Photo

Photo

Tuesday 9 January 2018

Mengkhatamkan al-Qur'an Minimal 100 kali Selama Hamil

Nyai Lathifah, istri dari KH. Hasbullah Said (generasi ketiga dalam kepemimpinan Pesantren Tambak beras) mendapatkan gelar Ummul Ma'had, ibunda pesantren Bahrul Ulum. Sebab, dari rahimnya lahir para ulama :

Kiai Abdul Wahab Hasbullah, Kiai Abdul Hamid Hasbullah, Kiai Abdurrahim; sekaligus menjadi ibunda para putri shalihat: Ny. Fathimah, Ny. Sholihah, Ny. Zuhriyah dan Ny. Aminaturrohiyah. Beliau juga menjadi ibunda 2 Rais Aam Syuriah PBNU: ibu kandung Kiai Wahab Chasbullah dan ibu mertua Kiai Bisri Syansuri.

Di antara kunci keberkahannya mendidik putra-putrinya adalah saat Ny. Lathifah hamil, beliau selalu meminta kepada suaminya, KH. Hasbullah Said untuk mengkhatamkan al-Qur'an minimal 100 kali sampai si bayi lahir. Jadi, selama Ny. Lathifah hamil, minimal 3 hari sekali Kiai Hasbullah khatam al-Qur'an.

Pendiri Pondok Pesanten Tambakberas, KH. Abdussalam, adalah seorang anggota laskar Diponegoro, yang bertugas melakukan obserrvasi menyiapkan "safe house" menjelang berakhirnya Perang Jawa. Safe House ini akan difungsikan sebagai lokasi diaspora pasukan Diponegoro. Di kemudian hari, hasil pembabatan hutan ini berkembang menjadi sebuah pondok pesantren yang dikenal dengan "Pondok Selawe" karena Kiai Abdussalam hanya menerima 25 (selawe) santri untuk ditempa di bidang syariat, tauhid, kanugaran, dan ketabiban. Dengan demikian pesantren Tambak beras berdiri kurang lebih tahun 1830-an.

Mbah Abdussalam punya anak perempuan bernama Fatimah, yang dinikahkan dengan Kiai Said. Sedangkan adiknya, Layyinah, menikah dengan Kiai Usman. Kiai Said menurunkan generasi masyayikh Tambakberas dan Denanyar. Sedangkan Kiai Usman menurunkan generasi pengasuh Tebuireng.

Di bidang fiqh, Gus Dur dipengaruhi oleh pamannya, KH. Fattah Hasyim. Mertua KH. MA. Sahal Mahfudz ini punya pola pendidikan yang tegas namun unik. Ketika menjumpai santri residivis (nakalnya kebangetan plus kambuhan) para pengurus memutuskan mengeluarkannya dari pondok. Mereka sudah kuwalahan.

" Saya menghormati keputusan kalian. Oleh karena itu silahkan dikeluarkan dari pondok, tapi biar dia ikut saya. Biar dia tinggal di rumah." kata Kiai Fattah.

Akhirnya, santri bandel ini ikut di ndalem Kiai Fattah. Dia diberi tugas mempersiapkan sajadah menjelang kiainya shalat, menata kitab ketika Kiai Fattah mau mengajar, serta mempersiapkan keperluan manakala menantu Kiai Bisri Syansuri ini mau berbuka puasa. Intinya, Kiai Fattah mendidiknya dengan cara khusus.

Berkat keikhlasan melayani guru yang berpadu dengan kemuliaan Kiai Fattah, di kemudian hari santri bandel ini malah menjadi seorang kiai dengan ribuan santri di Jawa Barat. Gus Dur seringkali berkunjung ke kediamannya dan terbahak-bahak saat bernostalgia masa mudanya. Santri bandel lainnya yang ditempa Kiai Fattah menjadi seorang pendidik sekaligus pengusaha di Surabaya. Jika yang bandel saja dengan didikan khusus bisa menjadi manusia yang bermanfaat, apalagi yang saat mondok tekun belajar. 

Wallahu A'lam.

No comments:

Post a Comment

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...