Maaf Tuan-tuan yang terhormat,
apakah Tuan-tuan tidak memiliki gedung, rumah atau minimal ruang sederhana
sehingga Tuan-tuan dapat bertemu kemudian saling berbicara dari hati kehati
tentang kesalahpahaman yang mengundang perselisihan…?
Sehingga tidak lagi menggunakan
Facebook, You Tube dan Instagram saat Tuan-tuan yang kami junjung tinggi
keberadaannya ini hendak mengkritik, menegur, menyalahkan atau mencemooh
terhadap sesama Tuan yang sederajat pangkatnya serta keilmuannya. Atau mungkin
Tuan bisa mencari cara yang lebih terhormat barangkali…?
Maaf Yang Mulia….!!! Tuan-tuan
yang memiliki banyak kepentingan terhadap bangsa dan selalu tidak bosan
mengeluarkan slogan demi Negara bahkan demi kebenaran Agama ini sebenarnya mengerti
tidak….? Berapa tahun sudah dunia Facebook, You Tube dan Instagram dibuat
gaduh, runyam dan semrawut lantaran Tuan-tuan yang terhormat mengkritisi sesama
Tuan namun tidak pada tempatnya. Sehingga musuh-musuh bangsa ini dengan mudah
dan murahnya memanfaatkan kalimat, kata hingga narasi Tuan-tuan yang terhormat
demi kepentingan mengadu domba anak bangsa. Apakah Tuan memang sengaja agar
kami di adu domba….?
Saya rasa Tuan tidak sejahat itu,
tapi saat ini yang terjadi sedemikian rupa wahai Tuan-tuan Yang Mulia. Kami
lelah mengadopsi informasi, melihat tontonan, membaca tulisan, mengkonsumsi
berita dusta, hingga menemukan kalimat-kalimat provokatif yang sebenarnya Tuan
jauh lebih tahu bagaimana dampak buruknya….! Lihat dan simak Tuan-tuan yang
Terhormat….!!! Huruf-huruf arogan, suara-suara lantang dan perilaku amoral di
dunia maya semakin hari semakin menggelapkan nurani anak Bangsa. Sungguh
ironis…!!! Apakah Tuan tega….?
Inikah yang dimaksud demi
kepentingan Bangsa yang Tuan gaungkan….? Inikah perihal demi kebenaran Agama
yang Tuan ajarkan….? Ini yang mana lagi jika akhirnya semua keadaan makin
runyam dan semua rakyat gagap harus berpihak atau menyalahkan siapa….?
Tuan-tuan Yang Mulia….!!! Bila
menilik kembali sejarah terjadinya Sumpah Pemuda kala itu, pada dasarnya
disebabkan karena tokoh-tokoh Intelektual Bangsa pada masa itu berkenan saling
bertemu kemudian saling berbicara demi atas nama persatuan dan kesatuan Bangsa.
Sehingga beliau-beliau berhasil membuat ikrar Sumpah Pemuda yang kita kenang
hingga detik ini. Lantas pertanyaannya, sesibuk apakah Tuan-tuan ini sehingga
bertahun-tahun tidak punya waktu untuk saling bertemu dan berbicara sebagaimana
dulu para pendahulu Tuan hendak membangun Bangsa ini agar utuh, terhormat dan
terbebas dari praktik-praktil adu domba….? Bisakah bahasa sederhana ini
Tuan-tuan pahami….?
Bukankah darah-darah ber-DNA
Nusantara itu pada dasarnya secara biologis teraliri genetika kesatria. Jika
demikian tentu kami yakin bahwasanya Tuan-tuan yang terhormat memiliki potensi
yang sangat besar sehingga mampu menyelesaikan semua permasalahan bangsa dan
umat secara kesatria pula. Semoga…..!!!
Santri Jelata
No comments:
Post a Comment