quran kuno tulisan tangan salah satu santri Syaikhona yang
dimaknai Gandul oleh Syaikhona. Di halaman terakhir Syaikhona memang memberi
catatan kaki bahwa siapa saja yang membaca naskah Al-Quran ini dan menemukan
kesalahan di dalam penulisannya, beliau sangat berharap agar segera dibenarkan.
karena beliau sendiri mengakui banyak kekhilafan/kelalaian yang terjadi didalam
penulisannya.
Dan memang betul, saya dan
anggota Tim yang lain menyaksikan sendiri bahwa beliau Gus Baha' sudah bisa
menunjukkan salah satu dari kesalahan tersebut dengan hanya sekali membuka
saja, beliau lalu mulai menunjukkan kesalahan yang lain baik min haitsul
harakat atau huruf.
beliau lantas berkata :
" Al-Quran ini keahlian
saya.. Dengan sekali menyentuh saja saya sudah bisa tau Naskah Al-Quran yang
ada salahnya atau tidak "
" Nyetrum Gus ?" saya
menimpali.
Beliau tertawa dan berkata :
" Iya betul nyetrum.. Kayak
temen saya, meskipun dia buta tapi dia bisa tau bedanya cewek cantik sama
nggak.. Pernah ada cewek cantik lewat dia bilang :
" cewek iki uaayu gus..
"
" loh kok ngerti.. Awakmu
kan wuto ? "
" Aku iso ngrasakno Gus..
"
Entah keistimewaan yang diberikan
kepada Gus Baha' itu dinamakan Kasyaf, Ilham atau karomah. Yang jelas menurut
saya itu adalah Taufiq dan Inayah khusus yang dianugrahkan Allah kepada para
ulama Ahlil Quran seperti beliau.
Beliau juga bercerita bahwa
beliau pernah mendapat Al-Quran tulisan Utsmani asli. Tulisannya kotak-kotak
tanpa harokat dan titik, ketika sudah hampir menyerah bagaimana cara
membacanya, Gus Baha' berdoa :
" Ya Allah.. Alat yang saya
miliki sudah tidak cukup untuk membaca Mushaf ini.. Jadi sekarang saya memakai
hak saya sebagai ahlul Quran.. Dengan hak saya sebagai Ahlul Quran tolong ajari
saya gimana cara membacanya "
Setelah beliau berdoa seperti itu
ndilalah tiba-tiba beliau bisa membaca Al-Quran tulisan Utsmani itu.
Mungkin bagi kalian yang baru
pertama kali mendengar Gus Baha' berkata seperti itu, kalian akan mengira bahwa
beliau adalah sosok yang "angkuh" dan sombong.. Hakikatnya tidak
seperti itu, bagi saya gaya yang dipakai Gus Baha' adalah salah satu bentuk
"Idzharul Ilmi" : Tatkala seorang Alim menampakkan dan menonjolkan
kealimannya ditengah-tengah zaman yang mana orang yang hanya bermodal caci-maki
dan kata-kata kotor saja sudah bisa mendapat gelar ulama.
Bukankah Rasulullah Saw pernah
bersabda :
" إذا ظهرت البدع في أمتي فعلى العالم أن يظهر علمه "
" ketika sudah banyak Bid'ah
di antara ummatku.. Maka seorang Alim harus menampakkan kealimannya "
Saya ingat, ketika sowan kepada
beliau, Beliau pernah berpesan :
" Sekarang banyak
Alumni-alumni pesantren yang sok Tawadhu'.. Nggak mau maju, nggak mau tampil..
Akibatnya sekarang yang punya panggung ya orang-orang gak berilmu itu.. Yang
gak pernah mondok sama sekali malah kayak .... "
(beliau lalu menyebut tokoh yang
menurut beliau tidak berilmu tapi tetap saja dikasih panggung )
Selesai bertemu dengan Tim
Turots, Gus Baha' langsung menuju lokasi pengajian PP. Syaichona Cholil. Di
awal ngaji, ketika mengomentari kitab Isti'dad lil Maut karya Mbah Kholil,
beliau sudah mengeluarkan joke-joke khasnya.
" dulu ketika saya masih
kecil.. Saya sering mendengar cerita kalo Mbah Kholil Nalqin Mayyit beliau
biasanya dawuh :
" nanti kalo dateng malaikat
nanya macem-macem bilang kamu masih nunggu saya ya .. "
Ternyata di kitab ini Mbah Kholil
mengajari cara menjawabnya.. Jadi saya agak kecewa.. " (pengajian lengkapnya bisa kalian lihat di Yutub)
Pada akhirnya.. Menurut saya
ke-viral-an Gus Baha' adalah sebuah anugrah yang wajib kita syukuri, wabil
khusus bagi warga Nahdiyyin dan Qoum Pesantren. Barokah Yutub dan media
lainnya, Ditengah Zaman penuh Fitnah ini kita masih bisa dengan mudah ngaji dan
mencuri ilmu bergizi dari sosok Gus Baha' yang sangat jelas kualitas kealiman
dan sanad keilmuannya.
Sehat selalu Gus Baha'.. Allah
Yahfadhzak wa Yar'aak bikamali ri'ayatih.
Aamiin
Bangkalan,
2 Februari, 2020.
No comments:
Post a Comment