Photo

Photo

Monday, 14 August 2017

SALAM HANYA SHOLAWAT

Hilangkan keraguanmu pada sholawat
Bukalah hatimu untuk mencintai sholawat
Singkirkan sesuatu yang hanya membuat sholawatmu terlewat
Bi idznillah, kamu tidak akan membutuhkan ilmu batin apapun apabila sudah merasakan mukjizat sholawat
Keragu-raguan dan sering munculnya pemikiran ingin mencampuradukkan banyak jenis wirid adalah bisikan setan.

Waspadailah dan bentengilah hatimu wahai para pecinta sholawat agar engkau mendapat anugerah selamat, sehat dan haibat dari Dzat yang terus bersholawat untuk nabi yang terhebat

Thursday, 10 August 2017

MENCARI RIDHONYA GURU

OJO NGERASANI GURUMU SENAJAN GURUMU NDUWE KHILAF.
PAKSALAH DIRIMU BERSIKAP & BERAKHLAK SEBAIK MUNGKIN PADA GURUMU, MESKIPUN ITU BERAT.

Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan seorang murid yang tak menjaga akhlak pada gurunya, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali

A. KH. ABDUL KARIM MENERIMA GURUNYA; MBAH KHOLIL APA ADANYA SERTA TUNDUK PATUH TAK BERANI SUUDZON

Syaikhina KH. Abdul Karim, Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo. Semasa beliau mengaji kepada Syaikhina Kholil Bangkalan, beliau adalah murid yang sangat ta’dhim dan khidmah kepada gurunya.

Alkisah, suatu hari Mbah Abdul Karim muda bekerja memanen padi di sawah milik warga kampung sekitar Pesantren. Dari sana beliau mendapatkan upah berupa beberapa ikat padi yang bakal digunakannya untuk biaya hidup di Pesantren. Namun, sesampai di kediaman sang guru (Mbah Kholil), justru Mbah Kholil meminta padi muridnya itu untuk diberikan kepada ayam-ayam Mbah Kholil. Karena ini dawuh sang guru, KH. Abdul Karim langsung menyerahkan padinya. Ia didawuhi Mbah Kholil untuk selama mondok cukup memakan daun pace ( mengkudu ).

Demikianlah kisah mondoknya Mbah Abdul Karim, sehingga akhirnya beliau diijinkan sang guru untuk boyong, karena semua ilmu Mbah Kholil telah diwariskan kepadanya. Sesampai di kampung halaman, Mbah Abdul Karim mulai merintis Majlis Ta’lim, hingga akhirnya berdirilah Pondok Pesantren Lirboyo. Mbah Abdul Karim mengajarkan ilmu yang ia timba dari kedalaman samudera ilmu Mbah Kholil.

B. PASRAH BONGKOKAN PADA AJARANYA GURU

Satu hal yang unik, setiap membacakan (mengajar) kitab di depan para santri, ketika beliau bertemu dengan ruju’ (tempat kembalinya maksud dari sebuah kata), beliau tidak pernah menyebutkan ruju’nya secara gamblang. Beliau menyebutkan dengan ‘iku mau’, atau ‘mengkono mau’ (yang tadi atau “sebagaimana tadi”).

Tentu ini membingungkan bagi para santri baru. Hingga pernah suatu ketika pada saat pengajian bulan Ramadhan, atau dikenal dengan istilah ‘posonan’, seorang santri dari luar daerah mengikuti pengajian Mbah Abdul Karim. Karena setiap mengajar kitab, Mbah Abdul Karim jarang menjelaskan ruju’annya, santri baru ini ‘nggerundel’; “Ini bagaimana, katanya seorang kyai ‘alim, kok setiap ada ruju’an tidak pernah dijelaskan?”, gumamnya dalam hati.

Dengan izin Allah, Mbah Abdul Karim ‘perso’ (mengetahui) perihal keluhan sang santri ini. Di tengah suasana mengaji, Mbah Abdul Karim dhawuh; “Laa ya’rifu al dhomir illa al dhomir, fa man lam ya’rif al dhomir fa laisa lahu al dhomir” (tidak akan pernah mengetahui makna dhomir kecuali hati (dhomir), maka apabila seseorang tidak mengetahui dhomir, itu artinya dia tidak punya hati). Lalu beliau menjelaskan kepada para santri, bahwa demikianlah (dengan tidak menjelaskan ruju’nya dhomir) pengajian yang diajarkan oleh gurunya, Mbah Kholil.

Sehingga ketika mengajar kepada santrinya, Mbah Abdul Karim tidak berani mengubah apa yang diajarkan sang guru kepadanya.

