Photo

Photo

Wednesday 9 December 2020

Abu Nuwas Menjual Agama

Malam ini tekad Abu Nuwas sudah bulat, besok pagi dia ingin menjual agamanya…!

Esok pagi, ketika pasar Musayyib di Baghdad Selatan mulai ramai, Abu Nuwas terlihat menghampiri toko demi toko, menyusuri lorong demi lorong, menjajakan agamanya. Hampir semua toko dia masuki meski setelah itu setiap penunggu toko melongo menatap Abu Nuwas.

‘’Toko ini menjual agama?’’ begitu selalu Abu Nuwas bertanya.

Biasanya penjaga atau pemilik toko geleng-geleng kepala, heran.

‘’ Kalau Anda tidak menjual agama, saya ingin menjual agama saya. Berminat…? ’’

‘’Saya kira Anda sudah sinting, Abu Nuwas,’’ selalu begitu jawaban para pemilik toko.

Abu Nuwas selalu tersenyum setiap ada yang menuduh dia sinting. Jika dia terlihat segera pergi meninggalkan toko, itu tanda dagangannya tidak laku. Tapi, pujangga ini tak kenal lelah. Dia segera pergi ke toko lain, lalu kembali menawarkan barang dagangannya. ''Agama ... agamaaa, ada yang mau beli agama…?''

Akibatnya pagi itu pasar geger. Sesama pedagang di pasar berkasak-kusuk lalu menuduh Abu Nuwas gila. Banyak juga yang menuduhnya sudah jadi atheis. Mereka berpikir, bagaimana mungkin Abu Nuwas bisa menyembah Tuhan jika dia tak punya agama lagi? Akhirnya, mereka bersepakat membekuk penyair Baghdad itu untuk diserahkan kepada Khalifah Harun Al-Rasyid. Maklum, menurut konstitusi yang berlaku di Baghdad, atheisme sangat dilarang.

Dengan tangan diikat, Abu Nuwas digeret ke istana. Orang-orang di pasar bahkan hampir memukuli penulis syair berjudul ‘’Al-Firdaus’’ itu atas tuduhan atheisme. Khalifah tentu saja kaget melihat Abu Nuwas digiring massa dengan tangan terikat. Benarkah penyair kesayangannya itu tertangkap basah mencopet di pasar, pikir khalifah.

Ketika massa pulang, Harun Al Rasyid tak sabar ingin tahu apa yang terjadi pada pujangga yang dia kagumi itu. Didampingi beberapa qadhi istana, Abu Nuwas dibawa ke ruang tengah untuk diperiksa oleh Khalifah.

'’ Apa yang terjadi, Abu Nuwas…? ’’ tanya khalifah tak sabar.

‘’Paduka Yang Mulia, mereka menangkap saya karena saya ingin menjual agama saya di pasar, lalu mereka marah. Itu saja,’’ jelas Abu Nuwas sangat tenang.

Khlaifah sebenarnya juga kaget mendengar penjelasan Abu Nuwas, tapi dia pura-pura tenang. ‘’ Kalau Anda ingin menjual agama Anda sendiri, mengapa mereka marah…? ’’

‘ ’Jika saya menjual agama saya sendiri, mereka berpikir saya tak lagi punya agama. Jika saya tak lagi punya agama, mereka menyimpulkan saya tak bisa shalat lagi. Jika saya tak bisa shalat lagi, mereka menyimpulkan berarti saya tak punya Tuhan. Jika saya tak punya Tuhan, mereka berpendapat kalau begitu saya atheis. Begitu cara pengadilan jalanan berlangsung, Paduka. Atas vonis mereka itulah sekarang saya digiring ke istana,’ ’ jelas Abu Nuwas.

Khalifah Harun Al-Rasyid tertegun mendengar penjelasan Abu Nuwas. Diam-diam dia hampir membenarkan logika rakyatnya, tapi  dia ingin mendengar sendiri apa jawaban Abu Nuwas atas tuduhan orang-orang di pasar itu. Harun tahu kecerdikan penyair satu ini. Makanya khalifah bertanya lagi : '’ Saya mencoba paham jalan pikiran orang-orang di pasar itu, wahai Abu Nuwas.  Jika Anda tak punya agama lagi karena sudah Anda jual, bagaimana cara Anda menyembah Allah…? ’’

‘ ’Bagaimana cara saya menyembah Allah. Ya saya shalat di masjid, paduka, ’’ jawab Abu Nuwas cepat.

‘ ’Kok dengan cara shalat…? Kok di masjid?... Bukankah itu cara orang Islam beribadah…? Berarti Anda masih beragama, padahal Anda sendiri sudah menjual agama. Jangan mempermainkan saya Abu Nuwas, ’’ tanya Harun Al Rasyid mulai naik pitam.

‘ ’Kalau begitu, saya balik bertanya paduka khalifah yang mulia, apa sebenarnya agama menurut paduka…? ’’

Khalifah Harun Al-Rasyid kemudian menjawab bahwa agama adalah seperangkat ajaran yang datang dari Langit, yang mengajarkan seluruh umat manusia untuk salalu berbuat baik. Mengganggu orang lain, sekecil apa pun, adalah tidak baik. Jika setiap orang beragama berbuat baik, maka tatanan hidup bersama umat manusia akan baik dengan sendirinya karena tak seorang pun merasa terganggu dengan kehadiran orang lain akibat ajaran agama yang dijalankannya. Khalifah mencontohkan rukun Islam, mulai dari syahadat, salat, puasa, zakat sampai haji, semuanya ditujukan untuk kebaikan manusia. “

‘ ’Tujuan shalat adalah mencegah pelakunya dari perbuatan fahsya dan mungkar, ’’ jelas khalifah bersemangat. ‘ ’Jika ada orang salat tapi tingkah lakunya merugikan orang lain, shalat yang dia lakukan dipertanyakan. Puasa juga agar kita berempati pada kaum miskin. Zakat sudah pasti kita salurkan untuk memberdayakan faqir miskin. Bahkan predikat ‘’ haji mabrur ’’ berarti ‘’ haji penuh kebaikan social ’’. Jadi, orang beragama sesungguhnya  orang yang selalu melahirkan kebaikan untuk orang lain. ’’ 

Khalifah sengaja berbicara agak panjang penuh semangat tentang agama dengan harapan Abu Nuwas batal menjual agamanya, lalu kembali mencintai agama yang dia anut. Abu Nuwas hanya tersenyum.

