Wiwitan adalah ritual tradisional Jawa sebagai wujud ungkapan rasa terima kasih dan rasa syukur kepada Tuhan yme atas berkat bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri ( dewi padi ) yang telah menumbuhkan padi yang di tanam sebelum panen.
Disebut sebagai “ wiwitan “ karena arti “ wiwit “ adalah “
mulai “, jadi memulai memotong padi sebelum panen di selenggarakan.
Yang di sebut bumi adalah sedulur sikep bagi orang Jawa karena
bumi di anggap sebagai saudara manusia yang harus di hormati dan di jaga
kelestariannya untuk kehidupan.
Dalam tradisi Jawa, konsep meminta kepada sedulur sikep tidak
ada atau tidak sopan, kepada sedulur sikep kita harus memberi sekaligus
menerima, bukan meminta.
Jika hormat kita berkurang kepada bumi, atau kita tidak
menjaga kelestarian alam, maka bumi akan memberi balasan dengan situasi yang
buruk yang di sebut pagebluk, di tandai dengan hasil panen yang buruk, kekeringan,
cuaca tak menentu, dll.
Sebuah budi pekerti dan nilai-nilai yang luhur dari akar
tradisi Jawa dan saya yakin berbagai tradisi Nusantara mempunyai nilai-nilai
Luhur yang sama dalam hal ini, jauh sebelum manusia modern tergopoh-gopoh
dengan istilah go-green di abad milennium ini.
Konon tradisi wiwitan ini sudah ada sejak sebelum agama-agama
masuk ke tanah Jawa dan orang Jawa kuno hanya mengenal animisme, tapi itulah
tradisi yang di lakukan sebagai usaha menjaga kelestrian keseimbangan alam yang
pasti petani Jawa kini semakin jarang melakukan upacara wiwitan karena berbagai
alasan.
Ahirnya banyak juga yang hasil pertanianya juga tidak seperti
dahulu...
Apapun itu sebenarnya " wiwitan " sejatinya kaya
akan makna dan disamping mengajarkan budi pekerti dan nilai-nilai kearifan
lokal yang sangat luar biasa arti dan makna nya jika kita mendalaminya.
Maka dari itu lestarikanlah budaya adat leluhur supaya alam
ini juga tetap lestari sebagai bentuk syurga nyata dalam dunia ini.
Rahayu…
No comments:
Post a Comment