“ Witing tresno jalaran soko kulino “ sebuah pepatah
jawa yang ada di atas, mungkin sudah sering terdengar..
“ Witing Tresno Jalaran Soko
Kulino ”, kurang lebih maknanya adalah “ Cinta tumbuh karena terbiasa ”
Sedangkan “ Witing Mulyo Jalaran
Wani Rekoso ”, maknanya “ Kemulyaan didapat karena berani untuk bersusah payah ”
Bila dipahami maksudnya, dua
kalimat tersebut memang hampir mirip. Cinta bisa tumbuh karena terbiasa, terbiasa
bertemu, berinteraksi, beraktifitas bersama.. yang tadinya tidak ada perasaan
khusus, akhirnya cinta mulai tumbuh seiring dengan waktu, hal ini nggak perlu
kita bahas, karena sudah banyak contohnya..
Disini saya ingin mengajak
membahas tentang pribahasa kedua, “ Witing Mulyo Jalaran Wani Rekoso ”.
Mulyo dalam hal ini bisa berarti
banyak hal, tidak hanya berarti kekayaan, kesuksesan, tapi artinya bisa lebih luas..
seluas kata kata sukses itu, dimana setiap orang mempunyai target dan definisi
yang berbeda beda tentang kesuksesan.
Sebagai contoh…
Seorang mahasiswa, dia
mendefinisikan sukses bagi dia adalah bisa lulus ontime dengan nilai atau IPK
diatas 3. Untuk mencapai kesuksesan itu, sudah tentu kita bisa bilang.. “ belajarlah
yang rajin, fokus, dan manfaatkan waktu yang ada untuk kepentingan kuliah mu..
jangan kau membuang waktumu untuk hal hal yang tidak berguna ”.
Tapi kenyataannya tidak semudah
itu kan….? sebagai yang pernah menjadi mahasiswa saya bisa bilang nggak mudah..
banyak tugas kuliah yang tergolong susah, sedangkan ada banyaknya kegiatan diluar
kampus yang sayang dilewatkan.. belum lagi bila kita sudah kenal komunitas /
kerja yang sesuai dengan passion kita, atau yang paling berat punya pacar yang
ngajaknya happy happy terus..
Jadi contoh tersebut sudah cukup
jelas.. kalo seorang mahasiswa mau sukses, lulus ontime dengan IPK terbaik, otomatis
dia harus tetap fokus, belajar, mengerjakan tugas, dan melakukan apapun yang
dapat meningkatkan prestasinya..
Mencoba mengambil contoh lain.
Seseorang ingin bekerja untuk menghidupi keluarganya.. setelah lebih dari 6 bulan
melamar pekerjaan tidak ada satupun yang merekrut dia karena dia hanyalah lulusan
S1 dengan nilai paspasan tanpa pengalaman kerja. Akhirnya dia memutuskan untuk
berwirausaha untuk membuka warung lesehan karena merasa dia bisa memasak dan
masakannya di sukai oleh keluarganya, dengan modal minim, dia membuat warung
kecil di dekat rumahnya, perjuangan yang cukup berat, setiap pagi ia harus
berbelanja di pasar yang jaraknya lumanyan jauh, menyiapkan semuanya sendiri,
sore harinya dia membuka warungnya, memasak, hingga menyajikannya dia lakukan
sendiri, begitu terus setiap hari, sampai beberapa bulan tidak ada perkembangan.
Beberapa cibiran dari orang tidak
pernah dia perdulikan. Dengan kerja keras, di tahun ke 2 sudah mulai
memperlihatkan hasil. Ia mulai mempunyai karyawan yang membantunya, dan
beberapa tahun kemudian, ia sukes membuka beberapa warung lesehan di beberapa
tempat dengan omset yang cukup besar, 3 – 5 x lebih besar dari teman teman kuliahnya
yang bekerja dikantoran.
Dari contoh diatas.. tidak semua
keberhasilah datang dengan sekejab mata.. mungkin hanya 1 : 1000 orang yang memulai
usaha langsung sukses.. semua membutuhkan waktu dan perjuangan yang tidak
mudah.. bahkan sebagai pengusaha di awal kita harus turun tangan mengurus
sendiri semuanya..
Jadi, cukup tepat bila pribahasa
tadi menjadi sebuah cerminan bagi kita.. “ Witing Mulyo Jalaran Wani Rekoso ”, kalau
kita mau sukses, haruslah berani untuk bekerja keras dan mengambil resiko.. ada
harga yang harus dibayar atas kesuksesan kita, dengan kerja keras dan tentunya
pengorbanan....
Salam Sukses
No comments:
Post a Comment