‘ ’Kalau paduka berpendapat saat menjalankan ajaran agama setiap orang harus melahirkan kebaikan pada orang lain, apa pendapat paduka tentang shalat yang sengaja dilakukan sejumlah besar orang di alun-alun kota padahal ada masjid di samping alun-alun itu diibiarkan kosong melompong…? ’’

Hmmmm….. Sekarang Khalifah mulai paham ke mana tujuan pertanyaan kancil satu ini. Abu Nuwas rupanya merujuk pada kejadian setahun lalu, ketika masyarakat Baghdad berduyun-duyun memenuhi alun-alun kota dengan dalih ingin shalat dan berdoa, sementara ada masjid besar sekali tak jauh dari alun-alun sengaja mereka biarkan kosong melompong. Itu bukan shalat idul fitri atau  shalat idul adha yang memang dianjurkan untuk dilakukan di lapangan terbuka dan karena itu pemerintah Baghdad sengaja menjadikan kedua hari raya itu sebagai hari libur, tapi shalat berjamaah di alun-alun kota itu dilakukan di hari kerja.

Akibat kerumunan ratusan ribu penduduk Baghdad di alun-alun, saat itu jalan-jalan di ‘ ’Negeri Seribu Satu Malam ’’ itu jadi macet total, banyak unta dan pedati ditambat di pinggir jalan, jamaah shalat pun membludak hingga memenuhi jalan, akses ke pasar tertutup, roda perekonomian terganggu, dan banyak lagi mudarat lain di hari itu.

‘’ Anda tidak setuju dengan cara shalat mereka, wahai Abu Nuwas, ’’ khalifah balik bertanya menghindar dari jebakan logika kancil cerdik di hadapannya.

‘ ’Silakan paduka jawab sendiri berdasarkan pandangan paduka tentang tujuan diturunkannya agama ke Bumi ini. Bukankah paduka khalifah sendiri yang tadi bilang bahwa ibadah seseorang harus melahirkan kebaikan pada manusia lain…? Kalau akibat shalat mereka jalan-jalan jadi macet dan roda perekonomian terganggu, apakah itu cocok dengan definisi agama dan tujuan diturunkannya agama seperti yang tadi paduka jelaskan…? ’’

‘’ Sudahlah Abu Nuwas, bukankah itu terjadi tahun lalu..? Biarkan saja Allah yang menilai kualitas shalat mereka. Pokoknya kita tetap bertekad, saat menjalankan ajaran agama, kita harus terus menjaga orientasi kemanusiaan di dalamnya demi mencari ridha Allah SWT, ’’ kata khalifah sedikit merayu dengan harapan Abu Nuwas batal menjual agamanya.

‘’ Maaf baginda, sekeluar dari istana ini saya akan tetap menjajakan agama saya, siapa tahu ada yang beli. Tak apalah saya lepas baju agama ini toh saya masih tetap bisa menyembah Allah, Tuhan saya. Mumpung musim banyak orang menjual sentimen agama untuk menarik simpati dan dukungan politik, akan saya ikuti  jejak mereka. Bukan hanya menjual sentimen agama, saya bahkan akan menjual agama saya sekalian … ‘’

‘’ Jangan cepat menuduh, Abu Nuwas, bersihkan hati, ’’ sergah khalifah.

‘ ’Saya tidak menuduh, tapi membuat penilaian berdasarkan fenomena yang saya lihat. Bayangkan saja paduka, jika usai sengaja shalat berjamaah di alun-alun itu, mereka lalu membentuk organisasi alumni shalat di alun-alun. Kalau begitu apa tujuan salat mereka saat itu…? ’’ 

Khalifah tersenyum. Organisasi yang dimaksud Abu Nuwas adalah ‘’ Perhimpunan Alumni Shalat Alun-alun M16 ’’  karena salat berjamaah tiga tahun lalu itu dilakukan pada 16 Muharram. Jadi, setiap 16 Muharram tiba, para alumni shalat berjamaah ini selalu ingin memenuhi alun-alun kota kembali, untuk memperingati besarnya jumlah orang yang shalat di alun-alun saat itu, dengan dalih cinta dan bela agama.

‘’ Paduka khalifah yang mulia, saya beragama bukan untuk tujuan berbangga-bangga, apalagi sampai mengakibatkan orang lain sengsara, menderita, atau membuat mereka malah jadi membenci agama kita. Jika gara-gara cara saya beragama orang lain jadi menderita, izinkan hamba jual saja agama ini, asalkan Allah tetap di hati hamba  … ‘’

Khalifah Harun Al-Rasyid mengantarkan Abu Nuwas keluar istana. Tak lama, ia mendengar pujangga itu berteriak : ‘’ Agama … agamaaaaa … Dijual murah, agamaaaa …’’

Sumber : FB Yai Helmi Hidayat

https://kyaiku.com/abu-nuwas-menjual-agama/

Mencintai Keturunan Rasulullah

Bagaimana sih seharusnya umat Islam harus bersikap terhadap keturunan Rasulullah…?

Perlukah sampai harus berdoa di depan baliho seseorang yang dianggap sebagai keturunan beliau…?

Ada pendapat yang MEWAJIBKAN umat Islam untuk mencintai dan menyayangi siapa saja keturunan Nabi, lepas dari apa pun perbuatannya.  Biarpun buruk kelakuannya ya harus tetap dicintai. Lha wong keturunan Nabi Muhammad je…!

Ada yang MEWAJIBKAN mencintai dan menyayangi mereka tapi kalau mereka berprilaku melenceng maka siapa saja yang memiliki keahlian atau kedudukan untuk memberi nasihat, hendaknya TIDAK SEGAN-SEGAN MENASIHATI dan mendorong mereka kembali menempuh jalan hidup berakhlak terpuji dan berperilaku luhur sebagai mana seharusnya keturunan Nabi.

