Ngaji Gus Baha'
Fenomena ekspresi keagamaan yang
ultra konservatif, menurut Gus Baha menuntut keterlibatan dai yang mampu
mengintegrasikan khazanah keislaman klasik dan kontemporer. Gus Baha’
mencontohkan pendapat Syekh Sya’rawi sebagai ulama kontemporer
Pada suatu hari, Syekh Sya’rawi
bertemu ekstrimis yang akan menge-bom orang yang sedang dugem di bar dan
diskotik.
“ Kalau betul mereka jadi mati,
lalu dimanakah tempat mereka…? ” tanya Syekh Sya’rawi.
“ Ya tempatnya di neraka sebab
mereka mati kafir....”
Syekh Sya’rawi lanjut bertanya, “
Jika betul masuk neraka, apakah itu keinginanmu atau keinginan Rasulullah…? ”
Ekstrimis menjawab dengan tegas,
“ Ya tidak, itu bukan keinginan Rasulullah…”
Jawaban tersebut dibantah Syekh
Sya’rawi, “ Jika ini bukan keinginan Rasulullah, ya tidak usah kalian lakukan…”
Opini Syekh Sya’rawi di atas
diperkuat hadits Nabi
“ Suatu hari, Rasulullah
didatangi seorang Badui, meminta uang pada Rasulullah. Namun orang tersebut
ternyata tidak terima mengingat pemberian Rasulullah yang dianggap terlalu
sedikit, sehingga Rasulullah dipojokkan dan dijelek-jelakkan di depan publik.
Akhirnya Rasululah mengajak orang tersebut masuk ke dalam rumah dan diberikan
uang tambahan.
" Apa ini sudah cukup…? ”
tanya Rasulullah
“ Iya cukup. Terima kasih kamu
itu orang baik...” Jawab si Badui sembari memuji Rasulullah
Kemudian Rasulullah bersabda, “ Tadi,
kamu menghujat saya di depan publik, maka sekarang kamu juga harus memuji saya
di depan public...”
Akhirnya permintaan Rasulullah
dilayani oleh si Badui. Namun setelah Badui itu pulang, Rasulullah bersabda, “ Kalau
saja ia mati setelah mengkritik dan menghujat saya, maka ia mati sebagai ahli
neraka, karena berstatus sebagai pencaci maki nabi…”
Hadits ini merupakan indikator
bahwa Allah itu Maha Pengasih-Penyayang. Hanya memuji Rasulullah dengan cara
disuap, sudah menunjukkan bahwa Islam “ suapan ” itu sudah sah dan legitimate.
Sebab, penilaian Allah tak sama dengan pikiran kita
Anehnya, lanjut Gus Baha, kubu
sebelah itu terlalu ekstrim dan memaksa Allah agar berpikiran seperti mereka,
sehingga mudah menilai orang lain sebagai penghuni neraka
No comments:
Post a Comment