Sebagian umat Islam masih kerap
menuduh orang lain kafir, masuk neraka, atau Allah tidak akan mengampuninya.
Hal demikian dilontarkan dengan mudahnya tanpa merasa beban. Bahkan mereka
merasa dirinya paling benar. Padahal hal demikian bukanlah yang diinginkan
Rasulullah saw. KH Ahmad Bahaudin Nursalim menyampaikan hal demikian dengan
cerita seorang ekstremis dan seorang moderat saat berceramah di Masjid Bayt
Al-Qur'an, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Ahad ( 24 / 11 ).
Ada seorang ekstremis, kata Gus
Baha mengawali ceritanya, hendak mengebom tempat-tempat maksiat. Di tempat
tersebut, terdapat juga orang Islam.
Seorang moderat bertanya
kepadanya, " Andaikan mereka nanti mati dalam keadaan demikian lalu mereka
ke mana…? "
Ekstremis tersebut tentu saja
menjawabnya masuk ke neraka. Sebab, mereka mati dalam illanar, dalam keadaan
maksiat kepada Allah.
Lalu ditanya sama orang moderat,
apa umatnya masuk neraka itu yang diinginkan Nabi…? " kata Gus Baha
melanjutkan ceritanya.
Si ekstremis kaget mendengar
pertanyaan tersebut. Orang moderat pun menyampaikan bahwa biar orang maksiat
itu ditunggu pertaubatannya. Sebab, Nabi tidak menginginkan umatnya masuk
neraka. " Dukhuluhum annar itu tidak muradan Nabi masuknya mereka ke
neraka itu tidak diinginkan oleh Nabi," ujar Rais Syuriyah Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Cerita demikian ini juga terjadi
pada zaman Nabi. Suatu ketika, para sahabat hendak mengadili orang A'robiy
karena bersikap tidak baik terhadap Rasulullah. Pasalnya, orang tersebut
menggerutu saat diberi uang sedikit oleh Nabi ketika ia memintanya. Karena ada
sikap mengkhawatirkan dari sahabatnya, A'robiy itu dipanggil kembali oleh
Rasulullah SAW. Nabi pun memberinya lebih banyak lagi sampai orang tersebut
merasa puas. Karena sudah puas, Rasulullah pun mengumumkan kepada para
sahabatnya bahwa orang tersebut sudah puas.
Hal demikian dikonfirmasi oleh
A'robiy itu. Andaikan para sahabat tadi membunuh A'robi, tentu ia masih dalam
keadaan membenci Nabi sehingga dapat membuat orang tersebut masuk neraka.
Sebaliknya, orang tersebut bahkan jadi mencintai Nabi setelah diberikan
kepuasan yang cukup untuknya. " Ketika si A'robi mencintai Nabi karena
dibayar, itu cukup loh dalam Islam," pungkas Gus Baha. Masjid Bayt
Al-Qur'an itu dipadati oleh ratusan jamaah. Dalam forum tersebut, hadir pula
Prof Quraish Shihab menyimak pengajian Gus Baha.
No comments:
Post a Comment