Tapi ada pula yang tidak menerima pendapat tersebut. Mereka yang demikian berpandangan bahwa semua manusia itu sejatinya sama, hanya amal dan takwalah yang membedakannya di hadapan Allah. Buya Syafii menyebut orang-orang yang mendewakan seorang yang mengaku keturunan nabi adalah bentuk PERBUDAKAN SPIRITUAL.

" Gelar habib, dan 1.001 gelar lain yang mengaku keturunan nabi, atau keturunan raja, hulubalang, keturunan bajak laut, perompak yang menjadi raja, sultan, dianggap suci oleh sebagian orang akan runtuh berkeping berhadapan dengan penegasan ayat Al quran, " kata Buya Syafii.

Bagi beliau kemuliaan manusia di sisi Allah adalah karena ketakwaannya semata. “ Inna akromakum indalllahi ‘atsqookum ( Al Hujarat 13 ). Beliau, dan orang Muhammadiyah umumnya, menganggap Habib, Sayyid, Syarif, keturunan siapa pun tak terkecuali, kedudukannya sama seperti orang lain. Semuanya anak cucu Nabi Adam. Tak ada keistimewaan satu dengan lainnya. Dasarnya dalam Al Quran jelas. Surat Al-Baqarah 285-286 yang menyatakan : “ Kami tak membedakan Rasul satu dengan lainnya. ” Ini artinya, keturunan Nabi Adam pun kedudukannya sama dengan keturunan Nabi yang lain. Kecuali kalau ternyata ada di antara kita yang keturunan Pithecanthropus Erectus.

Memang ada ulama sekaligus habib keturunan Rasulullah asal Tarim Hadramaut Yaman, yakni Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad ( 1634 - 1720 M ) dalam kitabnya berjudul Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah, menulis begini : “ Ahlul Bait memiliki kemuliaan tersendiri, dan Rasulullah telah menunjukkan perhatiannya yang besar kepada mereka. Beliau berulang-ulang berwasiat dan mengimbau agar umatnya mencintai dan menyayangi mereka. Dengan itu pula Allah SWT telah memerintahkan di dalam Al-Qur’an dengan firman-Nya : “ Katakanlah wahai Muhammad, tiada aku minta suatu balasan melainkan kecintaan kalian PADA KERABATKU.” ( QS 42 : 23 ).

Jadi menurut ulama dan sekaligus habib ini kaum Muslimin memang harus menghormati dan mencintai Ahlul Bait bukan saja karena kekerabatan mereka dengan Rasulullah tetapi juga karena Allah telah MEMERINTAHKAN kepada beliau untuk berseru kepada umatnya agar mencintai kerabat beliau. Dengan kata lain perintah untuk mencintai Ahlul Bait merupakan perintah dari Allah SWT. Rasulullah sebagai pemimpin kaum Muslimin tidak meminta balasan apa pun dari umatnya kecuali kecintaan mereka kepada keluarga dan keturunan beliau.

Jadi katanya perintah memuliakan dan mencintai Ahlul Bait juga merupakan perintah langsung dari Allah yang wajib dipatuhi. Allah SWT dan Rasul-Nya telah mewajibkan seorang muslim untuk hormat dan cinta kepada Ahlul Bait. Namun khusus bagi Rasulullah, penentuan keturunannya diambil dari putri kesayanganya yakni Fathimah Az-Zahro. Hal ini ditegaskan oleh hadis yang berbunyi :  “ Sesungguhnya Allah telah menjadikan keturunan setiap nabi dalam sulbinya. Dan Allah menjadikan keturunanku dalam sulbi Ali bin Abi Thalib. ”

Lha kok bisa berbeda penafsiran ya…?

Tak usah heran. Ya memang begitulah faktanya. Ada banyak perbedaan dan bahkan ironi dalam PENAFSIRAN ajaran Islam itu sendiri. Jika benar bahwa keturunan Nabi Muhammad harus dicintai dan dihormati FAKTANYA Ali bin Abi Thalib yang merupakan ayah dari cucu-cucu Rasulullah atau kakek moyang dari semua orang yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad justru dimusuhi, ditolak kepemimpinannya, dan bahkan akhirnya dibunuh oleh khawarij Ibnu Muljam. Katanya saat melakukan aksinya Ibnu Muljam yang seorang hafidz ini tidak berhenti merapal Surat Al Baqarah ayat 207 : “ Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. ” Jadi dia menganggap perbuatannya membunuh Ali bin Abi Thalib itu sebagai sebuah tindakan jihad atas perintah Allah juga.

Bukan hanya itu…

Bahkan Hasan, cucu Nabi yang merupakan putra pertama Ali bin Abi Thalib, ketika sudah jadi khalifah pun tidak ditaati oleh umat Islam pada saat itu. Umat Islam di bawah pengaruh Muawiyah menentang kepemimpinan cucu Nabi ini dan memeranginya. Muawiyah akhirnya berhasil merebut kekuasaan dari tangan cucu Nabi tersebut.. Hasan bahkan meninggal karena diracun.

Pertanyaannya adalah apakah Muawiyah dan para umat Islam yang ikut memerangi Hasan tidak pernah mendengar soal KEWAJIBAN untuk menghormati dan menyayangi keturunan Nabi…? Ini cucu nabi lho. Bukan sekedar orang yang mengaku-ngaku keturunan ke sekian puluh dari cucu Nabi.

Yang paling mengenaskan dan membuat hati hancur adalah pembantaian Husen, cucu Nabi satunya atau anak kedua Ali bin Abi Thalib. Husein tewas di Karbala dalam sebuah pembantaian yang dilakukan rezim Yazid bin Muawiyah. Sebanyak 128 orang anggota-anggota terhormat keluarga dekat Nabi Muhammad yang ikut Husein dibantai habis dengan sangat kejam kecuali Ali Zainal Abidin. Husein bukan hanya dibunuh oleh pasukan Yazid bin Muawiyah tapi bahkan dipenggal kepalanya dan dipisahkan dari jasadnya.

