Ada seorang petani yang sudah tua
selama bertahun-tahun terpaksa membajak hanya sepertiga dari luas sawahnya.
Ketika dua pertiga dari sawahnya bila dibajak selalu rusak dan mematahkan mata
alat bajaknya atau cangkulnya. Karena beberapa puluh sentimeter di bawah
sawahnya terdapat benda keras, sehingga ia tidak dapat menggarap lahan di
atasnya.
Meski petani tua itu memiliki
sawah yang sangat luas, seharusnya itu bisa memberikan hasil panen yang lebih
banyak dan keuntungan lebih. Tapi kenyataannya sawah itu hanya memberikan hasil
panen dan penghasilan yang pas-pasan saja.
Hingga pada suatu hari, anaknya
yang sudah beranjak remaja mulai mengambil alih tugas membajak sawah itu. Saat
mata bajaknya kembali mengenai benda keras, anak petani itu berhenti lalu
menggali nya. Ia mencari tahu apa yang menyebabkan mata bajaknya rusak.
Setelah tanahnya digali terus,
ternyata ditemukan ada bekas pondasi bangunan yang tidak terpakai yang
melintang di atas sawahnya itu. Bekas pondasi itu hanya mempunyai ketebalan
kurang dari 15 sentimeter saja. Saat itu juga anak petani itu menghancurkannya
dengan palu besar dan linggis.
Beberapa hari kemudian, semua
penghalang itu pun berhasil disingkirkan.
Sambil tersenyum, petani tua itu
teringat akan segala kesulitan dan kerugian yang ditimbulkan oleh benda keras
itu selama bertahun-tahun, hanya karena ia tidak mau menghadapi kesulitan.
Pesan cerita :
Sesulit apapun masalah yang ada,
hadapilah…! Terkadang masalah itu hanya besar di dalam bayangan pikiran kita
saja. Padahal, bila dihadapi tidak sebesar yang kita bayangkan.
No comments:
Post a Comment