Lain dulu lain sekarang.
Sebelumnya, selama tahunan saya disesat-sesatkan lantaran menjamas pusaka.
Namun tidak dengan sekarang. Setelah para Milenia saya pahamkan tentang prosesi
Jamasan. Ini Adat sakral warisan Leluhur, bukan memanggil lelembut.
Pusaka yang pamornya masih utuh,
jelas mata rantai kepemilikannya, terlacak empunya, lengkap dengan kajian
sejarahnya, jika ditaksir dalam nominal nilainya bisa mencapai puluhan bahkan
ratusan juta. Hanya para ahli yang mengerti secara persis pada bab ini. Catat
dan beri garis tebal, Harus melibatkan ahlinya.
Mahalnya bukan pada fungsi, tapi
nilai seni yang tinggi, bahkan pusaka Jawa itu ada kandungan emas didalamnya.
Apalagi jika bertabur selut berlian, lebih mahal dari harga mobil mewah. Perlu
dipahami, ini tidak tentang khodam, terlebih lagi saya tidak memiliki kemampuan
spiritual diranah per-ghaiban. Tentu fokusnya soal tingginya suatu karya
warisan Leluhur
Saya sering mendapati tamu, dari
dalam dan luar negeri. Berniat membeli beberapa pusaka saya dengan harga yang
sangat fantastis. Setelah saya jelaskan secara detail, akhirnya niat tersebut
di urungkan. Malah sepakat untuk terus dilestarikan kepemilikannya.
Benda berharga seperti ini, tentu
butuh perawatan khusus. Tentang perawatan pusaka, salah satunya adalah dengan
di Jamas. Yakni dibersihkan, agar tidak menjamur yang kemudian dapat berkarat,
tujuannya agar tidak rusak dan pamor tetap utuh. Tentu pusaka akan terlihat
gagah, berkelas dan ekslusif.
Setiap pelestari pusaka memiliki
tata cara tersendiri dalam Jamasan. Intinya adalah perawatan. Oh ya, pernah
seorang peneliti pusaka Nusantara dari mancanegara datang kerumah saya,
bertanya pada saya, kenapa Pusaka perlu dikasih minyak wangi segala…?
Balik saya tanya : " Kenapa
Anda datang kesini dengan membawa aroma parfum yang sangat elegan. "
Kemudian dia tertawa…
Selera Leluhurnya Wong Jawa tidak
sembarangan Mister. Pusaka saja dikasih wangi-wangian. Artinya menandakan bahwa
begitu berkelasnya Peradaban pendahulu.
Gimana….? Masih mau bilang
menaburkan wangi-wangian di pusaka di anggap ngundang lelembut…? Mbok aja
angger ngono toh…! Jika tidak paham, tanyakan kepada ahlinya…! Lha wong yang
kesurupan lelembut saja di obati, kok malah cari perkara ngundang lelembut
segala. Penalarannya piye….?
Kesimpulannya adalah : " Barangsiapa
keturunan Jawa, khususnya para Laki-laki…! Jika elergi melihat saya menjamas
pusaka seperti ini. Bisa jadi waktu kecil pernah keselek boneka berbie. Bisa
jadi…! "
Yen kowe Jawa aja ilang Jawamu.
Siji wadah aja pecah. Terpujilah orang-orang terpuji.
Waras….!
No comments:
Post a Comment