Lalu di mana itu keharusan untuk mencintai dan menyayangi keturunan Nabi…? Lha wong umat Islam di zaman itu saja begitu tega kepada Ali bin Abi Thalib dan para cucu Nabi yang sangat disayanginya. Bukankah itu semua sebuah ironi yang sangat menyesakkan dada….?

Saya juga mengecek tafsir ayat Alquran Asy-Syura ayat 23. Dan ternyata berbeda dengan penafsiran yang menyatakan bahwa ayat itu menyuruh umat Islam untuk mencintai kerabat Rasulullah. Penafsirannya bukan menyuruh umat Islam untuk mencintai keturunan Rasulullah, apalagi sampai yang kesekian puluh. Kok yo adoh men…

Silakan cek sendiri. Mudah kok…! Kalian punya HP kan…. Klik saja ini https://tafsirweb.com/9113-quran-surat-asy-syura-ayat-23.html

Quran Surat Asy-Syura Ayat 23 :

“ żālikallażī yubasysyirullāhu 'ibādahullażīna āman wa 'amilu-āliāt, qul lā as`alukum 'alaihi ajran illal-mawaddata fil-qurbā, wa may yaqtarif asanatan nazid lah fīhā usnā, innallāha gafrun syakr ”

Terjemah Arti : Itulah ( karunia ) yang ( dengan itu ) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah : " Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali KASIH SAYANG DALAM KEKELUARGAAN ".  Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

Tafsir lain menyatakan sbb : “ … kecuali kecintaan kalian kepadaku SEBAGAI KERABAT KALIAN dan hendaknya kalian tetap menyambung tali silaturahmi antara diriku dengan kalian ”.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 23 menyatakan sbb : “…kalian mencintaiku karena KEKELUARGAANKU PADA KALIAN.”

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid ( Imam Masjidil Haram ) 23 menyatakan sbb : “…. agar kalian MENYAMBUNG HUBUNGAN KEKERABATAN ANTARA DIRIKU DENGAN KALIAN. ”

Dari Ibnu ‘Abbas, bahwa dia pernah ditanya tentang firman Allah, “(إلا المودة في القربى) KECUALI KASIH SAYANG DALAM KEKELUARGAAN”; kemudian Sa’id bin Jabir berkata: (القربى) yakni Ahlul bait Nabi Muhammad. Maka Ibnu Abbas berkata : “ Kamu terlalu terburu-buru berpendapat, sesungguhnya Nabi Muhammad memiliki hubungan kekerabatan dengan SELURUH SUKU DALAM KABILAH QURAISY ; sehingga maknanya adalah, kecuali hanya agar kalian menyambung hubungan kekerabatan antara diriku dengan kalian. ( Shahih al - Bukhari 8 / 426 no. 4818, kitab tafsir surat asy - Syura bab ayat ini ).

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 23. ( Katakanlah : “ Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan ” ) Yakni akan tetapi aku meminta dari kalian KASIH SAYANG DALAM KEKERABATAN ANTARA AKU DAN KALIAN…”

Masih banyak tafsir dari para ulama lain. Silahkan cek dan baca sendiri.

Sekian dulu hasil ngaji saya pagi ini. Kalau ada yang mau dikoreksi atau dibantah ya monggo.

Rujukan :

https://islam.nu.or..id/post/read/99847/keharusan-menghormati-ahlul-bait-dan-menasihati-jika-mereka-menyimpang


https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201123122352-20-573292/buya-syafii-dewakan-pengaku-keturunan-nabi-budak-spiritual

 

https://tafsirweb.com/9113-quran-surat-asy-syura-ayat-23.html

 

https://tirto.id/kematian-hasan-bin-ali-perebutan-takhta-khalifah-dengan-muawiyah-c6aq

 

https://www.suaraaktual.co/read-9984-2020-04-30-terbunuhnya-khalifah-ali-bin-abi-thalib-saat-bulan-suci-ramadhan-.html

Tuesday 8 December 2020

Hati-Hati Dengan Ucapan “ Tidak Usah NU²an, Yang Penting Aswaja ”

 Habib Luthfi : Hati-Hati Dengan Ucapan “ Tidak Usah NU²an, Yang Penting Aswaja ”

Rois ‘Am Jatman Maulana Habib Luthfi Bin Yahya pernah mengungkapkan dalam salah satu ceramahnya, bahwa tidak sedikit orang maupun kelompok yang mengatakan “ Tidak usah NU-NU- an, yang penting ahlussunnah waljamaah.

Disampaikan oleh beliau: ingatlah dengan kehancuran Raja Syarif Husain, penguasa Makkah-Madinah yang beraqidah ahlussunnah wal jamaah, dengan mudah dihancurkan oleh kaum wahabi yang didukung Inggris, karena Islam ahlussunah waljamaah pada saat itu tidak sempat dibuatkan nidzhom ( wadah ) atau organisasi untuk memperkuat dan menjaga aqidah aswaja.

“ Sedikit² mereka katakan yang penting al-Islam. Yang penting ahlussunah waljamaah. Tidak perlu NU²an ”, begitu mereka mengatakan.

Maka, ungkapan demikian itu adalah upaya” musuh Islam untuk menghancurkan organisasi NU sekaligus untuk memperlemah aqidah Islam ahlussunah waljamaah yang dianut mayoritas muslim Indonesia. Dan dalam jangka panjang, kelompok ini menargetkan untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).

Sudah terbukti, melalui berbagai ajaran” para ulama NU, bangsa kita bisa menjalin hubungan yang harmonis antara Islam dan negara. Bisa saling menopang dan memperkuat

Alhamdulillah di negara ini, kita masih bisa beribadah dengan aman dan nyaman. Jauh berbeda dengan di negara muslim di belahan dunia lain, tiap hari sesama muslim saling bunuh, perang dan terlibat konflik berkepanjangan.

Itulah buah perjuangan para ulama kita yang tergabung dalam wadah Nahdlatul Ulama.

Saya ikut tunduk patuh ning abah habib lutfi… habib, ulama, tawadho, alim, pebimbing...

