Salah satu proses natural eksistensi umat manusia adalah
adanya keinginan untuk menikah.
Bagi laki-laki, keinginan itu timbul dari beberapa faktor,
seperti :
1. timbulnya syahwat,
2. keinginan untuk berbagi hidup bersama pasangan
(suami/istri)
3. keinginan untuk memiliki keturunan dan
4. untuk mengikuti sunnah Rasul.
Jadi, jelas, dorongan syahwat hanyalah salah satu motivasi
bagi seseorag untuk sebuah pernikahan yang ideal.
Oleh karena itu, seorang laki-laki yang menikah hanya karena
faktor dorongan syahwat semata, maka perkawinannya tidak akan lama. Atau,
setidaknya akan sulit merasakan kedamaian dalam mengarungi dinamika rumah
tangganya yang biasa disebut dengan rumah tangga sakinah mawaddah wa rahmah.
Oleh karena tujuan suatu pernikahan bukan hanya untuk
melampiaskan syahwat, maka Rasulullah memerintahkan agar seorang pria lebih
memprioritaskan calon pasangan yang salihah.
Dalam sebuah hadits sahih riwayat Muslim, Nabi menegaskan
bahwa seorang perempuan yang salihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.
Dalam hadits lain riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah
menyatakan bahwa dalam menentukan pilihan calon istri, seorang laki-laki
hendaknya memilih seorang wanita yang agamis. Bukan karena harta, kecantikan
fisik atau darah keturunan.
Dalam kitab Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah dikatakan bahwa wanita
salihah adalah :
1. wanita yang membuat suami senang saat melihatnya,
2. taat pada suami
3. tidak melakukan sesuatu yang tidak disukai suami
4. melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.”
Hadits-hadits dan ucapan ulama di atas walaupun konteksnya
adalah petunjuk bagaimana sebaiknya seorang lelaki dalam memilih calon istri,
namun tentu saja berlaku juga untuk seorang wanita dalam memutuskan apakah ia
akan menerima lamaran seorang pria.
Karena, wanita juga mempunyai hak untuk menerima atau
menolak pinangan seseorang, maka keputusan apapun yang akan diambil hendaknya
berdasarkan petunjuk agama. Yakni, dengan menjadikan kesalihan pria sebagai
prioritas utama.
Secara naluriah seorang pria akan lebih memilih wanita yang
cantik fisiknya, dari keluarga hartawan dan keturunan bangsawan sebagai calon
pasangan hdiup.
Begitu juga, seorang wanita akan lebih cenderung memilih
pria yang tampan tampilan fisiknya, dan kaya raya serta keturunan bangsawan.
Kalau tidak bisa semuanya, wanita akan cenderung memilih
seorang pria yang kaya atau tampilan fisik yang meyakinkan.
Pola pikir seperti itu pada level tertentu adalah wajar dan
manusiawi. Akan tetapi, dengan bantuan ilmu, akal budi dan lingkungan yang baik
manusia diberi kemampuan untuk meningkatkan daya fikirnya untuk melihat jauh ke
depan.
Dengan kemampuan ini, maka kita akan melihat dengan jelas
dan terang benderang bahwa seseorang dengan kecantikan atau ketampanan akhlak adalah
jauh lebih penting dan paling cocok sebagai calon pasangan seumur hidup kita
dibanding calon pasangan yang hanya memiliki ketampanan dan kecantikan
lahiriah.
Bagi yang belum mampu melihat kebenaran anjuran Nabi di
atas, cukuplah dengan mengikuti anjuran beliau dengan keikhlasan, ketaatan dan
keyakinan. Karena sabda Nabi adalah kebenaran.
Kalau akal kita tidak dapat menembus logika kebenaran itu
sekarang, pasti kita akan dapat memahaminya nanti saat kita melihat dan
mengalaminya sendiri.
No comments:
Post a Comment