Photo

Photo

Tuesday 14 April 2020

Kentongan Pandemi Abad 21


Eropa, yang selama ini menjadi kiblat pengobatan berbagai penyakit diseluruh dunia, didukung SDM dan peralatan medis yang canggih. Saat dihantam Coronavirus, terbukti kocar-kacir.

Terlebih lagi mendengar kabar berita di media Internasional, Trumph sebagai penguasa negara Adi Kuasa beserta menteri-menterinya terdeteksi meradang saat berhadapan dengan Pandemi Abad 21. Musykil, namun realitasnya demikian.

Ditambah Otoritas Kedokteran dunia berkali-kali menegaskan bahwa sampai detik ini belum menemukan Vaksin COVID-19. Karena Corona adalah jenis virus baru, hanya bisa dicegah penyebarannya dan sistem penyembuhannya pun bersifat spekulasi saja. Selain itu untuk menemukan Vaksin Coronavirus, diterangkan butuh waktu dan kerja keras bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sungguh ini menegangkan.

Menyaksikan dengan mata kepala dan mendengar langsung pemberitaan Internasional, tentang tragedi Pandemi COVID-19 yang membuat dunia aktivitasnya hampir lumpuh disegala bidang. Seharusnya bisa dijadikan acuan pemikiran bagi Trah Jawa…! Bahwasanya kecanggihan Teknologi modern yang terus berkembang selama ini, tidak menggaransi dunia terbebas dari Pageblug.

Semenjak heboh COVID-19, selain fokus mengikuti pemberitaan media lokal dan Internasional, saya pun kembali membuka manuskrip-manuskrip yang berkaitan dengan Pageblug. Bagaimana sikap para Trah Jawa dari zaman kezaman berhadapan dengan Pageblug, sehingga selamat dan Pageblug itu sirna.

Realita yang ada saat itu di Jawa ketika dicengkeram Pageblug, tidak banyak diketemukan ilmuwan pengobatan ( tabib ) dan langka obat pula. Rupanya mereka para Trah Jawa kala itu hanya mengandalkan ilmu Titen. Salah satunya adalah mengusir Pageblug dengan suara-suara kentongan, bedug dan gamelan. Sembari tiada hentinya meminta pertolongan kepada Gusti Allah Kang Ngrekso Jagat.

Virus / Sawan, bersifat tak kasat mata. Suara kentongan, bedug dan gamelan itupun juga tak kasat mata. Ini semacam perang frekwensi, perang spiritual dan tepatnya usaha real untuk menghentak mundur Sawan-sawan dengan suara-suara yang sebelumnya sudah di-Titeni oleh para Trah Jawa rata-rata berhasil mengusir mereka dari bumi yang dipijak.

Memang, manusia modern tentu tidak akan percaya pada hal-hal absurt sebagaimana yang dilakukan oleh leluhur Trah Jawa dalam menanggulangi Pageblug. Walau rata-rata mereka juga kebingungan hendak berbuat apa. Dan tahu persis bahwa kecanggihan teknologi yang selama ini mereka puja-puja, gagal menyelamatkan dunia dari serangan Gerhana SARS-COV-2.

Sehingga sehari yang lalu saya menginstruksikan teman-teman Militan Santri Gerbang, untuk membuat kentongan, kemudian dibunyikan sekehendak hati ( Minang Kalbu ).

Satu frekwensi, saatnya Trah Jawa bangkit, menanggalkan beberapa modernitas yang cenderung memiskinkan diri dari energi spiritual dan kecerdasan Ke-Jawaan. Atas nama keluhuran Trah Jawa, hentikan ego tidak percaya pada warisan leluhur. Mongko bakal bejo wong kang eling lan waspodo, datan leno. Ojo ilang Jawamu... WONG JOWO…

" NGELMU TITEN KUWI ONO, SENAJAN AKEH WONG SING ORA PERCOYO "

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...