Oyes…. Oyes… moga moga aku tidak nonggeng dengan enjut enjut

Friday 13 November 2020

Aku Harus Bagaimana

Aku pergi tahlil,

Kau bilang amalan jahil

 

Aku sholawat burdah,

Kau bilang aku bid‘ah

 

Aku harus bagaimana…

 

Aku bertawasul dengan baik

Kau bilang musyrik,

 

Aku selalu ber-dzikir

Kau bilang aku kafir

 

Lalu aku harus bagaimana…

 

Aku berusaha taat sholat

Kau bilang aku sesat

 

Aku mengadakan maulid

Kau haramkan tanpa dalil valid

 

Lalu aku harus bagaimana…

 

Aku sering pergi berziarah

Kau bilang alap-alap berkah

 

Aku berdo'a selamatan

Kau bilang pemuja setan

 

Lalu aku harus bagaimana…

 

Aku yasinan

Kau bilang tidak ada manfaat

 

Aku bertassawuf sufi

Kau suruh aku menjauhi

 

Lalu aku harus bagaimana…

 

Ya sudahlah aku ikut kalian...

 

Kan ku pakai celana cingkrang

Agar kalian senang...

 

Kan ku panjangkan jenggot

Agar di anggap berbobot...

 

Kan ku hitamkan jidat

Agar di kira ahli ijtihad

 

Ku akan sering menghujat

Agar terlihat hebat

 

Ku akan sering mencela

Agar di pandang mulia

 

Ya sudahlah...

Aku pasrah pada tuhan yang ku sembah..

Fenomena Bathin “ Sugesti “


Suatu hari ada seorang wanita tua yang memiliki kebiasaan minum teh di sore hari, setelah meminumnya ternyata ia menemukan ada bangkai cecak terapung di dalam teko. Segera ia muntah” dan merasa sakit. 

Ia merasa ada cecak yang menyangkut di tenggorokannya.

Anaknya membawanya berobat ke dokter manapun, diperiksa tidak apa-apa. Tidak ada cecak yang nyangkut di kerongkongannya. Tapi ia sangat yakin dan merasakan betul ada sebuah benda yang nyangkut bahkan kadang bergerak” di kerongkongannya.

Putus asa, si anak membawanya ke "orang pinter" / pengobatan alternatif.

Si dukun segera tahu bahwa ini hanyalah sugesti menetap. Maka ia segera menyiapkan ritual dan dari belakang rumahnya menangkap cecak lalu disembunyikan di sakunya. Setelah berbagai atraksi ritual, si ibu suruh memejamkan mata sambil membuka mulutnya. Si dukun akting hendak menarik keluar cecak itu dari mulutnya. Dan setelah itu ia menunjukkan cecak yang tadinya disembunyikan di sakunya itu. Si ibu merasa lega dan sembuh seketika.

Itulah fenomena batin. Apa ada magic-nya…?

Tidak.

Thursday 5 November 2020

Pergeseran Makna Kata " Bajingan "


Bajingan adalah sebuah istilah kata yang muncul di tanah Jawa untuk menunjuk seorang pengendara ( sopir ) gerobak sapi. Lantas kenapa istilah bajingan kemudian bergeser menjadi sebuah kata makian…? Padahal kata itu adalah merujuk sebuah profesi seseorang…? 

Dahulu kala, pada tahun 1940 an, di daerah Banyumas sarana transportasi sangat sulit untuk ditemui. Masyarakat yang ingin berkegiatan di kota seperti berdagang, atau hanya mejeng biasanya menggunakan jasa gerobak sapi ( cikar ). Pada saat itu gerobak sapi merupakan satu satunya alat transportasi yang bisa diandalkan oleh masyarakat pinggiran untuk membawa mereka ke kota, selain berjalan kaki.

Namun kedatangan cikar yang disopiri oleh Bajingan ini tidak menentu, bisa siang hari, pagi hari, bahkan tengah malam. Karena ketidakpastian waktu tersebut, masyarakat yang ingin numpang gerobak sapi terpaksa jalan kaki.

Nah, karena itulah keluar kalimat sedikit sindiran atau umpatan seperti ini : Bajingan suwe tenan to tekane…! ( bahasa Jawa ) yang artinya : Bajingan lama sekali sih datengnya. Dari situ Bajingan mengalami pergeseran makna menjadi kata umpatan.

Dahulu, umpatan bajingan hanya digunakan sebagai analogi atas keterlambatan sesuatu atau seseorang, misalnya Seka ngendi bae kowe, suwe temen to kaya bajingan yang artinya: Darimana saja kamu, lama sekali seperti bajingan. Namun pada masa sekarang, bajingan menjadi kata umpatan yang lebih umum dan tidak merujuk pada kekesalan mengenai keterlambatan atas sesuatu.

Shalawat Sebagai Wasilah Untuk Mengatasi Penyakit Dan Kesulitan


Kh Masduqie Mahfudh : Shalawat Sebagai Wasilah Untuk Mengatasi Penyakit Dan Kesulitan

 

Pengalaman shalawat lagi oleh KH Masduqie Mahfudz,  Mantan Rois Syuriah NU Jawa Timur, dan pengasuh Pesantren Nurul Huda Mergosono Malang. Beliau wafat pada hari Ahad, tanggal 2 Maret 2014.

Ketika Kiai Masduqie harus melaksanakan dinas di Tarakan, Kalimantan Timur. Pada suatu hari, ada tamu pukul 5 sore, dan bilang ke Kiai Masduqie, “Saya disuruh oleh ibu, disuruh minta air tawar.”

Kiai Masduqie mengaku masih bodoh saat itu. Seketika itu ia menjawab, “Ya, silakan ambil saja, air tawar. kan banyak itu di ledeng2 itu.”

“ Bukan itu, Pak. Air tawar yg dibacakan doa2 untuk orang sakit itu, Pak,” kata si tamu.

“O, kalau itu ya tidak bisa sekarang. Ambilnya harus besok habis shalat shubuh persis.”

Kiai Masduqie menjawab begitu karena beliau ingin bertanya kepada sang istri perihal abah mertua yang sering nyuwuk2 (membaca doa untuk mengobati) dan ingin tahu apa yg dirapalkan. Ternyata istri beliau tidak tahu tentang doa yg dibaca abahnya di rumah. Padahal Kiai Masduqie sudah janji.

