Photo

Photo

Friday 2 December 2022

22 Wasiat Habib Abdullah Bin Alawi Al-Attas Dalam Mendidik Anak

1. Apabila kalian ingin agar anak² kalian menjadi anak yang cerdas dalam berfikir ( tangkas ), maka lazimkan agar banyak bergerak.

2. Apabila kalian ingin agar mereka menjadi anak yang sehat maka lazimkan agar bangun akhir malam.

3. Apabila kalian ingin agar mereka bercahaya hatinya dan pemahamannya terbuka, maka lazimkan agar sedikit makan dan rasa lapar.

4. Apabila kalian ingin agar mereka berakhlaq bagus maka lazimkan untuk berteman dengan teman yang bagus serta kalian jaga dari teman² yang jahat.

5. Apabila kalian ingin agar mereka memiliki rasa kasih sayang, maka lazimkan mereka untuk mencari ilmu di selain kampungnya dan carikanlah guru selain kalian.

6. Apabila kalian ingin agar mereka menjadi anak yang shaleh, maka jangan kalian agungkan urusan dunia di hadapan mereka.

7. Apabila kalian ingin agar mereka menjadi waliyullah dan selalu dalam hidayah, maka lazimkan mereka untuk makan makanan halal, serta kalian jaga dengan sungguh² dari perkara syubhat.

8. Apabila kalian ingin agar mereka mempunyai sifat dari sifat²nya orang mulia, maka pilihlah baginya ibu dari keluarga yang mulia.

9. Apabila kalian ingin agar mereka menghormati dan memuliakan kalian, maka jangan banyak berkata kasar yang memberatkan mereka dan jangan banyak berkata lembut yang membuat mereka meremehkannya. Akan tetapi berkatalah kepada mereka seperlunya saja.

10. Apabila kalian ingin agar urusan mereka selau dipegang oleh Allah Swt., maka jangan memperbanyak lemah lembut / kasihan kepada mereka. ”

11. Apabila kalian ingin agar mereka selalu beruntung dalam urusan agama dan dunianya, maka wajib untuk kalian selalu ikhlas dalam segala amal dan jauhilah perkara haram dan syubhat.

12. Apabila kalian ingin agar mereka menjadi pemberani, maka lazimkan kepada mereka untuk dermawan.

13. Apabila kalian ingin agar mereka bebas dari sifat² munafik, maka lazimkan mereka untuk shalat berjamaah di masjid pada awal waktu.

14. Apabila kalian ingin agar mereka selalu khusyuk dan takut kepada Allah Swt., maka lazimkanlah kepada mereka al-Quran di waktu sahur.

15. Apabila kalian ingin agar mereka dijaga dari setiap bencana, maka lazimkan mereka untuk beristighfar di waktu sahur ( sebelum Shubuh ).

16. Apabila kalian ingin agar mereka kaya ( kaya hati ), tercapai segala cita² dan dijaga dari segala bencana, maka lazimkanlah mereka agar selau membaca shalawat kepada Nabi Saw. dengan cara dibaca waktu malam 92 kali dan siang 92 kali, yakni shalawat Thibbil Qulub :

( Allaahumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammadin thibbil quluubi wadawaa-ihaa wanuuril abshoori wadhiyaa-ihaa wa‘aafiyatil abdaani wasyifaa-ihaa wa‘alaa aalihi washohbihi wasallim ).

17. Apabila kalian ingin agar mereka mendapatkan husnul khatimah ketika meninggal, maka lazimkan mereka membaca 41 kali :

( Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu Laa Ilaaha Illa Anta ). Dibaca di antara shalat Qabliyah Shubuh dan shalat Shubuh.

18. Apabila kalian ingin agar mereka panjang umur, maka bersedekahlah untuk mereka, dan ajarkan kepada mereka hal tersebut agar mereka mengerjakannya setelah kalian.

