Seorang pria muda mengeluh tidak memiliki pekerjaan pada seorang guru yang bijak.
Pemuda : “ Tuan, saya mau
berhutang uang, karena saya tidak memiliki pekerjaan. ”
Guru : “ Berapa usiamu nak….? ”
Pemuda : “ 20 tahun tuan ”
Guru : “ Baiklah kemari kita
makan bersama dulu ”
Sang pemuda pun diajak makan
bersama oleh Guru Bijak
Pemuda : “ Tuan, bagaimana soal
uang yang saya akan pinjam…? ” Ia bertanya di sela waktu makan
Guru : “ Bagaimana kau akan
mengembalikan uang itu jika engkau pinjam…? ”
Pemuda : “ Entahlah, jika sudah
punya rejeki saya akan membayarnya, saya berjanji…”
Guru : “ Engku sudah punya rejeki
saat ini, jadi tidak perlu berhutang lagi…”
Pemuda : “ Bagaimana mungkin…?
Aku sepeser pun tak memiliki uang…”
Guru : “ Engkau memiliki rejeki
dua tangan, dua kaki, satu hidung, bibir yang tidak sumbing, dua mata yang
tidak katarak, dan usia muda.. Seusiamu aku berkeliling menjadi kuli panggul…”
Pemuda : “ Benar, tapi tidak ada
yang memberiku lapangan pekerjaan….”
Guru : “ Karena kau lebih tidak
tahu malu mencari hutangan daripada tidak tahu malu mencari pekerjaan…”
Pemuda : “ Lalu saya harus
bagaimana…? ”
Guru : “ Kira-kira di satu
kelurahanku ini, ada berapa rumah….? ”
Pemuda : “ Mungkin 500-700 rumah
tuan ”
Guru : “ Berkelilinglah tiap hari
5 - 10 rumah, tanyalah pada tuan rumah apakah engkau bisa mencuci piring
mereka, membersihkan selokan atau melakukan apapun yang mereka mau, bilang kau
mau dibayar berapapun, bahkan dibayar hanya dangan nasihat…”
Pemuda : “ Loh kenapa begitu tuan…?
Bukankah sia-sia jika saya bekerja tapi dibayar hanya dengan nasihat…? ”
Guru : “ Lebih sia-sia mana dengan
20 tahunmu yang hanya engkau gunakan untuk mencari hutang untuk menutup hutang
lainnya…? ”
Pemuda : “ Iya juga ya tuan….”
Guru : “ Jika sehari engkau
bekerja di minimal 1 rumah dari 4 - 5 rumah yang engkau datangi, setidaknya
engkau bisa makan untuk hari itu. Jika lebih engkau bisa menabung untuk kondisi
darurat & masa depan…”
Pemuda : “ Benar juga ya tuan…? ”
Guru : “ Jika engkau mengenal
sampai 500 rumah itu, dan bekerjamu sepenuh hati, maka tidak mustahil 1 di
antara 500 rumah itu ada orang baik yang akan memberimu pekerjaan yang lebih
tinggi dengan upah lebih baik, bahkan jika engkau sholeh & benar² tekun,
bisa saja ada yang mengambilmu sebagai menantu…”
Pemuda : “ Wah iya benar sekali
tuan, mungkin saja…”
Guru : “ Itulah, yang harus kau
pikirkan adalah segala kemungkinan jika engkau mau tekun, gigih, selalu
bergerak & terus meningkatkan kualitas diri. Jangan gengsi, karena gengsimu
tidak akan membuatmu kenyang…”
Pemuda : “ Baik tuan, akan saya
ingat pesan tuan, mulai hari ini saya akan berkeliling mencari pekerjaan itu, dengan
modal rejeki tubuh & jiwa saya yang lengkap ini..
Bulan berganti tahun berlalu,
benar saja si pemuda bahkan telah dipercaya menjadi asisten manajer walaupun
hanya di sebuah UMKM salah satu dari warga sekitar rumah Guru Bijak. Pemuda yang
tadinya pecundang, kini telah menjadi pemenang. Andai guru tadi memberinya
hutang, bukan nasihat itu, mungkin pemuda itu akan lari tidak membayar
hutangnya & sampai kapanpun kehidupan pemuda itu akan terus begitu.
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment