Salah satu latar blakang pengarang kitab khozinatul asror
adalah menyoroti dan menarik minat masyarakat pada zaman beliau, agar
menjadikan al-quran sebagai wiridan maka dijelaskan lah dalam kitab hikmah tersebut
mengenai keutaman quran dan detail ayatnya apabila dijadikan wiridan juga
berserta keterang”an lengkap nya untuk " penguat " keyakinan
masyarakat zaman itu
Maksudnya adalah jangan sampai wiridan yang diutamakan adalah
gubahan dari syekh / guru mereka daripada al-quran sebagai wirid, maksudnya
lebih sering mewirid amalan daripada tilawah quran, lebih banyak membaca wirid
dari syekh / guru, karena tertarik dengan keterangan dari guru mereka, yang
mengutamakan wiridan lain mengalahkan al-quran itu ibarat orang memilih akik
dibanding batu permata
Orang yang baca al-Qur’an, menjadikannya sebagai wirid, ia
akan mendapatkan ganjaran, meskipun ia faham atau tidak atas apa yang ia baca, berbeda
dengan doa / dzikir yang lain, seseorang tidak akan mendapatkan ganjaran atas
doa-doa atau dzikir-dzikir yang ia baca, kecuali ia faham atas maknanya " Keutamaan
kalam Allah dibandingkan dengan kalam-kalam yang lain, itu ibarat seperti
keutamaan Allah Ta’ala mengalahkan semua makhluk-Nya "
Nah mengenai al ikhlas, di khozin juga dijelaskan, alangkah
lebih baik pun jika ingin melakukan wiridan tambahan , dzikir diulang” menggali
fadilah, wirid lah amalan yang berupa ayat quran, sehingga mendapat keutaman
dari al quran.
Ya seperti al ikhlas, latud rikuhul… dst
Jadi mewiridkan itu pun kalau sesuai pejelasan dengan
khozinatul ya baik sekali malah disarankan utamakan dan pilihlah wiridan yang
mengandung ayat quran
Namun keterangan hak al-quran diatas, mohon maaf ini , yang
dimaksud adalah 100 ayat ( tilawah quran), dengan menunaikan hak quran, maka
insya Allah nanti kalau wafat, al-quran yang kita baca itu gantian menunaikan
kewajiban menjadi " penolong "
Didunia saja mata dzohir kita bisa lihat bagaimana perbedaan
para " tahfidz "
Membaca quran saja dapat pahala namun belum tentu dapet
petunjuk, mempelajari quran maka akan didapat petunjuk , sudah pasti dapet
pahala keutamaannya juga
Yang diwajibkan itu bukan Tabligh / cerdas pintar , kalau nabi
wajar, itu salah satu sifat nabi , yang diwajibkan bagi kita adalah belajar nya
,menuntut ilmunya, pintar atau tidak itu tergantung anugerah ,rahmat Allah
Wawlohu ’alam
No comments:
Post a Comment