19. Apabila kalian ingin agar mereka menjadi kuat dan penyabar, maka jauhkan mereka dari kampung halaman untuk menziarahi orang² shaleh yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal untuk mendapatkan keberkahan dari mereka.

20. Apabila kalian ingin agar mereka selalu berprasangka baik kepada orang² pilihan Allah Swt., dan jauh dari berprasangka buruk, maka larang mereka untuk duduk dengan orang-orang bodoh yang tidak peduli dengan perkara agama mereka.

21. Apabila kalian ingin agar mereka menjadi seorang pemimpin kaum ( orang terpandang ), maka jauhkan mereka dari orang² bodoh yang tidak peduli dengan perkara agama mereka.

22. Apabila kalian menghendaki mereka menjadi pemuka agama ( tokoh agama dan masyarakat ) maka cegahlah mereka dari pada berkumpul atau bergaul dengan perempuan dan orang tua dan lazimkan bagi mereka berkata benar atau jujur serta tawadhu’  ( merendah ).

Itulah beberapa nasehat al-Habib Abdullah bin Alwi Alatas dalam mendidik anak dan juga untuk kita amalkan agar kita mendapatkan manfaat seperti nasehat tersebut di atas.

 

Gus Dur “ Sang Ulama Sederhana “

Warga Nahdliyin perlu tau sejarah ini, saya kadang nangis baca kisah dan pengorbanan KH. Abdurrahman wahid

Di akhir tahun 1998 Gus Dur rawuh ( dating ) di Wonosobo. Saat itu sedang ramainya era reformasi, beberapa bulan setelah Pak Harto jatuh. Dan ini terjadi beberapa bulan sebelum Gus Dur menjadi orang nomer satu di Negeri ini. Beliau masih menjabat sebagai Ketua PBNU.

Bertempat di Gedung PCNU Wonosobo, Gus Dur mengadakan pertemuan dengan pengurus NU dari Wonosobo, Banjarnegara, Pubalingga, Kebumen, Temanggung dan Magelang. Tentu saja semua Kiai ingin tahu pendapat Gus Dur tentang situasi politik terbaru. Penulis hadir di situ walaupun bukan kiai, dan duduk persis di depan Gus Dur. Penulis lah yang menuntun Gus Dur menaiki Lantai 2 PCNU Wonosobo.

“ Pripun Gus situasi politik terbaru…? ” tanya seorang kiai.

“ Orde Baru tumbang, tapi Negeri ini sakit keras. ” kata Gus Dur.

“ Kok bisa Gus…? ”

“ Ya bisa, wong yang menumbangkan Orde Baru pakainya emosi dan ambisi tanpa perencanaan yang jelas. Setelah tumbang mereka bingung mau apa, sehingga arah reformasi gak genah. Bahkan Negeri ini di ambang kehancuran, di ambang perang saudara. Arah politik Negeri ini sedang menggiring Negeri ini ke pinggir jurang kehancuran dan separatisme. Lihat saja, baru berapa bulan Orde Reformasi berjalan, kita sudah kehilangan propinsi ke-27 kita, yaitu Timor Timur. ” kata Gus Dur.

Kiai tersebut sebagaimana biasa, kalau belum mulai bicara. Pak Habibi, kita semua akan merasa kasihan dengan sikap Gus Dur yang datar dan seperti capek sekali dan seperti aras-arasen bicara. Tapi kalau sudah mulai, luar biasa memikat dan ruangan jadi sepi kayak kuburan, tak ada bunyi apapun selain pangendikan Gus Dur.

 

Seorang kiai penasaran dengan calon presiden devinitif pengganti Pak Habibi yang hanya menjabat sementara sampai sidang MPR. Ia bertanya : “ Gus, terus siapa yang paling pas jadi Presiden nanti Gus ? ”

“ Ya saya, hehehe… ” kata Gus Dur datar.

Semua orang kaget dan menyangka Gus Dur guyon seperti biasanya yang memang suka guyon.