Habis isya’ saat beliau harus wiridan membaca dalail, beliau menemukan hadits tentang shalawat. Inti hadits tersebut kurang lebih, “Siapa yang baca shalawat sekali, Allah beri rahmat sepuluh. Baca shalawat sepuluh, Allah beri rahmat seratus. Baca shalawat seratus, Allah beri rahmat seribu. Tidak ada orang yang baca shalawat seribu, kecuali Allah mengabulkan permintaanya.”

Setelah mencari di berbagai kitab, ketemulah hadits tersebut sebagai jawabannya. Lalu belaiu pun bangun di  tengah malam, mengambil air wudlu dan air segelas, setelah itu membaca shalawat seribu kali. ALLAHUMMA SHALLI WA SALLIM ‘ALA SAYYIDINÂ MUHAMMAD.

Setelah beliau selesai membaca seribu shalawat, beliau berdoa, ”ALLAHUMAJ’AL HADZAL MA’ DAWÂ-AN LIMAN SYARABAHU MIN JAMÎ’IL AMRÂDH”. Arti doa tersebut, “Ya allah, jadikanlah air ini sbg obat dari segala penyakit bagi peminumnya”. Lalu meniupkan ke air gelas dan baca shalawat satu kali lagi. Di pagi hari, diberikanlah air tsb kepada orang yg memintanya.

Setelah tiga hari, ada berita dari orang tsb bahwa si penderita penyakit sudah sembuh setelah meminum air dari Kiai Masduqie. Padahal, sakitnya sudah empat bulan dan belum ada obat yg bisa menyembuhkan. Dokter pun sudah tidak sanggup menangani penyakit yg diderita orang ini dan menyarankan untuk mencari obat di luar. Anehnya, pemberi kabar itu mengatakan bahwa Kiai Masduqie selama tiga hari itu mengelus2 perut orang yg sakit.

Mengelus2 perut? Tentu saja tidak, apalagi si penderita penyakit adalah perempuan yg bukan mahramnya. Hal itu juga mustahil karena Kiai Masduqie selama tiga hari di rumah saja. Berkat shalawat, atas izin Allah penyakitnya sembuh.

Sejak peristiwa itu di Kalimantan timur, Kiai Masduqie terkenal sbg guru agama yg pintar nyuwuk. Sampai penyakit apa saja bisa disembuhkan. Jika beliau tidak membacakan shalawat, ya istri beliau mengambilkan air jeding, yg sudah dipakai untuk wudlu. Ya sembuh juga penyakitnya. Inilah pengalaman shalawat Kiai Masduqie ketika dinas di Kalimantan.

Cerita lain, suatu ketika beliau harus ke Samarinda dgn naik kapal pribadi milik Gubernur Aji Pangeran Tenggung Pranoto. Dalam pertengahan perjalanan melalui laut, tepatnya di Tanjung Makaliat kapal yg diinaikinya terkena angin puting beliung. Maka goyang2lah kapal tsb. Kiai Masduqie sadar, berwudlu, lalu naik ke atas kapal. Beliau ajak para awak kapal untuk mengumandangkan adzan agar malaikat pengembus angin dahsyat tsb berhenti. Lalu berhentilah angin tsb. Inilah salah satu pengalaman shalawat Kiai Masduqie.

“Kalau ada orang menderita penyakit aneh2, datang ke Mergosono, insya Allah saya bacakan shalawat seribu kali. Kalau ndak mempan sepuluh ribu kali, insyaallah qabul,” kata Kiai Masduqie saat pengajian di Majelis Riyadul Jannah.

“Berkat shalawat Nabi, sampean tahu sekarang, saya bangun pondok sampai tingkat tiga, nggak pernah minta sokongan dana masyarakat, mengedarkan edaran, proposal nggak pernah. Modalnya hanya shalawat saja. Uang yg datang ya ada juga, tapi nggak habis2. Itu berkat shalawat,” lanjut Kiai Masduqie dalam pengajiannya.

Kisah lainnya, suatu ketika, seorang bidan mengadu kepada Kiai Masduqie tentang suaminya yg pergi meninggalkannya karena terpikat dgn wanita lain. Ia berharap suaminya bisa kembali. Abah, demikian para santrinya menyapa, menjawab bidang tsb dgn tegas menganjurkan untuk baca shalawat. Bidan pun secara istiqamah mengamalkannya, dan dalam selang beberapa lama suaminya kembali seraya bertobat.

Kiai Masduqie memiliki sembilan putra/putri ini yang di samping sarjana juga bisa membaca kitab semua. Saat anak beliau ada yg mau ujian, di samping putranya juga disuruh baca shalawat, belaiu juga membacakan shalawat untuk kelancaran dan kesuksesan putra-putrinya.

Kiai Masduqie pernah dawuh, ”Berkat shalawat Nabi SAW, semua yang saya inginkan belum ada yg tidak dituruti oleh Allah. Belum ada permintaan yg tidak dituruti berkat shalawat Nabi. Semua permintaan saya terpenuhi berkat shalawat”.

Monday 19 October 2020

Menikahi Wanita Anak Bungsu “ Anak Terakhir “

1. Ketika menikah dengan anak terakhir, jangan bandingkan dia lagi dengan siapapun. Biarkan dia menjadi dirinya sendiri dengan tetap mengingatkan kekurangannya. Di keluarganya dia telah dituntut cukup berat agar seperti kakak-kakaknya. 

2. Di waktu kecil dimanja. Menginjak remaja dia dituntut mandiri dengan segera. Ketika menikah dengannya, pahami naluri manjanya. Akui ketika dia mencoba mandiri dan hargai usahanya. Karena dia butuh diakui dan dihargai oleh pasangannya.

3. Berikan kepercayaan dan tanggung jawab padanya. Di kehidupannya, orang tua seringkali lebih percaya ketika tanggung jawab diberikan pada anak pertama. Maka denganmu, berikan dia kepercayaan dan tanggung jawab penuh sebagai istri yang baik. Dia akan membuktikan bahwa dia bisa diandalkan dan dipercaya.

4. Anak terakhir perempuan itu menyenangkan. Terkadang dia manja, cemburuan, ngambekan. Itu untuk mencari perhatian pasangannya.

