Semakin kamu menolak kenyataan, semakin hidup akan menghukummu.
Penolakan terhadap realita bukanlah bentuk kekuatan. Justru, itu cara halus untuk memperpanjang luka..
Menurut riset yang diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies, penerimaan terhadap aspek-aspek yang tidak bisa kita kontrol adalah salah satu faktor utama kebahagiaan jangka panjang. Ini selaras dengan prinsip Stoikisme dan temuan psikologi modern: hidup yang sehat bukan dibangun di atas ambisi semata, tapi juga keberanian menerima hal-hal yang tak bisa diubah.
Seorang karyawan kehilangan pekerjaannya karena efisiensi perusahaan. la marah, merasa diperlakukan tidak adil, lalu menyalahkan keadaan selama berbulan-bulan. Sementara itu, rekan kerjanya yang juga terkena dampak langsung membuat portofolio baru dan justru diterima di tempat yang lebih baik. Bedanya bukan pada situasinya, tapi pada cara mereka menerima situasi.
Penerimaan bukan tanda menyerah. la bukan tentang pasrah tanpa daya. Justru penerimaan adalah langkah pertama untuk kembali berdaya. Dalam bukunya The Gift, Edith Eger yang selamat dari kamp konsentrasi Nazi, menulis: "Penderitaan tidak datang dari apa yang terjadi, tapi dari penolakan atas kenyataan itu."
Berikut tujuh hal yang jika kamu terima, hidupmu akan jauh lebih ringan dan sehat secara mental.
1 Tidak Semua Orang Akan Menyukaimu.
Mark Manson dalam The Subtle Art of Not Giving a Fck, menegaskan bahwa menjadi diri sendiri berarti berani tidak disukai. Upaya untuk menyenangkan semua orang akan membuatmu kehilangan arah dan identitas. Menerima bahwa sebagian orang akan salah paham terhadapmu adalah kebebasan yang tidak ternilai.
2 Masa Lalu Tidak Akan Berubah
Filsafat Stoik menyarankan kita untuk fokus pada apa yang bisa dikendalikan. Masa lalu tidak termasuk di dalamnya. Tapi kita bisa mengubah maknanya. Dalam Man's Search for Meaning, Viktor Frankl menunjukkan bahwa makna tidak ditentukan oleh kejadian itu sendiri, tapi oleh cara kita melihatnya sekarang.
3 Kamu Akan Gagal
Gagal bukan kemungkinan, tapi kepastian jika kamu hidup dengan berani. Orang yang menerima kemungkinan gagal akan lebih fleksibel dalam mencoba. Thomas Edison gagal ribuan kali, tapi dia tidak mengidentifikasi dirinya dengan kegagalannya. la melihatnya sebagai bagian dari proses.
4 Orang Tua Tidak Sempurna
Menerima bahwa orang tuamu bisa saja salah, menyakitimu, atau tidak memahami cara mencintai yang kamu butuhkan, bukan bentuk pengkhianatan. Itu justru bentuk kedewasaan. Edith Eger menulis bahwa hanya dengan menerima ketidaksempurnaan masa lalu, kita bisa membangun masa depan yang utuh.
5 Hidup Tidak Selalu Adil
Keadilan bukan sesuatu yang selalu hadir dalam pengalaman manusia. Menerima ketidakadilan bukan berarti merelakannya terus terjadi, tapi menyadari bahwa hidup memang kadang tidak memberi sesuai ekspektasi. Ini melepaskanmu dari kemarahan yang tak berujung.
6 Waktu Tidak Bisa Diperlambat
Kamu akan menua. Tubuh akan berubah. Kesempatan tidak selamanya ada. Menerima realitas waktu akan membuatmu lebih menghargai hari ini. Seperti yang ditulis Seneca dalam On the Shortness of Life, "Bukan waktu yang singkat, tapi kita yang menyia-nyiakannya."
7 Kamu Tidak Bisa Mengontrol Perasaan Orang Lain
Kamu bisa berbuat baik, tapi kamu tidak bisa memaksa orang lain untuk memaafkan. Kamu bisa jujur, tapi tak bisa menuntut orang untuk percaya. Menerima batas pengaruh kita membuat hubungan menjadi lebih sehat dan membebaskan kita dari rasa bersalah yang tak perlu.
Penerimaan adalah bentuk keberanian yang paling sunyi. Tidak riuh. Tidak menggelegar. Tapi ia adalah fondasi dari kebijaksanaan. Karena sebelum kamu melangkah maju, kamu harus berdamai dengan apa yang tak bisa kamu ubah.
Dari tujuh hal di atas, mana yang paling sulit kamu terima?
.
No comments:
Post a Comment