“ Yang bisa jadi presiden di masa seperti ini ya hanya saya kalau Indonesia gak pingin hancur. Dan saya sudah dikabari kalau-kalau saya mau jadi presidan walau sebentar hehehe... ” kata Gus Dur mantab.

“ Siapa yang ngabari dan yang nyuruh Gus…? ” tanya seorang kiai.

“ Gak usah tahu. Orang NU tugasnya yakin saja bahwa nanti presidennya pasti dari NU ” kata Gus Dur masih datar seperti guyon.

Orang yang hadir di ruangan itu bingung antara yakin dan tidak yakin mengingat kondisi fisik Gus Dur yang demikian. Ditambah lagi masih ada stok orang yang secara fisik lebih sehat dan berambisi jadi presiden, yaitu Amin Rais dan Megawati. Tapi tidak ada yang berani mengejar pertanyaan tentang presiden RI.

Kemudian Gus Dur menyambung : “ Indonesia dalam masa menuju kehancuran. Separatisme sangat membahayakan. Bukan separatismenya yang membahayakan, tapi yang memback up di belakangnya. Negara-negara Barat ingin Indonesia hancur menjadi Indonesia Serikat, maka mereka melatih para pemberontak, membiayai untuk kemudian meminta merdeka seperti Timor Timur yang dimotori Australia. ”

Sejenak sang Kiai tertegun. Dan sambil membenarkan letak kacamatanya ia melanjutkan : “ Tidak ada orang kita yang sadar bahaya ini. Mereka hanya pada ingin menguasai Negeri ini saja tanpa perduli apakah Negeri ini cerai-berai atau tidak. Maka saya harus jadi presiden, agar bisa memutus mata rantai konspirasi pecah-belah Indonesia. Saya tahu betul mata rantai konspirasi itu. RMS dibantu berapa Negara, Irian Barat siapa yang back up, GAM siapa yang ngojok-ojoki, dan saya dengar beberapa propinsi sudah siap mengajukan memorandum. Ini sangat berbahaya. ”

Kemudiaan ia menarik nafas panjang dan melanjutkan : “ Saya mau jadi presiden. Tetapi peran saya bukan sebagai pemadam api. Saya akan jadi pencegah kebakaran dan bukan pemadam kebakaran. Kalau saya jadi pemadam setelah api membakar Negeri ini, maka pasti sudah banyak korban. Akan makin sulit. Tapi kalau jadi pencegah kebakaran, hampir pasti gak akan ada orang yang menghargainya. Maka, mungkin kalaupun jadi presiden saya gak akan lama, karena mereka akan salah memahami langakah saya. ”

Seakan mengerti raut wajah bingung para kiai yang menyimak, Gus Dur pun kembali selorohkan pemikirannya. “ Jelasnya begini, tak kasih gambaran, ” kata Gus Dur menegaskan setelah melihat semua hadirin tidak mudeng dan agak bingung dengan tamsil Gus Dur.

“ Begini, suara langit mengatakan bahwa sebuah rumah akan terbakar. Ada dua pilihan, kalau mau jadi pahlawan maka biarkan rumah ini terbakar dulu lalu datang membawa pemadam. Maka semua orang akan menganggap kita pahlawan. Tapi sayang sudah terlanjur gosong dan mungkin banyak yang mati, juga rumahnya sudah jadi jelek. Kita jadi pahlawan pemyelamat yang dielu-elukan. ”

Kemudian lanjutnya : “ Kedua, preventif. Suara langit sama, rumah itu mau terbakar. Penyebabnya tentu saja api. Ndilalah jam sekian akan ada orang naruh jerigen bensin di sebuah tempat. Ndilalah angin membawa sampah dan ranggas ke tempat itu. Ndilallah pada jam tertentu akan ada orang lewat situ. Ndilalah dia rokoknya habis pas dekat rumah itu. Ndilalalah dia tangan kanannya yang lega. Terus membuang puntung rokok ke arah kanan dimana ada tumpukan sampah kering. ”

