Makanan Difoto, Omongan Dimakan: Estetika Piring, Etika Lisan
Di zaman ketika nasi goreng harus tersenyum untuk kamera, dan kopi susu diberi nama lebih panjang dari skripsi mahasiswa semester akhir, kita hidup dalam budaya yang begitu teliti soal tampilan, asal bukan tampilan sikap.
Setiap makan kini adalah sesi pemotretan. Piring harus bersih, pencahayaan harus hangat, dan garnish harus terlihat effortless (meski butuh waktu 15 menit buat menyusun daun kemangi biar nggak miring).
Kita tak lagi hanya makan untuk kenyang, tapi juga untuk engagement. Karena katanya, makanan yang tak difoto, adalah makanan yang sia-sia.
Namun, di balik hasil jepretan yang menggoda dan caption yang mengalir bijak seperti “grateful for simple things”, tersembunyi kenyataan yang lebih pahit dari kopi tanpa gula: semakin pintar memoles makanan, semakin sembrono menyajikan kata-kata.
Kita menata piring dengan cinta, tapi membuang kata dengan seenaknya.
Mulut yang begitu teliti memilih lauk, bisa begitu ringan melempar komentar:
“Loh, anakmu belum bisa jalan ya? Umur segitu?”
“Kok suaminya gak kelihatan sih, udah cerai ya?”
“Wah, kulit kamu sekarang agak gelap ya, sering di luar?”
Ah, lidah memang tak bertulang, tapi bisa lebih tajam dari garpu.
Ironis, bukan?
Di era saat makanan saja harus disaring cahaya dan sudut, tapi kata-kata kita malah tak disaring sama sekali.
Filter dipakai untuk kulit, tapi tidak untuk opini.
Estetika penting, etika dilupakan.
Padahal, ada luka yang tidak disebabkan oleh cabai rawit, tapi oleh kalimat yang seharusnya tidak keluar.
Karena tidak semua hal harus diucapkan.
Tidak semua pertanyaan harus dilontarkan.
Dan tidak semua pendapat layak dibumbui jadi kebenaran.
Kita hidup dalam dunia yang penuh kamera, tapi miskin cermin.
Sibuk menilai isi piring orang lain, tanpa pernah mengecek remah yang tersisa di meja sendiri.
Makanan memang difoto. Tapi omongan? Bisa bikin orang lain mual.
Lebih baik kunyah kata sebelum disuap ke telinga orang lain.
Karena kalau salah saji, bisa-bisa… disendok balik.
.
No comments:
Post a Comment