Monday, 14 July 2025

5 Kesalahan Saat Belajar yang Membuat Otakmu Gak Nyerap Apa-apa


5 Kesalahan Saat Belajar yang Membuat Otakmu Gak Nyerap Apa-apa


Menurut riset Roediger dan timnya di Washington University, banyak metode belajar yang populer-seperti membaca ulang dan highlight-sebenarnya tidak efektif memperkuat ingatan jangka panjang. Otak manusia justru menyerap informasi lebih baik saat menghadapi kesulitan kecil saat belajar, bukan saat serba nyaman.


Kita hidup di era penuh akses informasi. Video tutorial, e-book, podcast edukatif, semua tersedia cuma sejauh jari. Tapi anehnya, makin banyak belajar, makin sedikit yang nyangkut. Kenapa?


Karena ternyata, bukan seberapa banyak kamu belajar, tapi bagaimana kamu belajar. Kebanyakan orang tidak sadar bahwa mereka justru melakukan pola belajar yang nyaman, bukan efektif. Dan saat hasilnya nihil, mereka menyalahkan diri sendiri, bukan metodenya.


Ini saatnya buka mata. Jangan biarkan otakmu disuruh kerja keras dengan cara yang salah.


1. Terlalu sering baca ulang materi


Kedengarannya rajin, kan? Tapi membaca ulang tanpa menguji diri itu mirip nonton film yang sama berulang-ulang dan berharap kamu jadi aktor utama. Dalam Make It Stick, dijelaskan bahwa otak lebih aktif saat dipaksa mengingat, bukan saat pasif menerima ulang.


Jadi, alih-alih membaca catatan berulang kali, coba tutup bukumu dan jelaskan ulang pakai bahasamu sendiri. Kalau kamu bisa menerangkan tanpa ngintip, itu tandanya otakmu benar-benar menyerap.


2. Belajar dalam satu sesi panjang tanpa jeda


Ini kesalahan yang sering dilabeli "fokus". Padahal, belajar nonstop selama 3 jam bisa bikin otak jenuh dan kehilangan efektivitas. The Art of Learning menekankan pentingnya "ritme kerja-istirahat" untuk performa mental jangka panjang.


Contoh nyatanya? Saat kamu belajar 30 menit lalu break 5 menit untuk gerak, otak punya kesempatan menyegarkan jaringan neuron. Itu jauh lebih baik dibanding duduk 2 jam tanpa henti sambil berharap semua materi masuk ke kepala.


3. Belajar terlalu nyaman dan mulus


Kalau kamu selalu belajar di tempat yang sama, pakai cara yang sama, dan gak pernah ngerasa "berat", tandanya kamu main aman. Dan itu gak bagus. How We Learn menjelaskan bahwa otak justru belajar paling efektif saat menghadapi "gangguan kecil".


Misalnya belajar di tempat berbeda, mengacak urutan materi, atau mengerjakan soal sebelum membaca catatan. Otakmu dipaksa fleksibel dan kreatif. Dan justru di situ proses belajar jadi lebih kuat.


4. Tidak menguji pemahaman dengan pertanyaan sulit


Banyak orang baru tahu mereka belum paham saat ujian tiba. Kenapa? Karena gak pernah "ngetes" dirinya sendiri. Make It Stick menekankan bahwa retrieval practice-mengambil informasi dari memori tanpa bantuan adalah kunci penguatan belajar.


Cara praktisnya? Setelah belajar, tutup semua materi dan tulis 3 pertanyaan sulit seputar apa yang kamu pelajari. Jawab dengan jujur. Kalau gak bisa, berarti otakmu belum benar-benar menguasai.


5. Fokus pada hafalan, bukan makna


Menghafal definisi memang terlihat produktif, tapi pemahaman jauh lebih penting. Otak manusia bukan mesin rekam. Dalam The Art of Learning, Waitzkin menekankan pentingnya konteks dan makna saat belajar. Kalau kamu cuma. menghafal tanpa mengerti "kenapa dan bagaimana", maka kamu rawan lupa seketika.


Misalnya kamu tahu rumus, tapi gak tahu kenapa rumus itu ada. Begitu soal sedikit diubah, kamu bingung. Tapi kalau kamu paham logika rumusnya, kamu bisa improvisasi bahkan saat format soalnya berubah.


Otak kita bukan malas, la hanya menolak bekerja dalam sistem yang salah. Lima kebiasaan belajar di atas terlihat "produktif", padahal bikin lelah dan kosong.


Sekarang waktunya kamu evaluasi cara belajarmu. Mana dari lima kesalahan di atas yang diam-diam kamu lakukan setiap hari?


Tulis di kolom komentar dan share ke temanmu yang lagi giat belajar, supaya mereka gak buang-buang waktu juga.




.

No comments:

Post a Comment