Lalu ia sedikit memajukan duduknya, sambil menukas : “ Lalu ceritanya kalau dirangkai jadi begini; ada orang lewat dekat rumah, lalu membuang puntung rokok, puntung rokok kena angin sehingga menyalakan sampah kering, api di sampah kering membesar lalu menyambar jerigen bensin yang baru tadi ditaruh di situ dan terbakarlah rumah itu. ”

“ Suara langit ini hampir bisa dibilang pasti, tapi semua ada sebab-musabab. Kalau sebab di cegah maka musabab tidak akan terjadi. Kalau seseorang melihat rumah terbakar lalu ambil ember dan air lalu disiram sehingga tidak meluas maka dia akan jadi pahlawan. Tapi kalau seorang yang waskito, yang tahu akan sebab-musabab, dia akan menghadang orang yang mau menaruh jerigen bensin, atau menghadang orang yang merokok agar tidak lewat situ, atau gak buang puntung rokok di situ sehingga sababun kebakaran tidak terjadi. ”

Sejenak semua jamaah mangguk-mangguk. Kemudian Gus Dur melanjutkan : “ Tapi nanti yang terjadi adalah, orang yang membawa jerigen akan marah ketika kita cegah dia naruh jerigen bensin di situ : “ Apa urusan kamu, ini rumahku, bebas dong aku naruh di mana…? ” Pasti itu yang akan dikatakan orang itu. ”

“ Lalu misal ia memilih menghadang orang yang mau buang puntung rokok agar gak usah lewat situ, Kita bilang : “ Mas, tolong jangan lewat sini dan jangan merokok. Karena nanti Panjenengan akan menjadi penyebab kebakaran rumah itu. ”

Apa kata dia : “ Dasar orang gila, apa hubungannya aku merokok dengan rumah terbakar ? Lagian mana rumah terbakar ? ! Ada-ada saja orang gila ini. Minggir ! saya mau lewat. ”

Kini makin jelas arah pembicaraannya dan semua yang hadir makin khusyuk menyimak. “ Nah, ini peran yang harus diambil NU saat ini. Suara langit sudah jelas, Negeri ini atau rumah ini akan terbakar dan harus dicegah penyebabnya. Tapi resikonya kita tidak akan popular, tapi rumah itu selamat. Tak ada selain NU yang berpikir ke sana. Mereka lebih memilih : “ Biar saja rumah terbakar asal aku jadi penguasanya, biar rumah besar itu tinggal sedikit asal nanti aku jadi pahlawan maka masyarakat akan memilihku jadi presiden. ”

“ Poro Kiai ingkang kinormatan. ” kata Gus Dur kemudian. “ Kita yang akan jadi presiden, itu kata suara langit. Kita gak usah mikir bagaimana caranya. Percaya saja, titik. Dan tugas kita adalah mencegah orang buang puntung rokok dan mencegah orang yang kan menaruh bensin. Padahal itu banyak sekali dan ada di banyak negara. Dan pekerjaan itu secara dzahir sangat tidak popular, seperti ndingini kerso. Tapi harus kita ambil. Waktu yang singkat dalam masa itu nanti, kita gak akan ngurusi dalam Negeri. ”

“ Kita harus memutus mata rantai pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka di Swiss, kita harus temui Hasan Tiro. Tak cukup Hasan Tiro, presiden dan pimpinan-pimpinan negara yang simpati padanya harus didekati. Butuh waktu lama, ” lanjut Gus Dur.

“ Belum lagi separatis RMS ( Republik Maluku Sarani ) yang bermarkas di Belanda, harus ada loby ke negara itu agar tak mendukung RMS. Juga negara lain yang punya kepentingan di Maluku, ” kata Gus Dur kemudian.