C. OPENONO AKHLAKMU MARANG GURUMU

Kesuksesan murid (peserta didik) dalam memperoleh ilmu yang bermanfaat, tidak hanya ditentukan oleh lembaga pendidikan, metode mengajar guru, atau sarana prasarana fisik dalam belajar, tapi yang paling dominan justru ditentukan oleh akhlak murid (peserta didik) kpd guru (pendidik).

Al Imam an Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa, " Ya Allah, tutuplah dariku dari kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya  dan tidak seorangpun yg menyampaikan kekurangan guruku kepadaku ". (Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah : 155)

Al Imam an Nawawi juga pernah mengatakan dalam kitab At Tahdzibnya :

عقوق الوالدین تمحوه التوبة وعقوق الاستاذین لا یمحوه شيء البتة

" Durhaka kepada orang tua dosanya bisa hapus oleh taubat, tapi durhaka kepada ustadzmu tidak ada satupun yg dapat menghapusnya ".

Al Habib Abdullah al Haddad mengatakan " "Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali ". (Adaab Suluk al Murid : 54)

D. OJO KAKEHAN TAKON, LAN OJO GAMPANG NJALUK IJAZAHAN ATAUPUN AMALAN

Al Habib Abdullah al Haddad juga berkata, " Tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, " perintahkan aku ini, berikan aku ini !", karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Tapi sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yg memandikannya ". (Ghoyah al Qashd wa al Murad : 2 / 177 )
Dikisahkan, bahwa seorang murid sedang menyapu madrasah gurunya, tiba2 Nabi Khidir mendatanginya. Murid itu tidak sedikitpun menoleh dan mengajak bicara nabi Khudhir. Maka nabi Khidhir berkata, " Tidakkah kau mengenalku ?. Murid itu menjawab, " ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir ".
Nabi Khidhir, " kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku ?".
Murid itu menjawab, " Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu ". (Kalam al Habib Idrus al Habsyi : 78)

Para ulama ahli hikmah mengatakan, " Barangsiapa yang mengatakan " kenapa ?" Kepada gurunya, maka dia tidak akan bahagia selamanya ". (Al Fataawa al Hadiitsiyyah : 56)

Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mngatakan :
ان المحصول من العلم والفتح والنور اعني الكشف للحجب، على قدر الادب مع الشیخ وعلى قدر ما یكون كبر مقداره عندك یكون لك ذالك المقدار
عند لله من غیر شك
" Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya (maksudnya terbukanya hijab2 batinnya), adalah sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu ". ( al Manhaj as Sawiy : 217 )
Para ulama ahli haqiqat mengatakan,"mayoritas ilmu itu diperoleh sebab kuatnya hubungan baik antara murid dengan gurunya".

E. GURU IKU TERMASUK WONG TUWO ING DUNYO LAN AKHIROT, MERGO GURUMU NAFAQOHI RUH-MU DENGAN ILMU AGAMA.

Didunia kita harus tunduk dan patuh, dan di akhiratpun status mereka tetap sebagai guru kita yang akan menuntun kita pada guru-guru seatasnya hingga Nabiyyullah Muhammad saw. untuk mendapati pengakuan sebagai ummatnya hingga bisa memperoleh syafaatnya.

F. DI ALAM KUBURPUN KITA BISA REUNI BERTEMU GURU KITA
Hal ini sangat jelas diterangkan dalam beberapa kitab ulama' bahwa :
Dalam kitab Musnad Imam Ahmad ada hadits shohih yang bersumber dari Anas bin Malik rodhiyallahu anhu :

إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشائركم من الأموات، فإن كان خیراً استبشروا بھ، وإن كان غیر ذلك قالوا: اللھم لا تمتھم حتى تھدیھم كما ھدیتنا

Sesungguhnya amal perbuatan kalian (yang masih hidup didunia ini) di tampilkan kepada kerabat kerabat dan keluarga kalian yang telah mati. Jika amal perbuatan kalian itu BAGUS, maka mereka turut senang dan bahagia, dan jika BURUK, mereka berkata/berdoa:”Ya Allah ya Tuhanku, jangan Engkau cabut nyawa mereka sehingga Engkau memberikan Hidayah kepada mereka seperti halnya kepada kami”.

Maka, jagalah aklhakmu pada guru, sebab kau akan tetap bertemu gurumu baik di Dunia, di alam kubur, dan juga di akhirat hingga bisa berkumpul bersama-sama di surga.


