Ngaji Gus Baha'
Ayat Alquran jumlahnya ribuan.
Ayat sebanyak itu punya keterkaitan satu sama lain. Ada munasabahnya. Jadi, tak
bisa kita modal hanya satu ayat lalu dipakai untuk menyikapi segala situasi. Ngotot
kesana kemari
.
“ Ada ayat Al quran itu yang bisa
bikin janggal orang Jawa. Tentu saja orang Jawa yang agak alim dan mau mikir. Kalau
tak mau mikir, ya mana pernah “ protes ” isi Al quran. Kalau orang Jawa yang
sudah alim, ya gak akan protes atau janggal.” kata Gus Baha.
Ayat pertama ada dalam surah
An-Nisa ayat 22 terkait larangan menikahi istri bapak ( ibu tirinya )
وَلَا تَنكِحُوا۟ مَا نَكَحَ ءَابَاۤؤُكُم مِّنَ ٱلنِّسَاۤءِ إِلَّا مَا قَدۡ سَلَفَۚ إِنَّهُۥ كَانَ فَـٰحِشَةࣰ وَمَقۡتࣰا وَسَاۤءَ سَبِیلًا
“ Gendeng ta piye. Kok sampai
menikahi ibunya sendiri. Betapa ndak pentingnya Al quran, hal begitu kok
dilarang segala. Tanpa dilarang pun, orang Jawa pasti akan menghindarinya.”
Kenapa janggal…? Karena
kebanyakan orang Jawa istrinya cuma satu.
“ Perlu diketahui bahwa ayat ini
turun di Arab. Di mana seorang lelaki Arab, biasa punya istri banyak. Rata-rata
empat lah, tiap orang. Bahkan, ada seorang lelaki itu yang istri tetapnya cuma
satu. Sementara tiga istri lainnya berganti-ganti.”
Di sini muncul kemungkinan usia
istri bapak sebaya dengan anaknya. Bahkan, lebih muda. Sehingga ada kemungkinan
timbul rasa suka dari si anak. Nah, Quran mewanti-wanti. Haram hukumnya, meski
sudah dicerai ayah
Kedua, Surah An-Nisa’ ayat 20,
berkaitan dengan larangan meminta kembali mahar yang diberikan
وَإِنۡ أَرَدتُّمُ ٱسۡتِبۡدَالَ زَوۡجࣲ مَّكَانَ زَوۡجࣲ وَءَاتَیۡتُمۡ إِحۡدَىٰهُنَّ قِنطَارࣰا فَلَا تَأۡخُذُوا۟ مِنۡهُ شَیۡـًٔاۚ أَتَأۡخُذُونَهُۥ بُهۡتَـٰنࣰا وَإِثۡمࣰا مُّبِینࣰا
“ Kok ya kebangetan orang itu.
Sudah nikah, sudah dapat rasanya. Begitu cerai, kok diminta lagi maharnya….?
Keterlaluan…! ”
Kenapa janggal…? Karena rata-rata
mahar di Jawa murah
“ Untuk memahaminya, supaya tak
janggal dan tak protes, kita perlu melihat latar belakang budaya budaya di
Arab. Bahwa rata-rata mahar di Arab itu mahal sekali. Al quran menyebutnya dengan
istilah قنطارا “ harta
yang amat banyak ”. Saking banyaknya, tidak bisa dihitung. Itulah qinthar.”
No comments:
Post a Comment