Kebanyakan laki-laki menyukai perempuan yang manja dan selalu membutuhkan suaminya. Karena naluri laki-laki yang kuat dan melindungi cocok dengan sisi perempuan yang lemah. Berikan dia kasih sayang yang tulus karena itulah yang Ia butuhkan.

5. Hatinya tak seteguh karang. Jangan membentak karena Ia lembut dan rapuh. Berikan pundakmu saat dia butuh sandaran. Usap airmatanya ketika ada hal yang membuat kelembutan hatinya tersentuh.

Untukmu anak terakhir perempuan. Dalam hal jodoh seringkali kamu tak boleh melangkahi kakak-kakakmu. Jika benar begitu, bersabarlah dalam penantianmu dan teguhlah di jalan yang lurus.

Semoga dia yang kamu pilih mampu mengerti dan tak menuntut kondisimu. Mampu mengimbangi gejolak emosi dalam dirimu. Mampu melindungi sisi lemahmu. Dan mampu membimbingmu ke jalan yang lurus.

Bawang Lanang “ Bawang Bujul “

Bawang lanang ( Garlik ),dapat dibeli dipenjual bumbu atau dutukang penjual jamu godog.

Diantaranya adalah untuk mengobati berbagai penyakit dalam, seperti paru paru jantung, dan lumpuh, bawang lanang juga sangat baik dikonsumsi oleh pecandu rokok agar paru paru dan tenggorokan tidak mengalami kerusakan.

Bawang lanang bisa dikonsumsi mentah maupun matang. Dalam pengobatan khusus kanker bawang lanang digunakan sebagai salah satu campuran pokok dalam herbal tersebut.  

Allahumma asfi marodi wamma roddi attani bibarokati asmaika ya Allah 21x.

Bawang lanang juga mempunyai daya kekuatan setelah di isi dengan doa, dan memiliki kekuatan setara dengan susuk intan.

Bismillahirrohmanirrohim

Laqodja akum rosulum min anfusikum 'azizun 'alaihima 'anitum harisun bil mu minina roufur rohim 7x. ( untuk bacaan lebih akuratnya silahkan buka al qur'an ) susuk kramat bawang lanang jaman dulu digunakan oleh para pemain sepak bola dan para petarung sepak bola. 

Semoga bermanfaat

Gadis Kecil Mendapat Karomah Berkah Sholawat

Kisah Singkat Kitab Dalailul Khairat

Dikisahkan pada suatu hari Syekh Imam Al Jazuly pergi safar pada suatu daerah, seketika beliau berhenti sebab waktu sholat telah tiba, ketika hendak berwudhu seorang gadis kecil yang sedang bermain melihat Syeikh terlihat kebingungan karena mendapati sumur yang telah kering airnya.

“ Wahai Tuan, Engkau siapa…? Apa yang akan kau lakukan…? ” tanya seorang gadis kecil yang sedang memperhatikan Syekh kebingungan.

Sang Syeikh pun memperkenalkan dirinya, " Saya Muhammad bin Sulaiman Al Jazuly, saya sedang mencari air untuk berwudlu namun sumur ini kering ".

“Oh, jadi engkau yang dipuji-puji banyak orang akan kebaikanmu, tapi untuk mengeluarkan air dari sumur saja kebingungan…? ” kata si gadis kecil.

Si gadis kecil, ini pun mendekati sumur lalu meludah ke dalam sumur. Mendadak sumur yang tadinya kering kerontang mengeluarkan air dengan derasnya hingga meluber keluar.

Alangkah takjubnya Sang Syeikh dengan kejaiban yang dilakukan gadis kecil ini.

Selesai berwudhu, Imam Al Jazuly pun bertanya pada si Gadis,

“ Demi Allah, apa yang kau lakukan sehingga kau mendapatkan kedudukan dan kemulyaan seperti in…i? Anak siapakah engkau nak…? Apa yg biasa kau amalkan sehari-hari…? "

Jawab gadis kecil,

" Aku bukan anak siapa² kedua orangtuaku biasa saja sama seperti yang lainnya. Hanya saja aku selalu bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. "

Sebab itu, Sang Syekh berjanji akan menulis kitab bacaan shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad Saw, dan sekarang kitab itu di kenal dengan Dalailul Khoirot yang tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Beliau adalah Syeikh Al Imam Muhammad bin Sulaiman Al Jazuly Radhiallahu ‘anhu.

Makamnya yang tidak pernah sepi dari peziarah terletak di kota Marrakesh, Maroko. Bau harum misik yang terpancar dari makamnya adalah sebab banyaknya bershalawat kepada Kanjeng Baginda Nabi MUHAMMAD SAW

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﺻﺤﺒﻪ ﺳﻠﻢ

Allahumma sholli alaa sayyidina Muhammad wa aalihi wa shohbihi wasallim.

Sunday 18 October 2020

Fenomena Monkey Business

 Dibaca, disimak dan dimengerti…

Masih ingat tanaman gelombang cinta yang harganya jutaan, sampai puluhan juta…?

Masih ingat batu akik yang harganya puluhan juta hingga ratusan juta…?

Jangan tergoda…

Why….?

Karena hanyalah " Monkey Business "

Monkey business atau bisnis monyet adalah sebutan untuk sebuah perumpamaan strategi bisnis untuk merugikan orang lain dan menguntungkan diri sendiri.

Monkey bussiness termasuk dalam dirty business yang sebaiknya dihindari oleh orang yang ingin belajar berwirausaha.

Gambaran soal monkey Bussiness :

Suatu hari di sebuah desa, seorang yang kaya raya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp. 50,000,- per ekor. Padahal monyet disana sama sekali tak ada harganya karena jumlahnya yang banyak dan kerap dianggap sebagai hama pemakan tanaman buah-buahan.

Para penduduk desa yang menyadari bahwa banyak monyet disekitar desa, pun kemudian mulai masuk hutan dan menangkapinya satu persatu.

Kemudian si Orang Kaya membeli ribuan ekor monyet dengan harga Rp 50,000,- .

