Asal diri
laki laki bertemu dengan diri perempuan maka kawinlah mereka ditempat naif. Kemaluan
laki laki disebut Nuk kuntilah nama sir laki laki Nur ayan sabitah, dan nama
kemaluan wanita disebut Nur Puwikilah nama sirr wanita disebut nur sikunti dan
tempatnya disebut manikam. Setelah perkawinan untuk menyatukan kedua nur laki
laki dan nur wanita, lalu mendapatkan kun rasa lezat rahmat meresapi seluruh badan.
Kemudian berperanglah kedua sir bila yang menang laki laki jadilah laki laki anaknya
dan bila sirr wanita yang menang maka jadila perempuan.
Saat 40 hari
disebut Irhumul hayat, saat bermur 80 hari disebut Nuktah, setelah berumur 120
hari berganti nama nuran nurin, dan setelah berumur 160 hari berganti nama ahmad
dan setelah besar bernama Muhamad atau manusia sandaranya adalah, camariah, tubaniyah, tambuniyah, uriyah
Asal tiada
lalu ada dan akan kembali tiada.
Camariyah
adalah malaikat ridwan. Tubaniyah adalah malaikat malik. Tambuniyah adalah
malaikat mungkar dan uriyah adalah malaikat nangkir.
Asmoro kundi
syeh waliyuloh, seangkatan syeh jambu karang murid Maulana maghribi memberukan
petuah tentang asal usul dirinya dalam bahasa jawa
Satuhune
ingsun wus anoto kalenggahan ingsun ono ing maghligai baetul mukodas enggon
pasucian ingsun ono ing planangane adam. Kang ono jroning planangan iku pringsilan
kang anglimputi sa antarane pringsilan iku mani,intisarine mani iku jeneng
mamadi sajerone madi iku kang aran wadi, sarine wadi iku manikam, jroning
manikam iku aran sirr manikam, sajroning manikam iku rasa jati. Kang ngawiti
urip saderenging kodrat. Yo wijining urip kita kang aran dat kang asipat hayat
Aku menata
kerajaanku di mahligai baitul makdis tempat kesucianku ada didalam kenaluan
laki laki, didalam kemaluan terdapat pringsilan ( buah pelir ), yang diselimuti
mani ( sperma ), didalam sperma itu ada inti sari namanya madi, didalam madi
disebut madi, intisari dari madibitu disebut nanikam, didalam manikam itu rasa /
sir ayan sabitah itulah aku yang disebut dat yang bersipat hayat, tiada tuhan
selain aku dat yang maha suci itu asal muasal. Tatanan keilahian didalam diri
meliputi baetul makdis itu berhubungan dengan alam oluwiyah a'la, makamnya
wahidiyah. Baetul haram hubunganya dengan alam oluwyah tsani, makamnya alam
wahdah dan baetul makmur hubunganya dengan alam oluwiyah awal, makamnya alam
oluwiyah awal
Ketiga
wejangan bila diresapi maka hotro atau rasa akan mengalir menjadi rahmatan lil
alamin dan menjadikan pengertian tanpa guru yang bernama laduni, yaitu menjadi
saksi / menyaksikan, disebut syahadat yaitu sahadat makrifat
No comments:
Post a Comment