Thursday, 14 June 2018

Tradisi Mudik


Menyangkal Wahabi yang melarang tradisi mudik dan mengatakan bid'ah.

ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺪِﻡَ ﻣِﻦْ ﺳَﻔَﺮٍ ﻓَﻨَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻰ ﺟُﺪْﺭَﺍﻥِ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ، ﺃَﻭْﺿَﻊَ ﺭَﺍﺣِﻠَﺘَﻪُ ، ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺩَﺍﺑَّﺔٍ ﺣَﺮَّﻛَﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺣُﺒِّﻬَﺎ

" Dari Anas RA, bahwasanya Nabi SAW apabila kembali dari berpergian, beliau melihat dinding kota Madinah, kemudian Beliau mempercepat lari ( onta ) kendaraanya, apabila Beliau menaiki kendaraan lain ( keledai atau kuda ) maka Beliau menggerak-gerakannya karena kecintaanya kepada Madinah. "
( HR Al Bukhari )

Apa yang dilakukan Rasulullah SAW ketika kembali dari bepergian tersebut, ada penjelasan dalam " Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari " :

ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚِ ﺩَﻟَﺎﻟَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﻀْﻞِ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣَﺸْﺮُﻭﻋِﻴَّﺔِ ﺣُﺐِّ ﺍﻟْﻮَﻃَﻦِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻨِﻴﻦِ ﺇِﻟَﻴْﻪِ

" Hadits tersebut menunjukan keutamaan Madinah dan disyariatkannya mencitai tanah air ( kampung halaman ) serta merindukannya ".

Ibnu Hajar al-Asqalani
Fathul Bari Syarhu Shahihil Bukhari
Juz III, hal 621

Dari penjelasan singkat tersebut maka setidaknya dapat ditarik kesimpulan bahwa mencintai tanah air ( kampung halaman ) merupakan karakter dasar manusia, di samping itu juga dianjurkan oleh syara'

Sehingga kesimpulan sederhanya adalah, bahwa mencintai tanah air ( kampung halaman ) bukan hanya karena tabiat atau karakter semata, tetapi juga lahir dari bentuk adanya ke-Imanan dan kesadaran mengikuti sunnah Rasulullah SAW, sehingga sah-sah saja apabila setiap tahun menjelang Hari Raya Idul Fitri, saudara saudara se-Iman tidak pernah melewatkan tradisi Mudik, karena ada rasa rindu terhadap kampung halaman dan kecintaan terhadap Tanah Air.

Ayo Mudik Untuk Silaturrohmi…

No comments:

Post a Comment