Wallahu a'lam bish showab

AGAR TIAP TAHUN BISA NAIK HAJI

AMALAN INI DIBERIKAN ABAH GURU SEKUMPUL

Kisah Nyata Seorang Murid Guru Sekumpul

Ada seorang murid KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghoni yang berdomisili di Banjarmasin. Beliau ini setiap tahunnya selalu saja dapat undangan Raja Saudi untuk berhaji ke tanah suci Mekkah dalam kurun waktu sejak tahun 2000 sampai tahun 2015.

Terakhir beliau berhaji dan beliau wafat tahun 2016 di bulan sya'ban pada umur 81 tahun. Jadi beliau berhaji setiap tahunnya selama 15x berhaji dan itupun tidak ada dana yang keluar. Cuma pada musim haji yang pertama dan kedua saja beliau keluar dana yaitu pada tahun 2000 dan 2001.

Setelah itu pada tahun 2002 beliau mulai dapat undangan Raja Saudi sampai tahun 2015. Karena beliau banyak teman bukan berarti sering bergaul. Beliau orang biasa yang hidup sederhana dan sering tinggal di rumah saja.

Alfaqir dulu sempat silaturrahmi ke rumah beliau dan menanyakan kepada beliau, apa amalan engkau wahai kakek sehingga engkau setiap tahun dapat undangan raja untuk melaksanakan ibadah haji…?

Jawab beliau, "Dulu aku diberi amalan oleh Abah Guru Sekumpul pada tahun 1997, mulai saat itu ku amalkan terus amalan itu. Karena dulu aku ingin pergi berhaji tapi tidak ada dananya, terus ku amalkan amalan itu.

Kemudian pada tahun 2000 alhamdulillah terkumpul dana untuk naik haji yang pertama. Tahun 2001 kuingin pergi berhaji lagi tapi kuingin bersama Guru Sekumpul berhajinya dan dananya sudah siap untuk kami berdua. Tapi kondisi Guru Sekumpul saat itu tidak mampu kata Guru Sekumpul untuk ikut berhaji karena bermasalah dengan ginjal. Jadi aku berniat duit yang ingin kuberangkatkan haji untuk Abah Guru Sekumpul kuhadiahkan ke beliau dan lalu beliau menghadiahkan semuanya kepada anak yatim.

Amalan yang diberi Guru Sekumpul pendek saja yaitu di rumah harus ada foto / gambar Maqom Rasulullah SAW.

Di setiap kita hendak tidur dan bangun shubuh harus meliat gambar makam Rasulullah SAW lalu niatkan dalam hati, bahwasanya aku ingin menziarohi makam Rasulullah SAW dan musyahadahkan seakan2 kita berada didepan maqom Rasulullah SAW. Anggap 3 menit saja waktunya di setiap sebelum tidur dan bangun shubuh.

Jadi tidak ada bacaan sedikitpun. hal ini diamalkan terus sampai akhir umur. Tapi hati harus yaqin dan mantap bahwa Rasulullah SAW hadir saat kita musyahadah maqom Rasulullah SAW.

Itulah amalan yang diberi Guru Sekumpul supaya setiap tahunnya berangkat haji kata kakek itu.

Kubur kakek ini terletak di Desa Pematang Gambut, Kab Banjar, Kalsel. Beliau bujang tidak kawin sampai akhir umur. Kakek yang bernama Hamba Allah yang tidak mau disebut namanya ini adalah teman akrab KH Ahmad Bakrie (Guru Bakrie) dan abah Masrani (guru Awang).

Ini semua berkat KH Muhammad Zaini bin H Abdul Ghoni, karena beliau tahu akan hati seseorang dan berkat hati yaqin akan hal taqdir. Jalan menuju ke Tanah Suci sudah ada Tuhan yang mengatur meskipun kita tidak punya dana tapi kalau sudah sampai waktunya pasti kita berangkat.

Mudah mudahan bagi yang belum bisa berangkat haji nanti akan bisa berangkat ke tanah suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh, Dan bagi yang sudah berangkat mudahan bisa berangkat lagi ke sana ziaroh ke makam Rasulullah SAW berkat Abah Guru Sekumpul dan putra beliau Abu Muhammad Amin Badali,


Aamiin yaa Rabbal Alamiin...

DIAM-DIAM, ORANG YANG KAMU ANGGAP TEMAN BISA JADI SENANG MELIHATMU GAGAL

  Tidak semua tepuk tangan adalah tanda dukungan. Ada tepuk tangan yang sesungguhnya penuh ironi, dilakukan hanya untuk menutupi rasa iri ya...