“ Juga separatis Irian Barat Papua Merdeka, yang saya tahu binaan Amerika. Saya tahu anggota senat yang jadi penyokong Papua Merdeka, mereka membiayai gerakan separatis itu. Asal tahu saja, yang menyerang warga Amerika dan Australia di sana adalah desain mereka sendiri. ”

Kemudian Gus Dur menarik nafas berat, sebelum melanjutkan perkataan berikutnya. “ Ini yang paling sulit, karena pusatnya di Israel. Maka, selain Amerika saya harus masuk Israel juga. Padahal waktu saya sangat singkat. Jadi mohon para kiai dan santri banyak istighatsah nanti agar tugas kita ini bisa tercapai. Jangan tangisi apapun yang terjadi nanti, karena kita memilih jadi pencegah yang tidak populer. Yang dalam Negeri akan diantemi sana-sini. ”

Sekonyong beliau berdiri, lalu menegaskan perkataan terakhirnya : “ NKRI bagi NU adalah Harga Mati…! ”

“ Saya harus pamit karena saya ditunggu pertemuan dengan para pendeta di Jakarta, untuk membicarakan masa depan negara ini. Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...” tutup Gus Dur.

 

Tanpa memperpanjang dialog, Gus Dur langsung pamit. Kita bubar dengan benak yang campur-aduk, antara percaya dan tidak percaya dengan visi Gus Dur. Antara realitas dan idealitas, bahwa Gus Dur dengan sangat tegas di hadapan banyak kiai bahwa dialah yang akan jadi presiden. Terngiang-ngiang di telinga kami dengan seribu tanda tanya.

Menghitung peta politik, rasanya gak mungkin. Yang terkuat saat itu adalah PDIP yang punya calon mencorong Megawati putri presiden pertama RI yang menemukan momentnya. Kedua, masih ada Partai Golkar yang juga Akbar Tanjung siap jadi presiden. Di kelompok Islam modern ada Amien Rais yang juga layak jadi presiden, dan dia dianggap sebagian orang sebagai pelopor Reformasi.

Maka kami hanya berpikir bahwa, rasional gak rasional, percoyo gak percoyo ya percoyo aja apa yang disampaikan Gus Dur tadi. Juga tentang tamsil rumah tebakar tadi. Sebagian besar hadirin agak bingung walau mantuk-mantuk karena gak melihat korelasinya NU dengan jaringan luar negeri.

Sekitar 3 bulan kemudian, Subhanallah… safari ke luar ternyata Gus Dur benar benar jadi Presiden. Dan Gus Dur juga benar-benar bersafari ke luar negeri seakan maniak plesiran. Semua negara yang disebutkan di PCNU Wonosobo itu benar-benar dikunjungi. Dan reaksi dalam negeri juga persis dugaan Gus Dur saat itu bahwa Gus Dur dianggap foya-foya, menghamburkan duit negara untuk plesiran. Yang dalam jangka waktu beberapa bulan sampai 170 kali lawatan. Luar biasa dengan fisik yang ( maaf ) begitu, demi untuk sebuah keutuhan NKRI.

Pernah suatu ketika Gus Dur lawatan ke Paris ( kalau kami tahu maksudnya kenapa ke Paris ). Dalam negeri, para pengamat politik dan politikus mengatakan kalau Gus Dur memakai aji mumpung. Mumpung jadi presiden pelesiran menikmati tempat-tempat indah dunia dengan fasilitas negara.

Apa jawab Gus Dur : “ Biar saja, wong namanya wong ora mudeng atau ora seneng. Bagaimana bisa dibilang plesiran wong di Paris dan di Jakarta sama saja, gelap gak lihat apa-apa, koq dibilang plesiran. Biar saja, gitu aja koq repot…! ”

Masih sangat teringat bahwa pengamat politik yang paling miring mengomentrai lawatan Gus Dur sampai masa Gus Dur lengser adalah Alfian Andi Malarangeng, mantan Menpora. Tentu warga NU gak akan lupa sakit hatinya mendengar ulasan dia. Sekarang terimalah balasan dari Tuhan.

Satu-satunya pengamat politik yang fair melihat sikap Gus Dur, ini sekaligus sebagai apresiasi kami warga NU, adalah Hermawan Sulistyo, atau sering dipanggil Mas Kiki. terimakasih Mas Kiki.