Karena penangkapan secara besar-besaran akhirnya monyet-monyet semakin sulit dicari, penduduk desa pun menghentikan usahanya untuk menangkapi monyet-monyet tersebut..

Maka si Orang Kaya pun sekali lagi kembali untuk mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp 100,000 per ekor. Tentu saja hal ini memberi semangat dan " angin segar " bagi penduduk desa untuk kemudian mulai untuk menangkapi monyet lagi.

Tak berapa lama, jumlah monyet pun semakin sedikit dari hari ke hari dan semakin sulit dicari, kemudian penduduk pun kembali ke aktifitas seperti biasanya, yaitu bertani.

Karena monyet kini telah langka, harga monyet pun meroket naik hingga Rp 150,000,- / ekornya. Tapi tetap saja monyet sudah sangat sulit dicari.

Sekali lagi si Orang Kaya mengumumkan kepada penduduk desa bahwa ia akan membeli monyet dengan harga Rp 500,000,- per ekor…!

Namun, karena si Orang Kaya harus pergi ke kota karena urusan bisnis, Asisten pribadinya akan menggantikan sementara atas namanya.

Dengan tiada kehadiran si Orang Kaya, si Asisten pun berkata pada penduduk desa: " Lihatlah monyet-monyet yang ada di kurungan besar yang dikumpulkan oleh si orang kaya itu. Saya akan menjual monyet-monyet itu kepada kalian dengan harga Rp 350,000,- / ekor dan saat si Orang Kaya kembali, kalian bisa menjualnya kembali ke si Orang Kaya dengan harga Rp 500,000,-, bagaimana...? "

Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan uang simpanan mereka, menjual aset bahkan kredit ke bank dan membeli semua monyet yang ada di kurungan.

Namun...

Kemudian...

Mereka tak pernah lagi melihat si Orang Kaya maupun si Asisten di desa itu…!

Itulah yang dikatakan orang sebagai " Monkey Bussiness "

Hati-hati ya teman teman, jangan terjebak " Monkey Business "

 

Strategi seperti ini biasanya di lengkapi juga dengan propaganda bisnis yang luar biasa dengan cara pameran pameran, seminar seminar dan event besar dengan harga harga yang menggiurkan sehingga masyarakat banyak yang tertarik untuk ikut bermain di dalamnya padahal di event itu aktornya adalah para orang orang kapitalis yang bersandiwara untuk memikat masyarakat banyak.

Jangan tergiur profit yang tidak masuk akal.

Monday 5 October 2020

Tersenyum Saat Shalat

Suatu hari Baginda Nabi tersenyum saat shalat. Ketika hal itu ditanyakan pada Beliau, Beliau pun berkisah :

" Mīkāīl lewat di hadapanku, lalu tertawa kepadaku. Akupun tersenyum kepadanya ".

 Oleh karena itu tersenyum saat shalat itu tidak membatalkan, karena tersenyum itu tidak mengeluarkan suara.

Berbeda dengan tertawa, kalau sampai keluar dua huruf atau lebih, atau satu huruf tapi sudah memahamkan, maka membatalkan shalat.

Demikianlah sebagaimana dikisahkan oleh imām Al-Baijūriy rahimahulāh dalam hāsyiyahnya 

Bersumpah Dengan Selain Asmā' Allāh Dan Sifat²Nya

Bersumpah dengan selain Nama-Nama Allāh dan Sifat-Sifat-Nya dan konsekuensi hukumnya, terbagi menjadi tiga :

1. Menyengaja bersumpah dengan selain Allāh, tetapi tidak ber-i'tiqād ( percaya ) adanya keagungan pada " mahlūf bih " ( yang dipakai bersumpah ) seperti halnya keagungan pada dzat Allāh. Hukumnya Makruh, dan tidak menyebabkan kufur.

2. Menyengaja bersumpah dengan selain Allāh, dan ber-i'tiqād adanya keagungan pada " mahlūf bih " seperti halnya keagungan pada dzat Allāh. Menyebabkan Kufur.

3. Lisan terucap bersumpah dengan selain Allāh tetapi hati tidak menyengaja bersumpah dengan selain Allāh. Tidak Makruh.

مسألة: الحلف بغير أسمائه تعالى وصفاته

🖌قال الشافعي - رضي الله تعالى عنه -: (ومن حلف على شيء بغير الله.. فهي يمين #مكروهة ).

وجملة ذلك: أنه إذا حلف بغير الله؛ بأن حلف بأبيه، أو بالنبي - صلى الله عليه وسلم -، أو بالكعبة، أو بأحد من الصحابة.. فلا يخلو من ثلاثة أقسام:

🖌١-أحدها: أن يقصد بذلك قصد اليمين، ولا يعتقد في المحلوف به من التعظيم ما يعتقده بالله تعالى، #فهذايكرهلهذلكولا_يكفر؛

🖌٢-القسم الثاني: أن يحلف بذلك، ويقصد قصد اليمين، ويعتقد في المحلوف به من التعظيم ما يعتقده في الله، #فهذايحكمبكفره؛ لما روى ابن عمر: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال:من حلف بغير الله.. فقد كفر» . وروي: " فقد أشرك ".

🖌٣-القسم الثالث: أن يجري ذلك على لسانه من غير قصد إلى الحلف به.. #فلا_يكره. ١

بل يكون بمعنى لغو اليمين، وعلى هذا يحمل «قول النبي - صلى الله عليه وسلم - للأعرابي الذي قال: والله لا أزيد عليها ولا أنقص، فقال النبي - صلى الله عليه وسلم -: " أفلح وأبيه إن صدق» ( صحیحمسلم )

وكذا «قوله - عليه الصلاة والسلام - في خبر أبي العشراء الدارمي: " وأبيك، لو طعنت في فخذها.. لأجزأك». ٢

📚 ١- روضة الطالبین للنووی

📚 ۲- البیان فی مذهب الامام الشافعی

 

‏‏‎

Perintah Kaisar Naga : 3923 - 3925

 Perintah Kaisar Naga. Bab 3923-3925 Buat rekan Tao yg mau buat akun rekening SeaBank, hanya dengan No. HP bisa ikutin link di bawah ini yaa...