Kembali ke topik. Ternyata orang yang paling mengenal sepak terjang Gus Dur adalah justru dari luar Islam sendiri. Kristen, Tionghoa, Hindu, Budha dll. mereka tahu apa yang akan dilakukan Gus Dur untuk NKRI ini. Negeri ini tetap utuh minus Timor Timur karena jasa Gus Dur. Beliau tanpa memikirkan kesehatan diri, tanpa memikirkan popularitas, berkejaran dengan sang waktu untuk mencegah kebakaran rumah besar Indonesia.

Dengan resiko dimusuhi dalam negeri, dihujat oleh separatis Islam dan golongan Islam lainnya, Gus Dur tidak perduli apapun demi NKRI tetap utuh. Diturunkan dari kursi presiden juga gak masalah bagi beliau walau dengan tuduhan yang dibuat-buat. Silakan dikroscek data ini. Lihat kembali keadaan beberapa tahun silam era reformasi baru berjalan, beliau sama sekali gak butuh gelar “ Pahlawan "

Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan meneladaninya.

Lahul fatehah...

Budak Angon

Kenapa di akhir zaman nabi Isa akan di bangkitkan lagi…?

Karena dia di tugaskan untuk mengangon / menggembalakan manusia" yang mengikuti sifat binatang, nafsu binatang, akhlak binatang, yang masih berkeliaran, berebut kebenaran tetapi belum sampai pada yang maha benar, berebut pepesan kosong yang menumpahkan darah, saling hujat, saling hina, saling bermusuhan.

Lalu dimana sifat” manusia makhluk paling sempurna dan mulia nya...? jika dari zaman kezaman selalu mengulang" kesalahan" yang sama...?

Dia menggembalakan..

Dia menunjukan jalan kebenaran

Dia menunjukan jalan kedamaian

Dia menunjukan jalan keselamatan hidup di dunia dan akhirat

Dia menunjukan jalan menuju kandang ( tempat asal ) Rabb dzat maha suci, Rabb semesta alam...

Renungkan, tafakuri... bercermin diri… iqro’ diri agar sadar diri...

Yang tidak faham kaga’ usah koar" hina dan membully...

Suka menghina jelas tanda nya diri mu masih hina di hadapanTuhan Mu

Pola Pikir

Jangan MUDAH memvonis PENIPU pada seseorang PARANORMAL

Yang sudah MEMBANTU memberikan LAYANAN JASA-nya pada anda

Hanya dikarenakan KEINGINAN anda BELUM TERWUJUD ( tercapai ).

Apakah anda juga akan menganggap DOKTER udah MENIPU anda

Mana kala si DOKTER itu BELUM BISA MENYEMBUHKAN PENYAKIT anda dengan OBAT yang udah DIBERIKAN-nya pada anda...?

Jangan MEMBIASAKAN DIRI berpola piker seperti BALITA...

Yang LAYAK & PANTAS disebut PENIPU itu adalah PARANORMAL yang suka

MEMBLOKIR PASIEN saat sudah MENDAPATKAN DUIT-nya ( tanpa sedikitpun memberikan layanan jasanya ).

Salam MENEMBUS BATAS TANPA BATAS.

Rumah sakit dan dokter lebih banyak…xxxx…. Sakit ghaib non medis disanggupi di obati terus. Padahal di cek darah dan organ tubuhnya normal. Akhirnya pasien meninggal dengan bayar mahal. Ini fenomena jaman sekarang.

Pada intinya jangan saling menyalahkan, semua ada pada bidangnya masing”, sebagai orang cuma bisa berusaha dan berdo'a.

Perintah Kaisar Naga : 4340 - 4345

 Perintah Kaisar Naga. Bab 4340-4345 "Kalau begitu kamu bisa meminta bantuan Pangeran Xiao. Agaknya, Keluarga Qi tidak bisa lebih kuat ...